Fitnah dan Ghibah
Untuk membahas fitnah harus mengerti juga tentang gibah (gosip), karena keduanya tampak serupa namun tak sama.
Ghibah atau gosip yaitu membicarakan sesuatu tentang orang lain yang tidak disukai orang itu, walaupun yang dibicarakan itu adalah benar.. seperti dijelaskan dalam Al Qur'an :
" Hai orang-orang beriman! jauhilah banyak prasangka buruk, sesungguhnya, prasangka buruk itu dosa. Jangan kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah kamu menggunjing sebagian lain. Apakah kamu mau memakan daging saudaramu yang sudah mati? Tentu kamu jijik. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang." (Q.S.49 Al Hujurat: 12)
Sedangkan pengertian fitnah dalam bahasa Indonesia adalah membicarakan orang lain yang sifatnya menjatuhkan martabat tanpa didukung oleh fakta yang benar.
Islam mengharamkan gosip karena kita harus menjaga kehormatan sesama manusia..
Jadi bedanya ghibah dan fitnah :
Ghibah itu membicarakan orang dengan fakta yang benar sedangkan fitnah adalah membicarakan orang lain tanpa bukti yang nyata..
Fitnah dalam Al Qur'an mengandung beberapa pengertian, diantaranya :
- Fitnah itu perbuatan buruk yang mendatangkan kemudharatan bagi orang banyak, contoh: membakar hutan, buang sampah ke sungai atau seenaknya. Hal itupun termasuk kedalam fitnah, seperti dijelaskan dalam Al Qur'an :
- Fitnah itu adalah ujian yang berat berupa harta dan anak. Hal ini dijelaskan dalam Al Qur'an : " Ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu adalah cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar." (Q.S.8 Al Anfaal :28)
- Fitnah itu adalah ujian berupa kebaikan dan keburukan. Hal ini dijelaskan dalam Al Qur'an : " Setiap makhluk bernyawa akan merasakan mati. Kami akan mengujimu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami." (Q.S.21 Al Anbiyaa; 35)
- Fitnah itu berupa godaan syetan, baik yang tampak dari golongan manusia ataupun yang tidak tampak dari golongan jin. Allah melarang kita mengikuti langkah syaitan, sebagaimana tertulis dalam Al Qur'an :
" Hai orang-orang beriman, masuklah ke dalam Islam secara menyeluruh, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya ia musuh yang nyata bagimu." (Q.S.2 Al Baqarah; 208). Dan Allah pun menjamin bahwa setan tidak akan berpengaruh terhadap orang beriman dan bertawakal kepada Allah, tapi setan akan berpengaruh terhadap orang yang menjadikannya sebagai pemimpin. Sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur'an :
" Apabila kamu hendak membaca Al Qur'an, mohonlah perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. Sungguh, syaitan tidak akan berpengaruh terhadap orang beriman dan bertawakkal kepada Tuhan(662). Pengaruhnya hanya berlaku terhadap orang yang menjadikannya pemimpin dan mempersekutukannya dengan Allah." (Q.S.16 An-Nahl ; 98-100)
500 : Menyerumu berperang untuk meninggikan kalimat Allah dan menghidupkan Islam dan Muslimin. Juga berarti menyerumu pada iman, petunjuk, jihad, dan segala yang ada hubungannya dengan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
501 : Ibnu Abbas menyatakan maksud ayat ini, bahwa setiap mukmin tidak diperkenankan untuk mengabaikan apalagi menyetujui perkara yang mungkar yang terjadi di hadapan mereka, maka akibatnya Allah akan menimpakan azab kepada mereka secara keseluruhan.
662 : Sehebat dan sedahsyat apapun, gangguan dan godaan setan tidak akan berpengaruh pada orang-orang yang imannya kuat. Sihir, santet, dan pelet sama sekali tidak akan mencelakakan dan tidak akan menimpa orang-orang beriman dan bertawakal kepada Allah Swt.
Kita harus berusaha untuk bisa mengantisipasi fitnah, dengan cara:
- Antisipasi dengan taubat; Karena orang yang bertaubat akan didoakan oleh malaikat, seperti tertulis dalam Al Qur'an:
- Antisipasi dengan doa, karena doa mempunyai kekuatan untuk merubah yang buruk menjadi baik. Seperti telah dijelaskan dalam artikel sebelumnya: Dahsyatnya Kekuatan Doa.
Semoga tulisan ini bermanfaat kita semua agar dapat menghindari perkataan dan prasangka yang tidak baik terhadap orang lain...
Sumber tulisan : Kajian Majelis Percikan Iman, oleh Ust. Aam Amiruddin
Sumber gambar : google.co.id
0 comments:
Post a Comment