Featured

Friday, August 21, 2020

Yang Maha Besar Yang Maha Agung





Penjelasan mengenai sifat Al Kabir (Maha Besar) dan Al Adzim (Maha Agung) ini terdapat dalam beberapa ayat Al Qur'an, diantaranya : 


ذَٰلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ

" Demikianlah, karena sesungguhnya Allah, Dialah Tuhan yang sebenarnya dan apa saja yang mereka seru selain Allah adalah batil. Dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Mahatinggi, Mahabesar."   (Q.S.31 Lukman: 30)

Q.S. Al Mukmin: 12


اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ ۖ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

" Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, yang terus-menerus mengurus makhluk-Nya, tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Mahatinggi, Mahabesar."  (Q.S.2 Al Baqarah: 255)



فَسَبِّحْ بِاسْمِ رَبِّكَ الْعَظِيمِ

" Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Mahaagung." (Q.S. Al Haqqah: 52)

Makna Al Kabir dan al Adzim adalah dzat yang memiliki kebesaran dan keagungan.

Dalam salah satu hadis qudsi, Allah SWT berfirman, " Kebesaran adalah selendang-Ku, sedangkan keagungan adalah sarung-Ku, maka siapa yang menyaingi Aku dalam salah satu diantara keduanya, Aku akan campakkan orang itu ke dalam neraka." 

Hadis ini bermakna, makhluk manapun tidak boleh merasa besar dan agung, karena kebesaran dan keagungan hanya milik Allah. Dan Allah akan mencampakkan orang yang merasa besar dan agung, karena hal tersebut termasuk ke dalam menyaingi Allah.

Makna Al Kibriya dan Al Adzamah (Maha Kebesaran dan Maha Keagungan) ada 2, yaitu :

1. Kembali kepada sifat Allah SWT, bahwa kepunyaan-Nya lah seluruh makna-makna keagungan dan kemuliaan. 
Seperti sifat kekuatan, kegagahan, kesempurnaan dalam hal kekuasaan, keluasan ilmu dan sifat-sifat lain yang mengandung keagungan dan kebesaran termasuk dari aspek dzat. Allah sangat besar dalam hal dzat.
Sebagaimana dijelaskan di dalam Al Qur'an, bahwa salah satu tanda kebesaran Allah adalah langit dan bumi yang tujuh beserta seluruh isinya berada dalam tangan Allah SWT. 


 تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

" Mahasuci Allah yang menguasai (segala) kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu," (Q.S. Mulk: 1)


وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَالْأَرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَالسَّمَاوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ ۚ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ

"Dan mereka tidak mengagungkan Allah sebagaimana mestinya, padahal seluruh bumi ada dalam genggaman-Nya pada hari Kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Mahasuci Allah dan Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan."  (Q.S.39 Az-Zumar : 67)

Nabi pernah berdoa dlm ruku dan sujudnya, " Maha suci Allah pemilik Al Jabarut (kekuasaan), Al Malakut (kerajaan), Al Kibriya (kebesaran), Al Adzoma (keagungan)."

2. Kembali kepada diri si Hamba, seluruh makhluk. 
Maknanya, tidak ada satupun di alam jagat raya ini yang layak dibesar-besarkan, diagung-agungkan, dimuliakan, dan lainnya. Maka wajib lah setiap Hamba mengagungkan Allah dengan hati mereka, dengan lisan mereka, dengan amal mereka, dengan cara mengerahkan segenap kemampuan untuk mengenal Allah dengan sejauh yang mereka bisa, mencintai Allah, kemudian menghinakan diri dihadapan Allah, takut kepada Allah. 

Diantara salah satu bentuk mengagungkan Allah SWT yaitu : 

  • Hendaklah Allah ditaati dan tidak didurhakai, 
  • Hendaklah Allah selalu diingat dan tidak diabaikan tidak dilupakan, 
  • Hendaklah Allah itu selalu disyukuri seluruh nikmat-nikmat Nya dan tidak dikufuri. 

Termasuk diantara bentuk nyata memuliakan dan mengangungkan Allah adalah :

  • Tunduk kepada seluruh syariat-Nya, hukum-hukum Nya, 
  • Tidak membandingkan/meyandingkan Allah dengan sesuatupun dari makhluk-Nya atau tidak menandingi syariat Allah dengan syariat-syariat lainnya. 
  • Menganggungkan dan menghormati apapun yang diagungkan dan dihormati oleh Allah, baik itu waktu yang diagungkan Allah, seperti bulan haram, Ramadhan, Lailatul Qadar, dll, juga tempat yang diagungkan Allah, seperti Masjidil Haram, Masjidil Aqsa, Mesjid Nabawi,dll. Juga pribadi yang diagungkan Allah, seperti para Nabi, para Rasul, para Shalihin, para sahabat Nabi. Dan juga amal-amalan yang diagungkan Allah, yaitu amal shaleh dan seluruh amal ibadah. 

