Featured

Monday, August 22, 2016

Anakku AmanahMu





Ada beberapa hal tentang anak yang harus kita pahami, yaitu :

I. Anak itu sebagai perhiasan hidup.
Rasul melarang kita berbicara yang jelek-jelek terhadap anak kita, walaupun kita sedang marah terhadap anak. Karena anak juga harus dihargai, harus dijaga perasaanya agar tidak terluka. Jadi, ucapkanlah selalu kata-kata yang positif terhadap anak, termasuk saat menasehatinya. Contohnya, jika anak susah mandi, akan lebih enak didengar dan diterima oleh anak jika kita menasehatinya dengan perkataan yang baik, seperti : "Nak.. mandi dulu ya biar badanmu segar, wangi dan sehat.." ketimbang menasehatinya dengan perkataan yang dapat melukai hati anak, seperti : " Nak.. mandi dulu biar badanmu gak bau seperti itu.."  Mungkin hal ini sering dianggap sepele, tetapi perkataan yang tidak baik itu bisa membekas di hati anak dan menurunkan rasa percaya diri pada anak.

II. Anak bisa merupakan fitnah atau ujian hidup bagi kita.  
Seperti dijelaskan dalam Al Qur'an : 




" Ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu adalah cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar." (Q.S. An Anfal 8; 28) 

Oleh karenanya, kita harus tetap berkata dan bersikap baik terhada anak walaupun anak tersebut mengecewakan kita.

III. Anak bisa menjadi musuh bagi kita.
Terkadang anak bisa menghalangi kita untuk beramal shaleh atau beribadah kepada Allah SWT. Jangan sampai gara-gara anak kita tidak bisa beribadah atau anak dijadikan alasan untuk tidak beribadah. Contohnya, kita sampai meninggalkan sholat dengan alasan tidak sempat karena sibuk mengurus segala keperluan anak.

Hal ini dipertegas oleh ayat-ayat Al Qur'an sebagai berikut :




" Hai orang-orang beriman! sesungguhnya di antara pasangan-pasanganmu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka. Jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni mereka, sesungguhnya Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (Q.S.At-Taghaabun 64;14)




" Hai orang-orang beriman! janganlah harta dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Siapapun yang berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi." (Q.S.Al-Munaafiquun 63;9)

Kita tidak boleh lupa kepada Allah karena anak. Karena itu, kita dilarang melahirkan anak yang lemah, tetapi harus melahirkan anak yang sholeh, dengan cara :

  1. Hendaklah kita punya rasa khawatir pada anak,
  2. Bertakwa pada Allah untuk melahirlan anak yang shaleh,
  3. Berkata yang baik. Berkata yang baik bukan berkata secara pelan-pelan, tetapi sesuai dengan kaidah agama, jujur apa adanya.


Karena anak adalah amanah dari Allah, tentunya kita akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah. Oleh karena itu kita harus mendidik anak agar menjadi shaleh.

Beberapa hal yang menjadi pemicu kenakalan anak yang harus kita perhatikan adalah sebagai berikut  :


  1. Kegersangan cinta; dalam hal ini berarti kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orangtua.
  2. Suka dipukul dan dipermalukan; salah satu contohnya, jangan pernah memarahi anak didepan banyak orang atau teman-temannya.
  3. Munculnya kemiskinan; jika kita sedang kekurangan materi atau sesuatu, harus disampaikan kepada anak dan minta pengertian dari anak.
  4. Di jaman sekarang memang kita tidak mungkin menghindari internet dan gadget pada anak, maka antisipasi nya dari orangtua adalah berdialog secara terbuka dengan anak, dekati anak dan ajak berdialog secara halus mengenai teman-teman dan hal-hal lainnya.


Semoga kita diberi kemampuan oleh Allah Swt untuk bisa menjadi orangtua yang shaleh, bijaksana dan melahirkan anak-anak yang shaleh pula.. Aamiin YRA...


Sumber : Kajian Islam Selama Sepekan (KISS) Ramadhan 1437 H,  Majelis Taklim Ummahatul Firdaus, oleh Ust. Ahmad Humaedi.

Sumber Gambar : Google.co.id

Wednesday, August 17, 2016

Mengenal Golden Age Dalam Islam





Manusia awalnya berada pada masa yang tidak dapat diberikan nama sekalipun, kemudian Allah menjadikan nya sempurna melalui proses biologis dari air mani terbaik dan dijadikan bisa mendengar dan melihat, maka manusia pun bisa bersyukur ataupun jadi kufur, karena manusia punya kecenderungan baik dan buruk.  Hal ini dijelaskan dalam ayat-ayat Al Qur'an sebagai berikut ; 





" Bukankah pernah datang kepada manusia suatu masa, yang ketika itu ia belum menjadi sesuatu yang bisa disebut? Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari sel sperma yang membuahi ovum. Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), lalu Kami jadikan manusia bisa mendengar dan melihat. Sesungguhnya, Kami telah menunjukkan kepadanya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kufur." (Q.S.Al-Insaan 76 : 1-3)  

Maksud dari ayat diatas antara lain adalah : Manusia harus sadar bahwa dirinya berasal dari "ia belum menjadi sesuatu", bahkan tidak punya nama. Oleh karena itu, manusia tidak boleh takabur, karena berasal hanya dari sel sperma yang sangat lemah. Pada prinsipnya, Allah telah menunjukkan jalan kebaikan dan kebenaran kepada manusia. Namun, manusia sendirilah yang menentukan apakah ia akan mengambil jalan lurus untuk menjadi orang yang bersyukur atau mengambil jalan kufur.




