Featured

Tuesday, November 10, 2020

Memahami Makna Rabb





Penjelasan mengenai Ar Rabb ini banyak sekali dalam Al Qur'an, diantaranya adalah sebagai berikut :


قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ


"Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam." (Q.S.6 Al-An'Am: 162)


قُلْ أَغَيْرَ اللَّهِ أَبْغِي رَبًّا وَهُوَ رَبُّ كُلِّ شَيْءٍ ۚ وَلَا تَكْسِبُ كُلُّ نَفْسٍ إِلَّا عَلَيْهَا ۚ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ ۚ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّكُمْ مَرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ


"Katakanlah (Muhammad), "Apakah pantas aku mencari tuhan selain Allah, padahal Allah-lah Tuhan bagi segala sesuatu? Setiap perbuatan dosa seseorang, merupakan tanggung jawab dirinya sendiri. Seseorang tidak akan memikul beban dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitahukan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan." (Q.S.6 Al-An'Am : 164)


وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ


"Kamu tidak dapat menempuh jalan itu, kecuali Allah yang menghendakinya, Tuhan seluruh alam."  (Q.S.81 At atkwir : 29)


سَلَامٌ قَوْلًا مِنْ رَبٍّ رَحِيمٍ


"Kepada mereka dikatakan, "Salam," sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang." (Q.S.36 Ya'Sin : 58)



Makna Rabb adalah pemilik Al Rububiyah terhadap seluruh makhluknya, baik menciptakan, menguasai, melaksanakan atau mengatur seluruh alam ini. Mengatur seluruh kehidupan di alam jagat raya ini.


Rabb ini memiliki banyak makna, bukan hanya satu saja.


Rabb adalah bahasa Arab yang maknanya mencakup beberapa nama :

1. Al Sayyid, pemimpin yg ditaati, dihargai, dihormati. 

2. Al Muslih, yg memperbaiki dan mengatur sesuatu yang lain.

3. Al Malik, Yg memiliki sesuatu serta menguasainya.


Seluruh makna yang lain kembali ke 3 makna ini.

Sehingga kerububiyahan Allah adalah Dia yang mematikan dan menghidupkan, Dia yang memberi, Dia yang menahan pemberian, Dia yang memberi manfaat, Dia yang memberi mudharat, Dia yang mengatur segalanya dan memperbaiki.


Keagungan dari nama Rabb ini adalah bila berdiri sendiri, maka maknanya mencakup seluruh makna yang terkandung dalam Al Asmaul Husna.


Berkata imam Ibnu Qayyim, "Sesungguhnya makna Rabb itu Al Qaddir, yang berkuasa, Al Khalik yang menciptakan, Al Bariul Mushawiru yang mengadakan dan yang membentuk seluruh makhluk. Al Hayyu Al Qayyum yang hidup dan berdiri sendiri, Al Samiul Al Masir yang mengetahui yang mendengar yang melihat, yang memberikan kebaikan dan nikmat, yang dermawan, yang memberi dan menahan pemberian, yang memberi madharat maupun manfaat, yang mengawalkan atau mengakhirkan, yang menyesatkan orang-orang yang dikendaki-Nya dan memberikan hidayah kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya. Memberi kehagiaan kepada orang tertentu, memberi penderitaan kepada orang tertentu, yang memuliakan atau menghinakan seseorang."


Jadi Asmaul Husna seluruhnya tercakup dalam kata Rabb.


Siapa orang yang memperhatikan nama Rabb dan menelaah isi kandungan maknanya, maka dia akan menyaksikan bahwa Allah itu Qayyum berdiri sendiri dalam seluruh sifatnya, dalam sifat yang sempurna dan membuat seluruh makhluk-Nya berfungsi sesuai kehendak Allah.

Berdasarkan hal itu maka semua sifat-sifat yang Allah miliki berimbas kepada makhluk-Nya.

Contoh : Allah pemberi rizki itu berarti ada rizki yang diberikan dan ada yang menerima rizki tersebut. Allah Ar Rahman Ar Rahiim berarti ada yang dikasihi dan disayangi. Maka ke Qayyum-an Allah menjadi sumber dari berdirinya seluruh makhluk yang lain. 


