Thursday, January 14, 2021

Mengenal Al Karim dan Al Akram






Penjelasan mengenai makna Al Karim terdapat dalam 3 ayat di Al Qur'an, yaitu :


قَالَ الَّذِي عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ ۚ فَلَمَّا رَآهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهُ قَالَ هَٰذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ ۖ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ


"Seseorang yang mempunyai ilmu Kitab berkata, "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip." Ketika Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, dia pun berkata, "Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku, apakah aku bersyukur atau mengingkari nikmat-Nya. Barang siapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk kebaikan dirinya. Barang siapa ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya, Mahamulia."" (Q.S.27 An-Naml : 40).


يَا أَيُّهَا الْإِنْسَانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيمِ


"Hai manusia! Apa yang telah memperdayakanmu sehingga kamu durhaka terhadap Tuhanmu Yang Maha Mulia." (Q.S.82 Al-Infitar : 6)


فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ


"Mahatinggi Allah, Raja yang sebenarnya. Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Tuhan yang memiliki 'Arsy yang mulia." (Q.S.23 Al-Mukminun : 116)


Sedangkan untuk makna Al Akram, hanya terdapat dalam 1 ayat di Al Qur'an, yaitu : 

اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ

"Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia." (Q.S.96 Al-Alaq : 3)


Dari ketiga ayat diatas, maka dapat dijelaskan bahwa makna Al Karim adalah banyaknya kebaikan, keagungan dan manfaat. Dia adalah Dzat yang dalam segala hal terbaik dan terafdol. 

Selain dzat Allah, Al qur'an sebagai sifat Allah (Kalamullah) juga disifati oleh Allah sebagai Al Karim, sebagaimana terdapat dalam Qur'an :


إِنَّهُ لَقُرْآنٌ كَرِيمٌ


"Sesungguhnya Al-Qur'an yang sangat mulia," (Q.S.56 Al-Waqi'ah : 77)


Makna dari ayat tersebut adalah bahwa Al qur'an itu banyak sekali manfaat nya dan melimpah ilmunya. Semua kebaikan dan semua ilmu bersumber pada Al Qur'an.


Bukan hanya dzat dan sifat Allah saja yang disebut dengan Al Karim, tetapi makhluk Allah pun ada yg disifati oleh Allah sebagai al karim dengan ketentuan yang Allah tetapkan. Contohnya : Arsy.. (Arsy termasuk ke dalam makhluk, karena Arsy merupakan ciptaan Allah). Arsy adalah makhluk Allah tertinggi daripada yang lainnya. Tetapi Allah berada diatas Arsy. Dan Rizki juga merupakan mahkluk Allah yang disifati Karim oleh Allah. Bahkan Allah juga mensifati pahala dan ampunan sebagai Karim. Ilmu, pahala dan ampunan pun merupakan rizki dari Allah, seperti dijelaskan dalam Al Qur'an :


أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا ۚ لَهُمْ دَرَجَاتٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ


"Mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka akan memperoleh derajat tinggi, ampunan serta rezeki yang mulia di sisi Tuhannya." (Q.S.8 Al-Anfal : 4)


Allah mensifati karim juga terhadap sebuah perbuatan atau keadaan, seperti dijelaskan dalam Al Qur'an :


إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلًا كَرِيمًا


"Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang terlarang dikerjakan, pasti Kami hapus kesalahan-kesalahanmu dan akan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga)."  (Q.S.4 An-Nisa : 31)


Makna dari ayat diatas adalah bahwa dengan menjauhi dosa-dosa besar, maka hal itu merupakan cara masuk ke surga yang karim dengan cara masuk yang baik, yang selamat dari kekeliruan, kesedihan, kesusahan dan kesulitan. Jika kita menjauhi dosa besar, akan masuk dengan leluasa, senang, bahagia, selamat dari semua kendala tanpa rasa resah, gelisah, ragu-ragu dan tanpa kesulitan. Hal ini menggambarkan suatu perbuatan yang mulia, yaitu menjauhi dosa besar dan suatu keadaan yaitu masuk ke surga dengan cara yang mulia pula.


Ciptaan Allah berupa pemandangan, keindahan alam, dan sebagainya juga disisifati oleh Allah sebagai Karim. Hal ini dijelaskan dalam Al Qur'an : 


أَوَلَمْ يَرَوْا إِلَى الْأَرْضِ كَمْ أَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ كَرِيمٍ


"Tidakkah mereka memperhatikan bumi? Kami telah tumbuhkan berbagai tumbuhan yang baik di bumi itu."  (Q.S.26 Asy-syu'ara' : 7)


Dari semua pejelasan diatas, Karim merupakan sifat Allah tetapi bisa juga diberikan kepada makhluk, tidak khusus bagi dzat Allah. Namun, hakekat karim nya makhluk pasti berbeda dengan hakekat karim nya Allah Azza Wajalla.