" Katakan, "Allah-lah yang menciptakanmu dan menjadikan untukmu pendengaran, penglihatan dan hati nurani". Tetapi sedikit sekali kamu bersyukur." (Q.S.Al-Mulk 67 : 23)



"...demi jiwa serta penyempurnaan ciptaannya, maka Allah mengilhamkan kepadanya jalan kejahatan dan ketakwaannya. Sungguh beruntung orang yang mensucikan jiwanya, dan sungguh rugi orang yang mengotorinya." (Q.S.As-Syams 91: 7-10). 


Manusia yang bisa menahan diri dari dorongan buruk, maka akan beruntung dan mendapatkan surga dari Allah, seperti dijelaskan dalam Al Qur'an :




Adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari hawa nafsunya, maka sungguh, syurgalah tempat tinggalnya."  (Q.S. An-Naziat 79 ; 40-41)

Seseorang yang terjerumus dalam dosa bisa disebabkan oleh dua faktor, yaitu eksternal dan internal. Faktor eksternal dapat dihindari dengan pandai memilih teman, karena persahabatan pun suka mencuri tabiat. Contohnya, saat kita akan pergi ke majelis ilmu atau pengajian, tiba-tiba tidak jadi pergi karena teman yang diajak pun tidak mau pergi atau malah mengajak ke tempat-tempat hiburan. Sedangkan faktor internal dapat dihindari dengan cara banyak berdoa, minta kepada Allah Swt agar diberi kekuatan dan teman yang sholeh. Jika yang muncul pada diri kita adalah sifat-sifat yang baik, maka kita akan menjadi bahan pembicaraan yang baik bagi generasi selanjutnya. Maka berdoalah seperti doa nabi Ibrahim: 




Ibrahim berdo'a, "Ya Tuhanku, berikanlah ilmu kepadaku dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh, jadikan aku buah tutur yang baik bagi orang-orang setelahku, jadikan aku orang yang mewarisi surga yang penuh kenikmatan." (Q.S.Asy-Syu'araa 26 ; 83-85)

Pada saat manusia dibangkitkan dan tiap orang hanya mengurusi diri sendiri, orang-orang yang selalu memunculkan dorongan-dorongan baik pada dirinya, wajahnya akan tersenyum bahagia. Sebaliknya, yang selalu memunculkan dorongan-dorongan buruk, akan berwajah muram. Hal ini dijelaskan dalam Al Qur'an : 



" Maka, apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala), pada hari itu manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, serta dari istri dan anak-anaknya. Pada hari itu, setiap orang sibuk menyelamatkan dirinya sendiri. Pada hari itu, ada wajah-wajah yang berseri-seri, tertawa dan bergembira, dan pada hari itu ada pula wajah-wajah suram, yang tertutup oleh kehinaan dan kesusahan. Mereka itulah orang-orang kafir yang durhaka." (Q.S. Abasa 80 ; 33-42).

Selain itu, orang yang selalu mengasah jiwanya dengan dorongan yang baik, akan dipanggil dengan jiwa yang tenang dan Allah pun meridhoinya. Hal ini dijelaskan dalam Al Qur'an:



 " Hai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridho dan diridhoi-Nya. Masuklah ke golongan hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku." (Q.S.Al Fajr 89 : 27-30).

Yang termasuk ke dalam golongan hamba-hamba pilihan Allah dalam ayat diatas adalah seperti yang dijelaskan dalam ayat-ayat Al-Qur'an sebagai berikut: 



"Siapapun yang menta'ati Allah dan Rasul-Nya (Muhammad), mereka akan bersama-sama dengan orang yang diberi nikmat oleh Allah, yaitu : para nabi, para pecinta kebenaran (shiddiiqiin), orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya." (Q.S.4:69). 



" Yaitu syurga 'Adn. Mereka masuk ke dalamnya bersama dengan orang saleh dari nenek moyangnya, pasangan-pasangannya dan anak cucunya, sedangkan para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu."  (Q.S.Ar-Ra'ad 13 : 23).

Jadi, yang termasuk golongan hamba-hamba pilihan Allah dalam dua ayat diatas yaitu: para nabi, para pecinta kebenaran (shiddiiqiin), orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh serta orang saleh dari nenek moyangnya, pasangan-pasangannya dan anak cucunya.


