Featured

Monday, February 28, 2022

Menjawab Ujian Kehidupan






Ada 2 tipe manusia dalam merespon perubahan :

  1. Tidak menerima kenyataan sehingga menjadi depresi, putus asa bahkan menjadi murtad. Orang seperti ini akan menderita kerugian di dunia dan akhirat. Hal ini dijelaskan dalam Al Qur'an  :   
    وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّعْبُدُ اللّٰهَ عَلٰى حَرْفٍۚ فَاِنْ اَصَابَهٗ خَيْرُ ِۨاطْمَـَٔنَّ بِهٖۚ وَاِنْ اَصَابَتْهُ فِتْنَةُ ِۨانْقَلَبَ عَلٰى وَجْهِهٖۗ خَسِرَ الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةَۗ ذٰلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِيْنُ

    "Di antara manusia ada yang menyembah Allah dengan keraguan. Jika memperoleh kebajikan, ia merasa puas dan jika ditimpa cobaan, ia murtad (kembali kafir). la rugi di dunia dan akhirat. Itulah kerugian nyata." (Q.S.22 Al Hajj : 11)

    QS. Al-Hajj:11




  2. Menerima dengan ridho, dan merasa cukuplah kepada Allah berharap. Dan dia bisa berubah menjadi lebih baik dengan mengambil pelajaran/hikmah. Maka boleh jadi di dunia dia merasa sakit, tetapi di akhirat dia akan mendapatkan kebahagiaan.  Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
    وَلَوْ اَنَّهُمْ رَضُوْا مَآ اٰتٰىهُمُ اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗۙ وَقَالُوْا حَسْبُنَا اللّٰهُ سَيُؤْتِيْنَا اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖ وَرَسُوْلُهٗٓ اِنَّآ اِلَى اللّٰهِ رَاغِبُوْنَ ࣖ

    "Sekiranya mereka benar-benar ridho dengan apa yang diberikan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka dan berkata, “Cukuplah Allah bagi kami. Allah dan Rasul-Nya akan memberikan sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya, kami orang-orang yang berharap kepada Allah.”" (Q.S.9 At Taubah : 59)


       


Jika sesuatu terjadi, kita harus melakukan muhasabah apakah yang menimpa kita ini musibah, azab atau ujian. Berikut perbedaan antara musibah, azab dan ujian.


Musibah adalah penderitaan yang terjadi disebabkan kelalaian manusia. Contoh bencana banjir, dll.  

Hal ini dijelaskan dalam Al Qur'an :


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

مَآ اَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللّٰهِ ۖ وَمَآ اَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَّفْسِكَ ۗ وَاَرْسَلْنٰكَ لِلنَّاسِ رَسُوْلًا ۗ وَكَفٰى بِاللّٰهِ شَهِيْدًا

" Kebajikan apa pun yang kamu peroleh, semuanya dari Allah, dan keburukan apa pun yang menimpamu, itu dari kesalahanmu sendiri. Kami mengutusmu (Muhammad) menjadi rasul kepada seluruh manusia. Cukuplah Allah yang menjadi saksi."  (Q.S.4 An-Nisa : 79)

QS. An-Nisa':79



Terjemahan berdasarkan Al-Muasir


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَمَآ اَصَابَكُمْ مِّنْ مُّصِيْبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ اَيْدِيْكُمْ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍۗ

" Musibah apa pun yang menimpamu disebabkan oleh perbuatanmu sendiri. Allah memaafkan sebagian besar kesalahanmu." (Q.S.42 As-Syuara : 30)

QS. Asy-Syura:30



Terjemahan berdasarkan Al-Muasir


Musibah harus diselesaikan dengan ikhtiar. 


Azab adalah penderitaan yang terjadi disebakan kedurhakaan / dosa manusia. Hal ini jelas tertulis dalam Al Qu'an : 


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

"Seandainya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan limpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi. Namun, mereka mendustakan ayat-ayat Kami. Maka, Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan."  (Q.S. 7 Al A’raf: 96)



Terjemahan berdasarkan Al-Muasir


Ujian adalah penderitaan atau kebahagiaan yang dirasakan oleh manusia sebagai hak prerogatif Allah. Jadi ujian bukan hanya berbentuk penderitaan saja, tetapi kebahagiaan yang kita dapatkan pun bisa merupakan ujian. Allah akan menguji manusia sebelum manusia itu kembali pada Allah, untuk mengetahui siapa yang lebih baik diantara manusia. Hal ini dijelaskan dalam Al Qur'an :


