Wednesday, October 28, 2020

Mengenal Al Awwal, Al Akhir, Az Zhahir dan Al Batin

 




Keempat nama Allah ini disebut secara bersamaan oleh Allah dlm 1 ayat, yaitu :


هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ


"Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zhahir, dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (Q.S.57 Al Hadid : 3)


Makna Al Awwal adalah yang paling awal, tidak ada sesuatupun sebelum Allah. Dan keberadaan Nya tidak diawali oleh ketiadaan. Sebelum ada waktu, sebelum ada tempat, sebelum ada apapun Allah sudah ada terlebih dahulu. Sebelum Allah, tidak ada sesuatupun.
Al Akhir maknanya adalah tidak ada sesuatupun setelah Allah. Keberadaan Allah tidak diakhiri oleh ketiadaan. Tidak diawali oleh ketiadaan. Allah tidak pernah tidak ada. Allah selalu ada.
Al Zhahir adalah yang paling zahir, artinya tidak ada sesuatupun diatas Allah. Allah lah yang paling atas diseluruh makhluk Nya.
Sedangkan makna Al Batin adalah yang paling bawah. Tidak ada sesuatupun dibawah Allah Azza Wa Jalla. 


Dan hal ini ditafsirkan oleh Rasul SAW dalam salah satu hadis yang shahih dari Imam Muslim;
Dari Abu Kharaerah r.a. dia berkata, " Rasul memerintahkan kami, apabila kami sudah naik ke tempat pembaringan kami, hendaklah kami berdoa sebagai berikut : " Ya Allah Rabb penguasa seluruh langit dan penguasa seluruh bumi, dan penguasa seluruh arsy. Engkau adalah Rabb kami dan Rabb dari segala sesuatu. Engkaulah yang menumbuhkan benih-benih dan biji-bijian, Engkaulah yang menurunkan taurat, injil dan Al Qur'an. Sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari kejahatan segala sesuatu yang Engkau sudah memegang ubun-ubun dari segala sesuatu itu. Ya Allah Engkaulah Al Awwal, tdk ada sesuatupun sebelum Engkau, Engkaulah yg paling akhir, tdk ada sesuatupun setelah Engkau. Engkaulah yg zhahir maka tidak ada sesuatupun diatas-Mu. Engkaulah yang Batin, tidak ada sesuatupun dibawah-Mu. Lunaskanlah semua hutang-hutang kami, dan berikan kecukupan kepada kami dari kefakiran."" (H.R.Imam Muslim)


Dan poros bagi keempat nama ini menjelaskan Maha Meliputi Allah terhadap seluruh makhluknya. Dan peliputan Allah terhadap seluruh makhluknya ada 2 jenis, yaitu :


1. Zamaniah, artinya waktu.
Allah meliputi seluruh waktu dan Allah meliputi seluruh tempat. Seluruh waktu diliputi oleh Allah, dicakup oleh Allah maka maknanya adalah tidak ada sesuatupun sebelum dan setelah Allah. Allah yang paling awal dan paling akhir. Seluruh makhluk berada ditengah-tengah antara awal dan akhir. Dengan kata lain, Allah selalu ada tidak pernah tiada dan tidak akan pernah tiada.

2. Makaniah, artinya tempat.
Allah meliputi seluruh tempat maknanya tidak sesuatupun diatas Allah. Dan Allah berada diatas Arsy. Masing-masing jarak antara langit pertama sampai ke ketujuh, dan antara langit ke tujuh sampai ke kursi Allah dan dari kursi Allah ke arsy Allah masing-masing dipisakan oleh air. Ketebalan air ini setebal antara langit dan bumi.
Dibawah kita ada 7 lapis bumi dan ada ujung dari seluruh makhluk, tetapi tidak ada keterangan diantara ketujuh lapis bumi ini dipisahkan oleh apa. Dan dibawah lapis yg paling bawah tidak ada makhluk lain selain Allah.
Tidak ada sesuatupun yang lebih bawah dan lebih atas dari Allah SWT. Allah Maha Meliputi/Mencakup seluruh tempat di jagat raya ini dan meliputi seluruh waktu juga.


Berdasarkan hal itu. Makna kezhahiran Allah adalah Allah diatas seluruh makhluknya, lebih tinggi dari segala sesuatu, dan kebathinan Allah adalah Allah dibawah seluruh makhluknya. Akan tetapi,  sekalipun demikian, Allah lah yang paling dekat terhadap seluruh makhluknya. 

Sebagaimana diungkapkan oleh Allah SWT : "Kami lebih dekat kepada mereka dibanding kamu. Lebih dekat daripada urat leher mereka sendiri." Maknanya, Allah mengetahui isi hati, isi jiwa apapun yang tersembunyi dari seluruh urusan. Baik yang ghaib atau yang nyata, yang jauh atau yang dekat, semua diketahui oleh Allah SWT.


Allah berfirman, "Dia lah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi pada 6 hari, kemudian Dia mengetahui apa yang masuk kedalam bumi/tanah dan apa yang keluar. Dia mengetahui apa yang turun dari langit dan apa yang naik ke langit. Dia menyertai kalian dimana saja kalian berada."
Allah Maha Mengetahui termasuk isi hati manusia yang tidak diketahui manusia lainnya, Allah Maha Mengetahui. Jadi, Zhahir dan Batin nya Allah bermakna, Allah meliputi seluruh tempat, baik itu tempat yang nyata maupun yang ghaib. Semua diliputi Allah. Makhluk ada di tengah-tengahnya.