Semoga bermanfaat...


Sumber : Kajian Islam Intensif Istiqamah Ramadhan, 6 Juni 2016 oleh Ust. Aam Amiruddin. 

Sumber Gambar : Google.co.id

Friday, August 5, 2016

Menjadi Orangtua Yang Shaleh





Anak adalah amanah Allah yang harus kita jaga dan didik dengan baik, sehingga bisa menjadi anak yang sholeh dan takwa pada Allah Swt. Untuk mendidik anak menjadi shaleh tentunya harus mendapatkan teladan yang baik juga dari orangtua nya. Maka orangtua pun harus bisa menjadi orangtua yang shaleh.

Untuk menjadi orangtua yang baik dan sholeh, terlebih dahulu harus mengetahui tipe-tipe anak.

Ada 3 macam tipe anak menurut Islam :

  1. Zinatul hayat, yaitu anak yang bisa mengangkat martabat orangtua.
  2. Fitnatun, yaitu anak yang menjadi sumber penderitaan bagi orangtua.
  3. Qurata'ayun, yaitu anak yang menjadi penyejuk hati orangtua. (q.s. al furqan:  )


Tentu kita sebagai orangtua tidak mengharapkan mempunyai anak dengan tipe fitnatun, maka orangtua pun harus membangun pilar-pilar keshalehan di lingkungan rumah.

Ada 4 pilar yang harus dibangun di lingkungan rumah yang sholeh :

  1. Kekuatan agama, bisa dibangun dengan cara mendengarkan ceramah secara bersama-sama atau melakukan ibadah secara berjamaah.
  2. Kekuatan cinta, karena semua sifat yang baik ada pada cinta. Pemaaf, husnudzan, membalas keburukan dengan kebaikan, dll. Semua sifat baik itu tidak mungkin ada tanpa cinta.. Allah akan memberikan kebaikan pada keluarga yang penuh cinta.
  3. Kekuatan kata-kata, karena kata-kata merupakan doa, jadi kita harus selalu mengucapkan kata-kata yang baik kepada anak-anak, termasuk saat sedang marah sekalipun, seperti disebutkan dalam Al Qur'an :  
    "
    Hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang meninggalkan keturunan yang lemah dibelakang mereka dan khawatir terhadap kesejahteraannya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan berbicara dengan tutur kata yang benar." (Q.S.An-Nisa 4 ; 9). Ayat ini menjelaskan bahwa orangtua harus berusaha meninggalkan anak-anak yang shaleh, berkualitas, sejahtera, sehat dan cerdas, dengan cara bertakwa kepada Allah dan menjaga tutur kata.
  4. Kekuatan sejarah, semua orang pasti akan meninggalkan cerita atau sejarah. Oleh sebab itu, tinggalkanlah sejarah yang bagus untuk dikenang oleh anak-anak kita. Seperti doa nabi Ibrahim yang tertulis dalam Al Qur'an : 
    "Ibrahim berdo'a, "Ya Tuhanku, berikanlah ilmu kepadaku dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh, jadikan aku buah tutur yang baik bagi orang-orang setelahku, jadikan aku orang yang mewarisi surga yang penuh kenikmatan, ampunilah ayahku, sesungguhnya ia termasuk orang sesat, dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan, yaitu pada hari ketika harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih" (Q.S. Asy-Syu'ara 26 : 83-89)


Dua hal yang utama agar bisa menjadi orangtua yang shaleh adalah dengan mengetahui terlebih dahulu kewajiban terhadap anak dan juga ciri-ciri orangtua yang shaleh.

I. Kewajiban orangtua terhadap anak

Sebagai orangtua, kita wajib mendidik anak, menyiapkan masa depannya, bagaimana kita menyiapkan bekal agar anak-anak kita siap menghadapi tantangan di zaman nya, dan mengajarkan akhlak yg baik, seperti yang dijelaskan dalam Al Qur'an :
"Hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang meninggalkan keturunan yang lemah dibelakang mereka dan khawatir terhadap kesejahteraannya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan berbicara dengan tutur kata yang benar." (Q.S. An-Nisa 4 : 9)

II. Ciri orangtua yang shaleh:

  1. Memberi teladan yang baik.
  2. Berlaku adil terhadap semua anak.
  3. Mendidik dengan kasih sayang. Rasulullah bersabda, "Ciumlah anak cucumu, karena imbalan dari setiap ciuman adalah surga" (H.R.Bukhari). Ada 5 Bahasa cinta, yaitu : katakan, sentuhan, hadiah, kejutan, dan doa.
  4. Mengutamakan musyawarah, alias tidak boleh otoriter, karena anak kita harus dihargai juga pendapatnya, prinsipnya, dll.