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ وَنَبْلُوْكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۗوَاِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ

" Setiap makhluk bernyawa akan merasakan mati. Kami akan mengujimu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami."  (Q.S.21 Al-Anbiya' : 35)



Terjemahan berdasarkan Al-Muasir

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

اِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْاَرْضِ زِيْنَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ اَيُّهُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا

" Sesungguhnya, Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan bagi mereka agar Kami menguji mereka, siapa di antara mereka yang paling baik perbuatannya."  (Q.S.18 Al-Kahfi : 7)

QS. Al-Kahf:7



Terjemahan berdasarkan Al-Muasir


Karena ujian merupakan cara untuk menyeleksi siapa yang paling baik imannya, oleh karena itu kita harus berusaha untuk menyelesaikan setiap ujian yang diberikan kepada kita, seperti dijelaskan dalam Al Qur'an :  


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:.

 اَحَسِبَ النَّاسُ اَنْ يُّتْرَكُوْٓا اَنْ يَّقُوْلُوْٓا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُوْنَ
وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللّٰهُ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكٰذِبِيْنَ
Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya mengatakan, “Kami telah beriman,” padahal mereka tidak diuji? Sungguh, Kami telah menguji orang- orang sebelum mereka. Sungguh, Allah mengetahui orang-orang yang benar imannya dan orang-orang yang dusta. (QS.29 Al-'Ankabut:2-3)


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

اَمْ حَسِبْتُمْ اَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ جَاهَدُوْا مِنْكُمْ وَيَعْلَمَ الصّٰبِرِيْنَ

" Apakah kamu mengira akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar?" Q.S.3 Ali Imran : 142



Terjemahan berdasarkan Al-Muasir

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirmaSungguh, Kami telah menguji orang- orang sebelum mereka. Sungguh, Allah mengetahui orang-orang yang benar imannya dan orang-orang yang dusta.

QS. Al-'Ankabut:3



Terjemahan berdasarkan Al-Muasir

Catatan

Jihad memiliki beberapa makna, di antaranya: 

a) Berperang untuk menegakkan Islam dan melindungi orang Islam yang tertindas; 

b) Memerangi atau menundukkan hawa nafsu; 

c) Mendermakan harta untuk kebaikan Islam dan umat Islam; 

d) Memberantas kejahatan dan menegakkan kebenaran.



Bagaimana kita menjawab ujian? 

Kita harus mengelola hati dengan husnudzon.


Husnudzon akan muncul dari sebuah kesadaran. Kesadaaran bahwa apa yang terjadi pasti ada hikmahnya.


Ada beberapa kesadaran yang harus kita asah :


  1. Kesadaran untuk instrospeksi diri. Renungkan /evaluasi bahwa apa yang terjadi mungkin karena kesalahan kita sendiri.   Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
    يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ

    " Hai, orang-orang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." Q.S.59 Al-Hasyr : 18



    Terjemahan berdasarkan Al-Muasir

  2. Kesadaran untuk perbaikan diri. Kita harus sering memohon ampun kepada Allah Karena manusia itu tidak luput dari kesalahan, Tidak ada yang sempurna. Maka harus ada kesadaran untuk memperbaiki diri.  Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
    يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا تُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ تَوْبَةً نَّصُوْحًاۗ عَسٰى رَبُّكُمْ اَنْ يُّكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۙ يَوْمَ لَا يُخْزِى اللّٰهُ النَّبِيَّ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗۚ نُوْرُهُمْ يَسْعٰى بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَبِاَيْمَانِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَآ اَتْمِمْ لَنَا نُوْرَنَا وَاغْفِرْ لَنَاۚ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

    " Hai, orang-orang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang sungguh-sungguh. Mudah-mudahan Tuhan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, yaitu pada hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan orang-orang beriman yang bersama dengannya; cahaya mereka memancar di hadapan dan di kanan mereka. Mereka berkata, “Ya Tuhan kami, sempurnakanlah cahaya untuk kami dan ampunilah kami. Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.”  Q.S.66 At-Tahrim : 8



    Terjemahan berdasarkan Al-Muasir

  3. Kesadaran untuk ikhtiar. Sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, kita butuh terus ikhtiar untuk memperbaiki diri. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
    فَاِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْۙ . وَاِلٰى رَبِّكَ فَارْغَبْ 