Ibadah ruh nya adalah pengangungan kepada Allah SWT dan membesar-besarkan Allah SWT. Oleh krn itu, disyariatkan melaksanakan takbir dalam sholat sejak pembukaan, setiap perpindahan gerakan, sampai akhir. Untuk mengingatkan hamba tentang keMaha Agungan, keMaha Besaran Allah ditengah-tengah sholat. Maknanya, ketika sholat hanya Allah lah satu-satunya yang layak diingat, diagungkan dan diprioritaskan, sehingga tidak akan memikirkan urusan-urusan dunia didalam sholat. Dalam kata lain, urusan-urusan diluar sholat tidak akan dimasukkan kedalam sholat. 
Bahkan bukan hanya didalam sholat Allah perintahkan untuk bertakbir, tetapi dalam ibadah lain. Salah satunya setelah selesai shaum Ramadhan, kita bertakbir mengagungkan Allah. Juga ketika Haji, Allah memerintahkan takbir..

لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ ۖ فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْبَائِسَ الْفَقِيرَ

" Agar mereka menyaksikan berbagai manfaat dan menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan atas rezeki yang telah diberikan-Nya kepada mereka berupa hewan ternak. Makanlah sebagian dari hewan itu dan berikanlah sebagian lagi untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir."  (Q.S.22 Al-Hajj : 28)

Dengan demikian, jelaslah kedudukan takbir dan kemuliaan dari takbir ini dan betapa agungnya kedudukan takbir dalam agama ini. Oleh karena itu takbir bermakna, bahwa Allah lebih besar dari segala sesuatu dalam pandangan seorang Hamba. 
Dengan demikian, jelas pula makna Allahu Akbar. Bahwa tidak ada yang mendekati kebesaran Allah, bahkan amat sangat jauh.

Oleh karena itu, dikatakan lafadzh yang paling sempurna di kalangan orang Arab tentang makna keagungan, kemuliaan Allah SWT adalah Allahu Akbar. Maknanya, sifati dan yakini bahwa Allah SWT lebih besar dari segala sesuatu. Jadi takbir maknanya takdzim, tapi tidak sinonim. antara takbir dan takdzim tidak sinonim. Makna antara Al Kabir dan Al Adzim juga tidak sinonim. Al Kabir lebih sempurna, lebih mulia dari Al Adzim. Al Kibria lebih sempurna daripada Al Adzhomah, karena setiap Al Kibria mengandung Al Adzim dan ada makna tambahan. 

Sebagaimana perkataan Imam Tirbiyah Rahimahullah, "dalam ucapan Allahu Akbar terkandung penetapan tentang keagungan Allah. Karena kemahabesaran pasti didalamnya mencakup keagungan. Akan tetapi kemahabesaran itu lebih sempurna dari kemahaagungan."

Oleh karena itulah, ada lafadzh-lafadzh yang disyariatkan di dalam sholat, di dalam adzan, di dalam qamat dengan ucapan Allahu Akbar. Karena ucapan Allahu Akbar lebih sempurna dari Allahuadzom. Maka ucapan takbir Allahu Akbar dalam sholat tidak bisa diganti dengan yang lainnya.

Yang perlu diperhatikan dan tidak boleh dilalaikan, yaitu :
1. Setiap muslim bila meyakini dan beriman bahwa Allah SWT lebih besar dari segala sesuatu, dan segala sesuatu sebesar apapun, sehebat apapun, amat sangat super kecil dibanding kemahabesaran Allah dan keagungan-Nya, maka dia akan mengetahui dengan seyakin-yakin nya bahwa kemahabesaran Allah dan keagungan-Nya, kemuliaan-Nya dan kesempurnaa-Nya dan seluruh sifat-sifat Nya adalah tidak mungkin terjangkau oleh akal dan tidak mungkin terjangkau oleh mata dan fikiran kita. Hal ini karena saking agung dan besarnya Allah dan saking terbatas dan lemahnya kita.
Allah berfirman, "Katakan oleh Kamu, segala puji bagi Allah yang tidak memiliki anak dan tidak memiliki sekutu dalam kekuasaan-Nya ini, dan Dia pun tidak mempunyai pelindung. Maka besarkan Dia dengan sebesar-besarnya."