Lalu, bagaimana caranya untuk bisa menjadi orangtua shaleh? 
Kiat atau cara menjadi orangtua yang shaleh adalah sebagai berikut :


  1. Memiliki wawasan tentang pendidikan, misalnya dengan cara menghadiri acara-acara parenting. Hal ini dijelaskan dalam Al Qur'an :  
    "Janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui, karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani akan diminta pertanggungan jawabnya."  (Q.S. Al Isra 17 ; 36)
  2. Mensyukuri anak sebagai anugrah. Oleh karenanya, kita harus selalu memberikan yang terbaik pada anak-anak. Hal ini dijelaskan dalam Al Qur'an :  
    "Orang orang yang berdoa, "Ya Tuhan kami, anugrahkan kepada kami pasangan dan keturunan yang menjadi penyejuk hati kami, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.'" (Q.S. Al-Furqan 25; 74)
  3. Posisikan anak sebagai amanah. Hal ini dijelaskan dalam Al Qur'an sebagai berikut:  

    "Hai orang-orang beriman! jangan kamu khianati Allah dan Rasul dan jangan kamu khianati amanat yang dipercayakan kepadamu, padahal kamu mengetahui. Ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu adalah cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar." ( Q.S. Al-Anfal 8 ; 27-28)
  4. Sabar dalam mendidik anak, seperti sabar yang dijelaskan dalam Al Qur'an :
    "Hai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu, Tetaplah waspada dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung." (Q.S. Ali Imran 3 ; 200)


Itulah catatan yang saya rangkum mengenai kiat atau cara Menjadi Orangtua Yang Shaleh.. Semoga bermanfaat..


Sumber : Kajian Majelis Percikan Iman oleh Ust.Aam Amiruddin
Sumber gambar : google.co.id

Thursday, July 28, 2016

Cara Menjaga Keberlangsungan Amal Shaleh




Segala sesuatu itu akan berlaku jika kita membiasakan nya, atau setelah ada konsistensi nya. Begitu juga dengan keimanan dan amal shaleh, harus terus dijaga keberlangsungannya.

Amal shaleh dapat dijaga keberlangsungannya dengan cara sebagai berikut :

1. Lakukanlah amal shaleh dengan pemahaman atau ilmu, seperti yang dijelaskan dalam Qur'an surat Al Alaq ; 



" Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Allah telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu lah yang Maha Mulia. Allah mengajarkan manusia dengan pena. Allah mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya." (Q.S.96 ; 1-5)

Kata iqra (Bacalah!) dalam ayat ini diulang karena membaca, merenung, meriset, berkontemplasi tidak cukup satu kali, tetapi harus terus diulang agar hasilnya lebih matang. Ilmu itu didapat harus melalui proses ikhtiar, pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, bahkan jiwa.

Dengan terus menambah ilmu atau petunjuk, maka amal shaleh pun dapat terjaga keberlangsungannya, seperti dijelaskan dalam Al Qur'an :



" Allah akan semakin menambah petunjuk kepada orang-orang yang sudah mendapat petunjuk dan menganugrahkan ketakwaan kepada mereka." (.Q.S.47 ; 17)


2. Lakukan amal shaleh dengan cinta, karena cinta itu adalah energi. Bisa membuat yang rumit jadi sederhana, yang jauh jadi dekat, yang berat menjadi ringan, yang susah menjadi mudah, dll.  Jika sudah mencintai, bisa mengalahkan segalanya. Orang-orang yang beriman mempunyai cinta yang sangat besar kepada Allah Swt, seperti dijelaskan dalam Qur'an :



 " Diantara manusia ada yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang beriman sangat besar cintanya kepada Allah. Seandainya orang-orang zalim itu mengetahui, ketika melihat azab bahwa semua kekuatan itu milik Allah dan azab Allah sangat berat, pasti mereka menyesal."  (Q.S.2 ; 165)

Yang dimaksud orang-orang zalim dalam ayat ini adalah orang yang menyembah selain Allah. Maksudnya, ketika mereka melihat sesembahan mereka tidak memberikan manfaat sama sekali pada hari kiamat, mereka pasti meyakini bahwa seluruh kekuatan hanya milik Allah dan mereka sangat menyesali perbuatan itu.


3. Laksanakan amal shaleh secara bertahap, karena manusia hidup menuju kesempurnaan itu harus melalui proses yang bertahap, begitu pula dengan perubahan hidup ke arah yang lebih baik. Hal ini dijelaskan dalam Al Qur'an :


Maka Aku bersumpah demi cahaya merah di waktu senja, demi malam dan apa yang diselubunginya, demi bulan apabila jadi purnama, sungguh, kamu akan menjalani hidup tingkat demi tingkat." (Q.S.84 ; 16-19)

Maksud ayat ini adalah bahwa manusia menjalani hidup itu bertahap, dari sel sperma menjadi bayi, lalu masa anak-anak, remaja, dewasa, dan akhirnya mati, kemudian dibangkitkan kembali.