    " Apabila kamu telah selesai mengerjakan suatu urusan, maka tetaplah bekerja keras untuk urusan berikutnya,dan hanya kepada Tuhanmu, hendaknya kamu berharap." Q.S.94 As-Syarh : 7-8



    Terjemahan berdasarkan Al-MuasirQS. Asy-Syarh:7



    Terjemahan berdasarkan Al-Muasir

  4. Kesadaran untuk menjaga totalitas. Dalam hidup, Kita akan selalu berhadapan dengan ujian, baik itu yang menyenangkan atau yang tidak menyenangkan. Oleh karena itu kita harus punya kesadaran untuk menjaga totalitas melakukan yang terbaik.  Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
    ۨالَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًاۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُۙ

    " Allah yang menciptakan mati dan hidup, untuk mengujimu, siapa di antara kamu yang paling baik amalnya. Allah Mahaperkasa, Maha Pengampun." Q.S.67 Al Mulk : 2



    Terjemahan berdasarkan Al-Muasir

  5. Kesadaran untuk beradaptasi. Kita harus selalu berusaha untuk beradaptasi dan berdamai dengan keadaan. Agar hidup lebih nyaman dan efisien.  Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
    لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ وَاِذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ ۚوَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ

    " Pada diri manusia ada malaikat-malaikat yang selalu menjaga bergiliran, dari depan dan dari belakangnya. Mereka bertugas atas perintah Allah. Sesungguhnya, Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, tak ada yang dapat menolak dan melindungi mereka selain Allah." Q.S.13 Ar-Ra’du : 11



    Terjemahan berdasarkan Al-Muasir

  6. Kesadaran untuk mendengar nasihat. Karena jiwa manusia fluktuatif, ada saat semangat tetapi seringkali muncul juga keputus asaan, maka kita harus sering mendengarkan nasihat agar hati menjadi lebih kuat dan  tenang. Salah satu caranya adalah dengan rajin mengikuti majelis taklim/majelis ilmu.  Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
    الَّذِيْنَ يَسْتَمِعُوْنَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُوْنَ اَحْسَنَهٗ ۗ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ هَدٰىهُمُ اللّٰهُ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمْ اُولُوا الْاَلْبَابِ

    " yaitu mereka yang mendengarkan perkataan, lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal sehat." Q.S.39 Az Zumar : 18



    Terjemahan berdasarkan Al-Muasir

  7. Kesadaran utuk berbagi. Allah akan membukakan jalan keluar untuk berbagai masalah hidup kita dengan berbagi. Berbagi harta, tenaga maupun dengan doa. Karena Saat Kita berbagi, kita seperti sedang menanam benih kebaikan yang akan kita rasakan hasilnya di kemudian hari berupa keberkahan untuk kita.  Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
    مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ

    " Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai dan pada setiap tangkai terdapat seratus biji. Allah melipatgandakan pahala bagi orang yang dikehendaki-Nya dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui." Q.S.2 Al Baqarah : 261



    Terjemahan berdasarkan Al-Muasir

  8. Kesadaran untuk menjaga amanah. Rasulullah S.A.W bersabda, " Lakukan enam perkara, Aku jamin Engkau masuk surga : Jujur, Penuhi Janji, Tunaikan Amanah, Jaga Kehormatan, Jaga pandangan, dan jaga tanganmu dari kesewenag-wenangan." (H.R. Ahmad)

Berbaik sangka adalah modal utama untuk menjawab ujjian, maka ke 8 poin daiatas adalah cara kita agar bisa menjawab segala ujian yang datang dalam hidup.




Sumber : 

Kajian Majelis Percikan Iman (14 November 2021)

Ust. DR. Aam Amirudin. M.SI.

Thursday, January 14, 2021

Mengenal Al Karim dan Al Akram






Penjelasan mengenai makna Al Karim terdapat dalam 3 ayat di Al Qur'an, yaitu :


قَالَ الَّذِي عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ ۚ فَلَمَّا رَآهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهُ قَالَ هَٰذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ ۖ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ


"Seseorang yang mempunyai ilmu Kitab berkata, "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip." Ketika Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, dia pun berkata, "Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku, apakah aku bersyukur atau mengingkari nikmat-Nya. Barang siapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk kebaikan dirinya. Barang siapa ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya, Mahamulia."" (Q.S.27 An-Naml : 40).