Kerububiyahan Allah mencakup seluruh alam. Imam Ibnu Katsir menjelaskan makna Alhamdullilahirabbil alaamiin adalah bahwa dialam jagat raya ini ada 80 ribu alam. Alam malaikat, alam manusia, dan alam-alam lain yang kita tidak tahu. Hanya Allah yang mengetahuinya dan mengatur segalanya.


Allah lah yang Rabbi, mengatur seluruh makhluk dengan nikmatnya. Allah memberikan apa yang dibutuhkan makhluk tersebut, Allah yang memberikan hidayah kepada yang dikehendaki-Nya, dan sebagainya.


Rububiyah dan Tarbiyyah (Pengaturan) Allah kepada makhluknya ada 2 jenis :


1. Tarbiyah dan Rububiyah (pengaturan) secara umum. 

Yaitu mencakup kepada semua mahkluk, baik yang shaleh maupun yang salah (tidak shaleh), yang taat maupun yang maksiat, yang mukmin maupun kafir. Dalam bentuk memberi kehidupan, memberi rizki, memberi nikmat,  menghinakan atau memuliakan, menghidupkan atau mematikan, memberikan solusi atau memberikan masalah kepada makhluknya, termasuk dalam mengijabah doa atau menolak doa makhluknya, dll. Semua Allah berikan baik kepada orang kafir maupun orang mukmin.


2. Tarbiyyah dan Rububiyah (pengaturan) secara khusus. 

Yang diberikan Allah khusus kepada orang-orang yang dicintai-Nya berupa memberikan pemberian-pemberian yang spesial yang tidak Allah berikan kepada orang yang durhaka. Diberikan taufik dan hidayah untuk beriman, untuk beribadah kepada Allah, diberi kemudahan untuk mengenal Allah (ma'rifatullah) dan bertaubat kepada Allah. Allah mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya. Allah mudahkan mereka kepada hal-hal yang baik dan Allah jauhkan mereka dari kesulitan dan perkara yang buruk. Semua pemberian khusus ini hanya diberikan Allah kepada para wali-Nya, orang-orang yang memiliki keimanan dan ketakwaan. Karena itulah maka orang yang memiliki keimanan dan meyakini Allah sebagai Rabb bagi dirinya, pastilah selain dia ibadah kepada Allah juga ibadah itu pasti dia lakukan secara ikhlas. 


Allah berfirman, " Aku lah Rabb kalian, maka sembahlah Aku." maknanya adalah Allah yang menciptakan dan memberikan kehidupan dan semua kenikmatan kepada manusia. Maka Allah menciptakan seluruh jagat raya ini bukan secara iseng atau sia-sia. Tapi setelah diciptakan Allah mengatur, menciptakan larangan dan perintah, Allah kasih janji dan ancaman. Maka orang yang bahagia adalah orang yang hidup taat beribadah kepada-Nya dan orang yang binasa adalah orang yang durhaka kepada-Nya dan mengikuti hawa nafsunya. Maka siapa org yang beriman kepada rububiyah Allah, meridhoi Allah sebagai Rabb nya, ridho juga terhadap semua perintah dan larangan-Nya, ridho terhadap semua pemberian-Nya dan takdir-Nya yang Allah berikan. Ridho terhadap apa yang diberikan dan tidak diberikan Allah kepadanya, maka dia akan merasakan manisnya iman sekalipun apa yang Allah tetapkan untuknya membuat dia menderita. Contohnya saat kita sakit, kita menderita tetapi kita ridho karena yakin ada kebaikan dibalik sakitnya itu. Yakin bahwa itu merupakan cara Allah menyayangi kita.


Sumber :

Kajian Online Tarbiyah Sunnah
Fiqih Asmaul Husna
Ust. Abu Haidar As Sundawy




Copyright © 2015 Catatan Kajian Majelis Taklim Bandung
| Distributed By Gooyaabi Templates