Jadi makna dari lafadz Karim adalah lafadz yang memadukan seluruh kebaikan, keindahan, keterpujian, tidak sekedar bermakna hanya memberi sebagai bentuk kedermawanan. 


Salah satu makna Al Karim juga adalah memberi kepada yang membutuhkan maupun yang tidak membutuhkan.


Para ulama memaknai Al Karim dengan makna yang berbeda-beda :

Al karim adalah dzat yang apabila berjanji pasti ditunaikan, terangkatnya segala hajat atau kebutuhan baik yang besar maupun yang kecil, yang tidak pernah menyia-nyiakan orang-orang yang tawakal bersandar kepada Nya, dzat yang mengampuni dan menghapus segala dosa dan kesalahan. Dan masih banyak makna Al Karim yang dijelaskan oleh para ulama. Dimana semua makna itu adalah benar, karena Al Karim mencakup banyak makna. Semua makna itu terkandung dalam sifat atau lafadz Al Karim. Seluruh kebaikan berada di tangan Allah.

Semua makna Al Karim yang dijelaskan oleh para ulama tersebut adalah benar karena terdapat di dalam Al Qur'an, sebagai berikut :


أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَسْجُدُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُومُ وَالْجِبَالُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ وَكَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ۖ وَكَثِيرٌ حَقَّ عَلَيْهِ الْعَذَابُ ۗ وَمَنْ يُهِنِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ مُكْرِمٍ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَفْعَلُ مَا يَشَاءُ ۩


"Tidakkah kamu tahu bahwa semua makhluk yang ada di langit dan di bumi bersujud kepada Allah, termasuk matahari, bulan, bintang, gunung-gunung, pohon-pohon, hewan-hewan yang melata, dan banyak di antara manusia. Tetapi, tidak sedikit juga manusia yang pantas mendapatkan azab. Barang siapa dihinakan Allah, tidak seorang pun yang akan memuliakannya. Sungguh, Allah berbuat apa saja yang dikehendaki-Nya."  (Q.S.22 Al Hajj :18) 》Allah Maha melakukan apa saja yang diinginkan-Nya, termasuk menghinakan dan memuliakan hamba-Nya.


يَسْأَلُهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِي شَأْنٍ


"Apa yang ada di langit dan di bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Allah dalam kesibukan."  (Q.S.55 Ar-Rahman: 29) 》Semua makhluk di bumi dan di langit memohon kepada Allah, tetapi hal itu tidak merepotkan Allah.


إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ إِنَّا لَا نُضِيعُ أَجْرَ مَنْ أَحْسَنَ عَمَلًا


"Sungguh, Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala mereka yang beriman dan mengerjakan kebajikan."  (Q.S.18 Al-Kahfi : 30) Allah tidak akan menyia-nyiakan setiap kebaikan maupun keburukan yang dilakukan oleh hamba-Nya sekecil apapun itu.


Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan doa hambaNya. Allah pula yang akan mengampuni semua dosa-dosa makhluk-Nya, baik yang kecil maupun yang terbesar, jika dia bertaubat.


Allah pun menganugrahi hidayah kepada manusia untuk bertaubat. Taubatnya seorang hamba akan membahagiakan Allah lebih besar daripada bahagianya seseorang yang kehilangan segala sesuatu yang membuatnya sedih dan tinggal menunggu kematiannya tiba-tiba apa yang hilang tersebut kembali lagi kepadanya.


Dan Allah juga memberikan sebagian kecil dari kemulian-Nya kepada hamba-Nya. Besar kecilnya kemuliaan yang Allah berikan kepada hamba-Nya tergantung kepada ketakwaan hamba tersebut kepada Allah Azza WaJalla. Semakin takwa, semakin besar kemuliaan yang Allah berikan kepadanya.

Allah berfirman dalam Al Qur'an, "Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kalian di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa."


Sumber : 

Kajian Islam Ilmiah Online - Tarbiyyah Sunnah

Kitab Fiqih Asmaul Husna 

Ust. Abu Haidar As-Sundawy

Selasa, 12 Januari 2020







0 comments:

Post a Comment

Copyright © 2015 Catatan Kajian Majelis Taklim Bandung
| Distributed By Gooyaabi Templates