يَا أَيُّهَا الْإِنْسَانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيمِ


"Hai manusia! Apa yang telah memperdayakanmu sehingga kamu durhaka terhadap Tuhanmu Yang Maha Mulia." (Q.S.82 Al-Infitar : 6)


فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ


"Mahatinggi Allah, Raja yang sebenarnya. Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Tuhan yang memiliki 'Arsy yang mulia." (Q.S.23 Al-Mukminun : 116)


Sedangkan untuk makna Al Akram, hanya terdapat dalam 1 ayat di Al Qur'an, yaitu : 

اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ

"Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia." (Q.S.96 Al-Alaq : 3)


Dari ketiga ayat diatas, maka dapat dijelaskan bahwa makna Al Karim adalah banyaknya kebaikan, keagungan dan manfaat. Dia adalah Dzat yang dalam segala hal terbaik dan terafdol. 

Selain dzat Allah, Al qur'an sebagai sifat Allah (Kalamullah) juga disifati oleh Allah sebagai Al Karim, sebagaimana terdapat dalam Qur'an :


إِنَّهُ لَقُرْآنٌ كَرِيمٌ


"Sesungguhnya Al-Qur'an yang sangat mulia," (Q.S.56 Al-Waqi'ah : 77)


Makna dari ayat tersebut adalah bahwa Al qur'an itu banyak sekali manfaat nya dan melimpah ilmunya. Semua kebaikan dan semua ilmu bersumber pada Al Qur'an.


Bukan hanya dzat dan sifat Allah saja yang disebut dengan Al Karim, tetapi makhluk Allah pun ada yg disifati oleh Allah sebagai al karim dengan ketentuan yang Allah tetapkan. Contohnya : Arsy.. (Arsy termasuk ke dalam makhluk, karena Arsy merupakan ciptaan Allah). Arsy adalah makhluk Allah tertinggi daripada yang lainnya. Tetapi Allah berada diatas Arsy. Dan Rizki juga merupakan mahkluk Allah yang disifati Karim oleh Allah. Bahkan Allah juga mensifati pahala dan ampunan sebagai Karim. Ilmu, pahala dan ampunan pun merupakan rizki dari Allah, seperti dijelaskan dalam Al Qur'an :


أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا ۚ لَهُمْ دَرَجَاتٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ


"Mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka akan memperoleh derajat tinggi, ampunan serta rezeki yang mulia di sisi Tuhannya." (Q.S.8 Al-Anfal : 4)


Allah mensifati karim juga terhadap sebuah perbuatan atau keadaan, seperti dijelaskan dalam Al Qur'an :


إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلًا كَرِيمًا


"Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang terlarang dikerjakan, pasti Kami hapus kesalahan-kesalahanmu dan akan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga)."  (Q.S.4 An-Nisa : 31)


Makna dari ayat diatas adalah bahwa dengan menjauhi dosa-dosa besar, maka hal itu merupakan cara masuk ke surga yang karim dengan cara masuk yang baik, yang selamat dari kekeliruan, kesedihan, kesusahan dan kesulitan. Jika kita menjauhi dosa besar, akan masuk dengan leluasa, senang, bahagia, selamat dari semua kendala tanpa rasa resah, gelisah, ragu-ragu dan tanpa kesulitan. Hal ini menggambarkan suatu perbuatan yang mulia, yaitu menjauhi dosa besar dan suatu keadaan yaitu masuk ke surga dengan cara yang mulia pula.


Ciptaan Allah berupa pemandangan, keindahan alam, dan sebagainya juga disisifati oleh Allah sebagai Karim. Hal ini dijelaskan dalam Al Qur'an : 


أَوَلَمْ يَرَوْا إِلَى الْأَرْضِ كَمْ أَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ كَرِيمٍ


"Tidakkah mereka memperhatikan bumi? Kami telah tumbuhkan berbagai tumbuhan yang baik di bumi itu."  (Q.S.26 Asy-syu'ara' : 7)


Dari semua pejelasan diatas, Karim merupakan sifat Allah tetapi bisa juga diberikan kepada makhluk, tidak khusus bagi dzat Allah. Namun, hakekat karim nya makhluk pasti berbeda dengan hakekat karim nya Allah Azza Wajalla.


Jadi makna dari lafadz Karim adalah lafadz yang memadukan seluruh kebaikan, keindahan, keterpujian, tidak sekedar bermakna hanya memberi sebagai bentuk kedermawanan. 


Salah satu makna Al Karim juga adalah memberi kepada yang membutuhkan maupun yang tidak membutuhkan.