Apa konsekwensi/akibat dari keyakinan bahwa Allah meliputi waktu dan tempat, Allah yang paling awal dan yang paling akhir?
Jika seorang muslim mengetahui kandungan nama yang agung ini, maka dia akan mengetahui kesempurnaan, keagungan sifat Maha Meliputinya Allah SWT. Maka orang tersebut akan bermuamalah dengan isi kandungan nama-nama dari Allah, berupa dia akan merasa hina, rendah, tawadhu menghambakan dirinya kepada Allah. 


Mengetahui bahwa Allah Al Awwal, maka akan melahirkan sikap bahwa Allah lah satu-satunya yang kemudian melahirkan berbagai macam kebaikan dan manfaat bagi manusia, akan lahirnya sikap tawadhu, bertawakal dan bersandar hanya kepada Allah. Juga akan melahirkan kemurnian perasaan ta'aluk, keterkaitan dengan seluruh aturan Allah yang Allah berlakukan di alam jagat raya ini. Karena semuanya diatur oleh Allah, maka tadak ada tempat bersandar dan meminta pertolongan kecuali kepada Allah SWT. 


Lalu mengetahui bahwa Allah Al Akhir, akan melahirkan sikap menjadikan Allah sebagai satu-satunya tujuan jangka pendek ataupun jangka panjang. Tidak ada tujuan lain selain Allah. Tidak ada yang diinginkan selain apa yang ada di sisi Allah Azza Wa Jalla. Seluruh tempat berpulang hanya kepada Allah. Seluruh tempat yang dituju hanya Allah SWT. Maka dari sini akan melahirkan keikhlasan. Selain hal itu (selain Allah) akan hancur atau binasa. Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam Al Qur'an (Q.S. Ar Rahman dan Q.S. Al Qasas).
Maka, keyakinan bahwa Allah SWT adalah yang paling akhir, akan membuat seluruh niat/maksud hanya ditujukan kepada Allah.


Adapun keyakinan bahwa Allah itu Zhahir, akan lahir sikap fokusnya hati hanya kepada Allah. Tawadhu merendahkan diri kepada keagungan Allah Azza Wa Jalla. Karena, hanya Allah-lah satu-satunya dzat yang patut disembah. Selain Allah ada sesembahan, tetapi sesembahan yg bathil. Dan itu tidak layak disembah. Hal ini dijelaskan dalam Al Qur'an. (Q.S. Al-Hajj :62, dan Q.S.Lukman).


ذَٰلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ


"Demikianlah kebesaran Allah. Karena Allah, Dialah Tuhan Yang Hak. Apa saja yang mereka seru selain Allah, itulah yang batil, dan sungguh Allah Yang Mahatinggi, Mahabesar." (Q.S.22.Al-Ḥajj : 62)


Adapun orang yang tidak beriman kepada kezhahiran Allah, maka apabila mereka ditimpa suatu kemalangan, hatinya tidak akan fokus kepada Allah. Karena dia tidak mengetahui bahwa keberadaan Allah ada dimana-mana.


Meyakini kabathinan Allah, akan melahirkan Tazkiyatun Nafs, faktor bersihnya jiwa kita dilihat oleh Allah, maka kita akan selalu berusaha membersihkan jiwa dan hatinya dari segala penyakit hati.


Dari keempat nama Allah ini akan melahirkan sikap tawakal, bersandar kepada Allah SWT, ikhlas dalam beribadah kepada Allah SWT, merendahkan menghinakan diri karena Agungnya Allah SWT. Maka jiwa yang seperti ini akan terbebas, terbersihkan dari sikap was was yang membinasakan dan keragu-raguan yang bisa diombang ambingkan oleh syetan. Maka dari keempat nama Allah yang agung ini, akan melahirkan sikap/karakter yang luar biasa bagusnya bagi manusia. Dia tidak akan takabur, dia akan rendah hati, merasa hina dihadapan Allah, akan tawadhu dalam bersikap di hadapan Allah dan manusia.


Dalam salah satu hadis disebutkan oleh Ibnu Abbas bahwa semua manusia mempunyai perasaan keragu-raguan dalam hatinya, sampai Allah menurunkan 1 ayat dalam Al Qur'an :


فَإِنْ كُنْتَ فِي شَكٍّ مِمَّا أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ فَاسْأَلِ الَّذِينَ يَقْرَءُونَ الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكَ ۚ لَقَدْ جَاءَكَ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ


"Jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang wahyu yang Kami turunkan kepadamu, tanyakanlah kepada orang yang membaca Kitab sebelummu. Sungguh, telah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu, maka janganlah kamu termasuk orang yang ragu." (Q.S.10.Yūnus : 94).


Oleh karenanya, jika kita mempunyai keragu-raguan tentang segala sesuatu, maka bacalah Q.S.57 Al Hadid :3 seperti tertulis di awal tulisan ini.


Sumber :
Kajian Tarbiyah Sunnah Channel
Fiqih Asmaul Husna
Ust. Abu Haidar As Sundawy
Selasa, 6 Okt 2020

0 comments:

Post a Comment

Copyright © 2015 Catatan Kajian Majelis Taklim Bandung
| Distributed By Gooyaabi Templates