4. Lakukan amal shaleh dengan mujahadah.
Maksudnya, amal shaleh harus dilakukan dengan sungguh-sungguh, kerja keras, dan ikhtiar. Bersungguh-sungguh dalam mencari ridho Allah dan memerangi kemalasan, itu termasuk dalam jihad, seperti dijelaskan dalam Al Qur'an ;



" Dan orang-orang yang berjihad untuk mencari keridhoan Kami, akan Kami tunjukkan jalan-jalan Kami kepada mereka. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik." (Q.S.29 ; 69)


5. Bersabar dalam menjalankannya. 
Segala amal shaleh yang dikerjakan akan menjadi sempurna jika kita bersabar dalam menjalankannya, seperti dijelaskan dalam Al Qur'an :



" Katakan (Muhammad),  "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman! Bertakwalah kepada Tuhanmu". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Bumi Allah itu luas. Hanya orang-orang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas."  (Q.S.39 ; 10)


6. Lakukan amal shaleh secara berjamaah.  
Carilah teman-teman yang satu tujuan dalam beramal shaleh, seperti doa nabi Ibrahim :



Ibrahim berdo'a: "Ya Tuhanku, berikan ilmu kepadaku dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh."  (Q.S. As syuara 26 ; 83)


7. Mohon doa pada Allah, agar hati kita selalu condong untuk melakukan amal shaleh, seperti yang dijelaskan dalam Al Qur'an : 



" Mereka berdo'a, "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan hati kami pada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Pemberi"." (Q.S.3 ; 8)


Semoga kita bisa menjaga keberlangsungan amal shaleh kita dengan menjalankan cara-cara tersebut diatas.. Aamiin Yra..


Sumber : Kajian Majelis Percikan Iman oleh Ust. Aam Amiruddin

Tuesday, July 12, 2016

Fitnah dan Ghibah





Untuk membahas fitnah harus mengerti juga tentang gibah (gosip), karena keduanya tampak serupa namun tak sama. 

Ghibah atau gosip yaitu membicarakan sesuatu tentang orang lain yang tidak disukai orang itu, walaupun yang dibicarakan itu adalah benar.. seperti dijelaskan dalam Al Qur'an : 


" Hai orang-orang beriman! jauhilah banyak prasangka buruk, sesungguhnya, prasangka buruk itu dosa. Jangan kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah kamu menggunjing sebagian lain. Apakah kamu mau memakan daging saudaramu yang sudah mati? Tentu kamu jijik. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang." (Q.S.49 Al Hujurat: 12)

Sedangkan pengertian fitnah dalam bahasa Indonesia adalah membicarakan orang lain yang sifatnya menjatuhkan martabat tanpa didukung oleh fakta yang benar.

Islam mengharamkan gosip karena kita harus menjaga kehormatan sesama manusia..

Jadi bedanya ghibah dan fitnah : 
Ghibah itu membicarakan orang dengan fakta yang benar sedangkan fitnah adalah membicarakan orang lain tanpa bukti yang nyata..

Fitnah dalam Al Qur'an mengandung beberapa pengertian, diantaranya :

  1. Fitnah itu perbuatan buruk yang mendatangkan kemudharatan bagi orang banyak, contoh: membakar hutan, buang sampah ke sungai atau seenaknya. Hal itupun termasuk kedalam fitnah, seperti dijelaskan dalam Al Qur'an :

     " Hai orang-orang beriman! penuhilah seruan Allah dan Rasul apabila ia menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu(500), ketahuilah sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan. Jauhkan dirimu dari siksaan yang tidak hanya menimpa orang-orang zalim diantaramu. Ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.(501)" (Q.S.8 Al Anfaal: 24-25)
  2. Fitnah itu adalah ujian yang berat berupa harta dan anak. Hal ini dijelaskan dalam Al Qur'an :
     " Ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu adalah cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar." (Q.S.8 Al Anfaal :28)
  3. Fitnah itu adalah ujian berupa kebaikan dan keburukan. Hal ini dijelaskan dalam Al Qur'an :
    Setiap makhluk bernyawa akan merasakan mati. Kami akan mengujimu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami." (Q.S.21 Al Anbiyaa; 35)
  4. Fitnah itu berupa godaan syetan, baik yang tampak dari golongan manusia ataupun yang tidak tampak dari golongan jin. Allah melarang kita mengikuti langkah syaitan, sebagaimana tertulis dalam Al Qur'an :
    Hai orang-orang beriman, masuklah ke dalam Islam secara menyeluruh, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya ia musuh yang nyata bagimu." (Q.S.2 Al Baqarah; 208).  Dan Allah pun menjamin bahwa setan tidak akan berpengaruh terhadap orang beriman dan bertawakal kepada Allah, tapi setan akan berpengaruh terhadap orang yang menjadikannya sebagai pemimpin. Sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur'an :


    " Apabila kamu hendak membaca Al Qur'an, mohonlah perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. Sungguh, syaitan tidak akan berpengaruh terhadap orang beriman dan bertawakkal kepada Tuhan(662). Pengaruhnya hanya berlaku terhadap orang yang menjadikannya pemimpin dan mempersekutukannya dengan Allah." (Q.S.16 An-Nahl ; 98-100)
500 : Menyerumu berperang untuk meninggikan kalimat Allah dan menghidupkan Islam dan Muslimin. Juga berarti menyerumu pada iman, petunjuk, jihad, dan segala yang ada hubungannya dengan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

501 : Ibnu Abbas menyatakan maksud ayat ini, bahwa setiap mukmin tidak diperkenankan untuk mengabaikan apalagi menyetujui perkara yang mungkar yang terjadi di hadapan mereka, maka akibatnya Allah akan menimpakan azab kepada mereka secara keseluruhan.  