2. Siapa yang mengetahui isi kandungan dua nama ini, Al Kabir dan Al Adzhim, pasti dia akan merasa hina dihadapan Allah, merasa tak berarti apa-apa dihadapan Allah, dan akan menujukan segala jenis ibadah hanya kepada Allah, bukan kepada sesama makhluk. Dan pasti akan meyakini bahwa Allah satu-satunya yang berhak untuk memperoleh seluruh jenis amalan yang kita lakukan. Dan dia pun akan mengetahui bahwa seluruh orang musyrik yang menyembah kepada selain Allah, mereka tidak mengagungkan Allah dengan sebenar-benarnya pengagungan, padahal Allah lah satu-satunya yang Maha Agung, sebagaimana disebutkan dalam Al Qur'an Surat Az-Zumar(39) : 67 dan Surat Nuh (71) : 13-20.

Maka diantara seburuk-buruk kedzaliman adalah memberikan hak yang dimiliki oleh Allah kepada makhluk selain Allah. Yaitu dengan menyembah/beribadah kepada patung-patung berhala, jin/syetan, ruh-ruh yang jasadnya sudah mati, dan lain sebagainya.

Sumber :
Kajian Tarbiyah Sunnah Online
Fiqih Asmaul Husna 
Ust. Abu Haidar As Sundawy

Sunday, August 2, 2020

Berharap Hanya Pada Allah





Saat segala sesuatu berjalan tidak sesuai dengan harapan kita, saat tidak ada seorangpun yang mau menolong kita dari kesulitan, saat segala kebaikan kita tidak dihargai, saat kita diabaikan dan dianggap tidak penting, saat segenap perhatian dan kasih sayang kita untuk seseorang tidak dibalas dengan hal yang sama bahkan tidak dianggap, saat seseorang yang kita harapkan dapat menjadi teman berbagi cerita sekedar hanya untuk meringankan beban dihati, tetapi dia tidak pernah peduli pada kita, wajarkah jika kita merasa kecewa?
Selintas terbersit perasaan wajar saja jika kita kecewa dan merasa sedih.. tetapi sebenarnya mungkin yang membuat kita menjadi kecewa itu adalah kita berharap sesuatu darinya. Berharap ingin dibantu, ingin diperhatikan, ingin sekali-sekali disapa duluan, ingin dia bisa mengerti perasaan kita, dan ingin-ingin lainnya yang semua itu berupa harapan kita kepadanya..

Jadi.. memang benarlah adanya, bahwa sebaik-baik tempat kita berharap hanyalah pada Allah SWT. Sebaik-baik tempat kita curhat hanyalah pada Allah. Karena hanya Allah lah yang paling mengerti perasaan kita, paling mengetahui apa yang kita butuhkan, paling setia dan sabar mendengarkan segala curhatan kita mau sepanjang apapun curhatan kita kepada-Nya, Allah pasti mendengarkan bahkan jika kita tetap sabar dan terus berprasangka baik serta berharap pada Allah, Allah pasti akan memberikan jalan keluar yang terbaik bagi masalah kita.. sedangkan berharap pada makhluk (manusia) hanya akan mendatangkan perasaan kecewa dan sedih.. Hal ini bisa kita lihat di dalam Al Qur'an :



وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَارْغَبْ

" dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap." (Q.S.94 Asy-Syarḥ : 8)


وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا

" ..Dan barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia menjadikan kemudahan baginya dalam urusannya." (Q.S.65 Aṭ-Ṭalāq : 4)

Mungkin, satu-satunya cara agar kita tidak kecewa hanyalah dengan keikhlasan hati. Lakukan segala sesuatu dengan ikhlas, dengan mengharap hanya keridhoan Allah pada kita. Kebaikan kita, rasa sayang kita, ketulusan kita dalam memberi kepada siapapun, berharaplah kita akan mendapatkan keridhoan Allah dengan melakukan segala kebaikan dan ketulusan kita tersebut. Sehingga jika semua kebaikan kita tersebut tidak dibalas oleh manusia, kita akan terhindar dari rasa kecewa, karena kita yakin Allah maha mengetahui niat baik kita dan yakin bahwa Allah tidak pernah ingkar janji.

Semoga Allah memberikan kekuatan pada kita untuk selalu menjaga hati dari berharap selain kepada-Nya.. Aamiin Yaa Rabbal Alaamiin..

(SELF REMINDER)

Sumber gambar : google
Copyright © 2015 Catatan Kajian Majelis Taklim Bandung
| Distributed By Gooyaabi Templates