662 : Sehebat dan sedahsyat apapun, gangguan dan godaan setan tidak akan berpengaruh pada orang-orang yang imannya kuat. Sihir, santet, dan pelet sama sekali tidak akan mencelakakan dan tidak akan menimpa orang-orang beriman dan bertawakal kepada Allah Swt.


Kita harus berusaha untuk bisa mengantisipasi fitnah, dengan cara:


  1. Antisipasi dengan taubat; Karena orang yang bertaubat akan didoakan oleh malaikat, seperti tertulis dalam Al Qur'an:


    " Malaikat-malaikat yang memikul 'Arsy dan yang berada di sekelilingnya bertasbih dengan memuji Tuhannya. Mereka beriman kepada-Nya serta memohonkan ampunan bagi orang-orang beriman seraya berkata, "Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu yang ada pada-Mu meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan agama-Mu, serta peliharalah mereka dari azab neraka yang menyala-nyala, Ya Tuhan kami, masukkan mereka ke surga 'Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka bersama orang saleh di antara nenek moyang, pasangan-pasangan, dan keturunan mereka. Sungguh, Engkau Mahaperkasa, Mahabijaksana. Jauhkan mereka dari balasan kejahatan. Karena orang-orang yang Engkau jauhkan dari balasan kejahatan pada hari itu, maka sungguh, Engkau telah menganugerahkan rahmat kepadanya. Itulah kemenangan yang agung."' (Q.S.40 Al Mu'min; 7-9)
  2. Antisipasi dengan doa, karena doa mempunyai kekuatan untuk merubah yang buruk menjadi baik. Seperti telah dijelaskan dalam artikel sebelumnya: Dahsyatnya Kekuatan Doa.
Semoga tulisan ini bermanfaat kita semua agar dapat menghindari perkataan dan prasangka yang tidak baik terhadap orang lain...



Sumber tulisan  : Kajian Majelis Percikan Iman, oleh Ust. Aam Amiruddin

Sumber gambar : google.co.id

Tuesday, June 28, 2016

Menjadi Muslim Yang Produktif





Produktif dalam bahasa Indonesia artinya mampu menghasilkan sesuatu secara terus menerus dan teratur.

Untuk menjadi muslim yang produktif, sebelumnya harus memahami bahwa manusia diciptakan dengan dua sisi yang berbeda, yaitu sisi positif dan negatif.

Sisi negatif manusia itu diantaranya adalah:


1. Tergesa-gesa, hal ini dijelaskan dalam  Al Qur'an sbb :


" Manusia seringkali berdo'a untuk kejahatan, sebagaimana ia berdo'a untuk kebaikan. Memang, manusia bersifat tergesa-gesa."   (Q.S.17 : 11)

2. Tidak tau terimakasih, hal ini dijelaskan dalam Al Qur'an sbb:

Q.S.100_6" Sungguh, manusia itu sangat ingkar dan tidak bersyukur kepada Tuhannya."  (Q.S.100 : 6)


3. Resah gelisah/keluh kesah, hal ini dijelaskan dalam Al Qur'an sbb:

Q.S.70_21Q.S.70_19Q.S.70_20" Sesungguhnya manusia diciptakan dengan sifat suka mengeluh,  apabila ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila mendapat keluasan harta ia menjadi kikir" [Q.S.70: 19-21]

4. Suka mencari pembenaran (banyak membantah), hal ini dijelaskan dalam Al Qur'an sbb: 
Q.S.18_54" Sesungguhnya, Kami telah menjelaskan berulang-ulang dengan berbagai perumpamaan dalam Al Qur'an ini kepada manusia. Tetapi, manusia memang paling banyak membantah."  (Q.S. 18 ; 54)

Adapun sisi positif manusia itu adalah sebagai berikut;

1. Mukarom (dimuliakan)
Manusia dimuliakan karena :

a. Mempunyai sifat cinta pada kebaikan, hal ini dijelaskan dalam Al Qur'an sebagai berikut: Q.S.30_13" Tidak mungkin berhala-berhala memberi syafaat (pertolongan) kepada mereka, dan mereka mengingkari berhala-berhala itu." (Q.S.30 ; 13)

b. Mempunyai ruhani (roh Allah), hal ini dijelaskan dalam Al Qur'an sebagai berikut:Q.S.32_9" Lalu, Allah menyempurnakannya dan meniupkan ruh (ciptaan)-Nya kedalam tubuhnya. Allah pun menjadikan pendengeran, penglihatan, dan hati bagimu, tetapi sedikit sekali diantaramu yang bersyukur." (Q.S.32 ; 9)

c. Manusia merupakan mahluk yang lebih mulia dibanding mahluk apapun dimuka bumi ini, hal ini dijelaskan dalam Al Qur'an sebagai berikut:    


" Ingat ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," lalu mereka bersujud, kecuali Iblis. Iblis menolak dan menyombongkan diri sehingga ia termasuk golongan kafir." (Q.S. 2; 34)

d. Manusia mempunyai kekuasaan untuk mengelola bumi, seperti yang dijelaskan dalam beberapa ayat Al Qur'an : 



Allah yang menjadikan bumi yang mudah dijelajah untukmu, maka jelajahilah segala penjurunya dan makanlah sebagian rezki-Nya.hanya kepada-Nya kamu kembali setelah dibangkitkan." (Q.S.67;15)



" Allah yang menciptakan segala sesuatu yang ada di bumi untukmu. Kemudian, Allah berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (Q.S.2 ; 29)




" Allah yang menundukkan laut untukmu agar kapal-kapal dapat berlayar diatasnya dengan perintah-Nya dan kamu dapat mencari sebagian karunia-Nya serta bersyukur. Allah menundukkan apa yang ada di langit dan di bumi  untukmu sebagai rahmat dari-Nya. Sungguh, pada peristiwa itu terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang berfikir." (Q.S 45; 12-13)

2. Mukalaf; Manusia diberi kewajiban untuk ;
a. Beribadah, seperti dijelaskan dalam Al Qur'an :

" Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku." (Q.S. 51 ;56)

b. Belajar, seperti dijelaskan dalam Al Qur'an :


Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan khawatir tidak dapat melaksanakannya, lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu amat zalim dan bodoh. "  (Q.S. 33;72)

Karena itulah manusia ditugaskan untuk belajar, agar dapat melaksanakan amanat-amanat yang dipikul nya.


c. Memperbaiki prilaku buruk. Seperti dijelaskan dalam Al Qur'an, bahwa manusia mempunyai perilaku buruk sebagai berikut ;





" Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir." (Q.S. 70;19-21)

Maka manusia mempunyai tugas untuk memperbaiki perilaku-perilaku buruk tersebut.

d. Menjadi pengelola bumi. Seperti telah dijelaskan diatas, bahwa manusia diberi kekuasaan untuk mengelola bumi, maka hal itu menjadi kewajiban juga bagi manusia. 

3. Mukhayah; Manusia diberi kebebasan untuk menjadi mahluk beriman atau kufur. 
Hal ini dijelaskan dalam beberapa ayat Al Qur'an sebagai berikut :

" Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan, yakni kebajikan dan kejahatan." (Q.S: 90;10)



" Sesungguhnya Kami telah menunjukkan kepadanya jalan yang lurus, ada yang bersyukur dan ada pula yang kufur." (Q.S.76;3)


Pada prinsipnya, Allah telah menunjukkan jalan kebaikan dan kebenaran kepada manusia. Namun, manusia sendiri yang menentukan apakah ia akan mengambil jalan lurus untuk menjadi orang yang bersyukur, atau mengambil jalan kufur.


" Allah-lah yang menciptakan kamu, lalu diantara kamu ada yang kafir dan ada yang mukmin. Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan."  (Q.S.64;2)


" Katakan, Muhammad: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu. Barangsiapa menghendaki beriman, hendaklah ia beriman dan barangsiapa menghendaki kafir biarlah ia kafir". Sungguh, bagi orang zalim Kami telah sediakan neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Jika meminta minum, mereka akan diberi air seperti besi mendidih yang menghanguskan wajah. Itulah minuman paling buruk dan tempat istirahat paling jelek." (Q.S.18;29)  


Berdasarkan sisi negatif dan positif manusia tersebut, maka seorang muslim yang produktif akan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
  1. Sangat efektif menggunakan waktu, karena semua orang diberi waktu yang terbatas, seperti dijelaskan dalam Al Qur'an;  
    Setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun." 
    (Q.S.7;34)
  2. Tekun dan selalu melakukan yang terbaik dalam bekerja, karena hidup tidak cukup sekedar pintar, tapi harus tekun. Rasul bersabda; " Sungguh Allah mencintai salah seorang diantara kamu yang melakukan pekerjaan itkon (tekun, rapih, dan teliti) (H.R. Bukhari)
  3. Menjadi pembelajar yang tekun (tafakur), karena Allah tidak pernah menciptakan segala sesuatu sia-sia. Dijelaskan dalam Al Qur'an sbb:

     " Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang berakal. Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau berbaring dan mereka memikirkan penciptaan langit serta bumi sambil berkata, "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia, Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka."  (
    Q.S.3; 190-191) 
  4. Tidak mengenal putus asa, karena putus asa merupakan salah satu bisikan setan. Orang yang putus asa tidak akan punya energi.

Dalam Al Qur'an, sukses merupakan kata relatif yang menggambarkan keberuntungan.
Dengan menjadi muslim yang produktif, akan dapat meraih keberuntungan atau kesuksesan seperti digambarkan dalam Al Qur'an surat Al Mukminun.

Menurut pendapat Ibnu Abbas dalam ilmu tafsir, ada 7 macam keberuntungan dunia, yaitu:

  1. Hati yang syukur dan sabar
  2. Jodoh yang shaleh
  3. Anak yang shaleh
  4. Sahabat atau lingkungan yang sholeh yang membuat kita menjadi lebih baik
  5. Harta yang halal
  6. Ilmu yang diamalkan
  7. Umur yang berkah

Sedangkan keberuntungan di akhirat yaitu;
  1. Lulus menghadapi hisab di alam kubur; amal shaleh kita akan bicara apakah kita mendapat nikmat kubur atau siksa kubur. Jika mendapat nikmat kubur maka kita akan beristirahat di alam barzah. Orang beriman harus percaya pada 3 hal ghaib, yaitu: peristiwa ghaib (kematian), makhluk ghaib (jin dan malaikat), dan alam ghaib (alam kubur/barzah dan alam akhirat)
  2. Sukses di hari penghisaban di alam akhirat, seperti yang digambarkan dalam Al Qur'an :


     " Adapun orang yang diberi catatan amal dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali kepada keluarganya yang sama-sama beriman dengan gembira."  (Q.S.84; 7-9)
  3. Sukses menuju surga, setelah diuji dengan berbagai cobaan, seperti yang digambarkan dalam Al Qur'an : 

    " Apakah kamu mengira akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu cobaan seperti yang dialami oleh orang-orang sebelummu? Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang dengan berbagai cobaan sehingga Rasul bersama orang-orang beriman berkata, "Kapan pertolongan Allah datang?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat." (Q.S. 2 ;214). " Yaitu surga 'Adn. Mereka masuk ke dalamnya bersama dengan orang saleh dari nenek moyangnya, pasangan-pasangannya dan anak cucunya, sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu." (Q.S.13;23). 

Seorang muslim yang produktif, mempunyai 5 prinsip sukses dunia akhirat, yaitu;

  1. Kerja ikhlas; tidak perlu mengharapkan pujian dan tetap bekerja walau dicaci maki, biar Allah yang akan mencatatnya. Seperti yang disebutkan dalam Al Qur'an :
     
    "Luqman berkata, "Hai anakku, sungguh, jika ada perbuatan seberat biji sawi, yang berada dalam batu, di langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya balasan. Sesungguhnya Allah Maha Halus , Maha Teliti. (Q.S.31; 16).  Maksud dari "Allah Maha Halus" ialah ilmu Allah itu meliputi segala sesuatu bagaimanapun kecilnya.
  2. Kerja keras
  3. Kerja tuntas. Dengan bekerja keras dan tuntas, berarti kita berusaha untuk menjadi yang terbaik. Hal ini dijelaskan dalam Al Qur'an sebagai berikut:
      " Allah yang menciptakan mati dan hidup, untuk mengujimu, siapa di antara kamu yang paling baik amalnya. Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
    (Q.S.67 ; 2)
  4. Kerja cerdas, seperti yang digambarkan dalam Al Qur'an surat Al Alaq
  5. Bingkai dgn doa. Semua usaha atau ikhtiar yang telah dilakukan hendaknya dibingkai dengan doa, seperti disebutkan dalam Al Qur'an :  
     " Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, jawablah bahwa Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdo'a jika ia berdo'a kepada-Ku. Hendaklah mereka menaati perintah-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran." (Q.S.2 ; 186)

Selain prinsip sukses dunia akhirat, seorang muslim yang produktif juga harus mempunyai pedoman hidup, diantaranya :
  1. Doa / Al Qur'an
  2. Pupuk diri dengan ilmu ke majelis taklim, karena akan mendapatkan beberapa manfaat, yaitu: dipermudah pintu surga, diangkat martabatnya oleh Allah, dan dilindungi oleh malaikat.
  3. Pupuk jiwa dengan tadabur qur'an
  4. Laksanakan semua itu dengan konsisten.

Itulah catatan yang saya rangkum hasil mengikuti kajian Majelis Percikan Iman, bersama Ust. Aam Amiruddin.  Semoga bisa bermanfaat bagi saya sendiri, maupun siapa saja yang membaca nya.  Semoga kita semua bisa menjadi seorang muslim yang produktif, yang mendapatkan kesuksesan di dunia dan akhirat. Aamiin yaa Rabbal Alamiin...

Sumber gambar : google.co.id
Copyright © 2015 Catatan Kajian Majelis Taklim Bandung
| Distributed By Gooyaabi Templates