Para ulama memaknai Al Karim dengan makna yang berbeda-beda :

Al karim adalah dzat yang apabila berjanji pasti ditunaikan, terangkatnya segala hajat atau kebutuhan baik yang besar maupun yang kecil, yang tidak pernah menyia-nyiakan orang-orang yang tawakal bersandar kepada Nya, dzat yang mengampuni dan menghapus segala dosa dan kesalahan. Dan masih banyak makna Al Karim yang dijelaskan oleh para ulama. Dimana semua makna itu adalah benar, karena Al Karim mencakup banyak makna. Semua makna itu terkandung dalam sifat atau lafadz Al Karim. Seluruh kebaikan berada di tangan Allah.

Semua makna Al Karim yang dijelaskan oleh para ulama tersebut adalah benar karena terdapat di dalam Al Qur'an, sebagai berikut :


أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَسْجُدُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُومُ وَالْجِبَالُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ وَكَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ۖ وَكَثِيرٌ حَقَّ عَلَيْهِ الْعَذَابُ ۗ وَمَنْ يُهِنِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ مُكْرِمٍ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَفْعَلُ مَا يَشَاءُ ۩


"Tidakkah kamu tahu bahwa semua makhluk yang ada di langit dan di bumi bersujud kepada Allah, termasuk matahari, bulan, bintang, gunung-gunung, pohon-pohon, hewan-hewan yang melata, dan banyak di antara manusia. Tetapi, tidak sedikit juga manusia yang pantas mendapatkan azab. Barang siapa dihinakan Allah, tidak seorang pun yang akan memuliakannya. Sungguh, Allah berbuat apa saja yang dikehendaki-Nya."  (Q.S.22 Al Hajj :18) 》Allah Maha melakukan apa saja yang diinginkan-Nya, termasuk menghinakan dan memuliakan hamba-Nya.


يَسْأَلُهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِي شَأْنٍ


"Apa yang ada di langit dan di bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Allah dalam kesibukan."  (Q.S.55 Ar-Rahman: 29) 》Semua makhluk di bumi dan di langit memohon kepada Allah, tetapi hal itu tidak merepotkan Allah.


إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ إِنَّا لَا نُضِيعُ أَجْرَ مَنْ أَحْسَنَ عَمَلًا


"Sungguh, Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala mereka yang beriman dan mengerjakan kebajikan."  (Q.S.18 Al-Kahfi : 30) Allah tidak akan menyia-nyiakan setiap kebaikan maupun keburukan yang dilakukan oleh hamba-Nya sekecil apapun itu.


Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan doa hambaNya. Allah pula yang akan mengampuni semua dosa-dosa makhluk-Nya, baik yang kecil maupun yang terbesar, jika dia bertaubat.


Allah pun menganugrahi hidayah kepada manusia untuk bertaubat. Taubatnya seorang hamba akan membahagiakan Allah lebih besar daripada bahagianya seseorang yang kehilangan segala sesuatu yang membuatnya sedih dan tinggal menunggu kematiannya tiba-tiba apa yang hilang tersebut kembali lagi kepadanya.


Dan Allah juga memberikan sebagian kecil dari kemulian-Nya kepada hamba-Nya. Besar kecilnya kemuliaan yang Allah berikan kepada hamba-Nya tergantung kepada ketakwaan hamba tersebut kepada Allah Azza WaJalla. Semakin takwa, semakin besar kemuliaan yang Allah berikan kepadanya.

Allah berfirman dalam Al Qur'an, "Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kalian di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa."


Sumber : 

Kajian Islam Ilmiah Online - Tarbiyyah Sunnah

Kitab Fiqih Asmaul Husna 

Ust. Abu Haidar As-Sundawy

Selasa, 12 Januari 2020







Tuesday, November 10, 2020

Memahami Makna Rabb





Penjelasan mengenai Ar Rabb ini banyak sekali dalam Al Qur'an, diantaranya adalah sebagai berikut :


قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ


"Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam." (Q.S.6 Al-An'Am: 162)


قُلْ أَغَيْرَ اللَّهِ أَبْغِي رَبًّا وَهُوَ رَبُّ كُلِّ شَيْءٍ ۚ وَلَا تَكْسِبُ كُلُّ نَفْسٍ إِلَّا عَلَيْهَا ۚ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ ۚ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّكُمْ مَرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ


"Katakanlah (Muhammad), "Apakah pantas aku mencari tuhan selain Allah, padahal Allah-lah Tuhan bagi segala sesuatu? Setiap perbuatan dosa seseorang, merupakan tanggung jawab dirinya sendiri. Seseorang tidak akan memikul beban dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitahukan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan." (Q.S.6 Al-An'Am : 164)


وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ


"Kamu tidak dapat menempuh jalan itu, kecuali Allah yang menghendakinya, Tuhan seluruh alam."  (Q.S.81 At atkwir : 29)


سَلَامٌ قَوْلًا مِنْ رَبٍّ رَحِيمٍ


"Kepada mereka dikatakan, "Salam," sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang." (Q.S.36 Ya'Sin : 58)



Makna Rabb adalah pemilik Al Rububiyah terhadap seluruh makhluknya, baik menciptakan, menguasai, melaksanakan atau mengatur seluruh alam ini. Mengatur seluruh kehidupan di alam jagat raya ini.


Rabb ini memiliki banyak makna, bukan hanya satu saja.


Rabb adalah bahasa Arab yang maknanya mencakup beberapa nama :

1. Al Sayyid, pemimpin yg ditaati, dihargai, dihormati. 

2. Al Muslih, yg memperbaiki dan mengatur sesuatu yang lain.

3. Al Malik, Yg memiliki sesuatu serta menguasainya.


Seluruh makna yang lain kembali ke 3 makna ini.

Sehingga kerububiyahan Allah adalah Dia yang mematikan dan menghidupkan, Dia yang memberi, Dia yang menahan pemberian, Dia yang memberi manfaat, Dia yang memberi mudharat, Dia yang mengatur segalanya dan memperbaiki.


Keagungan dari nama Rabb ini adalah bila berdiri sendiri, maka maknanya mencakup seluruh makna yang terkandung dalam Al Asmaul Husna.


Berkata imam Ibnu Qayyim, "Sesungguhnya makna Rabb itu Al Qaddir, yang berkuasa, Al Khalik yang menciptakan, Al Bariul Mushawiru yang mengadakan dan yang membentuk seluruh makhluk. Al Hayyu Al Qayyum yang hidup dan berdiri sendiri, Al Samiul Al Masir yang mengetahui yang mendengar yang melihat, yang memberikan kebaikan dan nikmat, yang dermawan, yang memberi dan menahan pemberian, yang memberi madharat maupun manfaat, yang mengawalkan atau mengakhirkan, yang menyesatkan orang-orang yang dikendaki-Nya dan memberikan hidayah kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya. Memberi kehagiaan kepada orang tertentu, memberi penderitaan kepada orang tertentu, yang memuliakan atau menghinakan seseorang."


Jadi Asmaul Husna seluruhnya tercakup dalam kata Rabb.


Siapa orang yang memperhatikan nama Rabb dan menelaah isi kandungan maknanya, maka dia akan menyaksikan bahwa Allah itu Qayyum berdiri sendiri dalam seluruh sifatnya, dalam sifat yang sempurna dan membuat seluruh makhluk-Nya berfungsi sesuai kehendak Allah.

Berdasarkan hal itu maka semua sifat-sifat yang Allah miliki berimbas kepada makhluk-Nya.

Contoh : Allah pemberi rizki itu berarti ada rizki yang diberikan dan ada yang menerima rizki tersebut. Allah Ar Rahman Ar Rahiim berarti ada yang dikasihi dan disayangi. Maka ke Qayyum-an Allah menjadi sumber dari berdirinya seluruh makhluk yang lain. 


Kerububiyahan Allah mencakup seluruh alam. Imam Ibnu Katsir menjelaskan makna Alhamdullilahirabbil alaamiin adalah bahwa dialam jagat raya ini ada 80 ribu alam. Alam malaikat, alam manusia, dan alam-alam lain yang kita tidak tahu. Hanya Allah yang mengetahuinya dan mengatur segalanya.


Allah lah yang Rabbi, mengatur seluruh makhluk dengan nikmatnya. Allah memberikan apa yang dibutuhkan makhluk tersebut, Allah yang memberikan hidayah kepada yang dikehendaki-Nya, dan sebagainya.


Rububiyah dan Tarbiyyah (Pengaturan) Allah kepada makhluknya ada 2 jenis :


1. Tarbiyah dan Rububiyah (pengaturan) secara umum. 

Yaitu mencakup kepada semua mahkluk, baik yang shaleh maupun yang salah (tidak shaleh), yang taat maupun yang maksiat, yang mukmin maupun kafir. Dalam bentuk memberi kehidupan, memberi rizki, memberi nikmat,  menghinakan atau memuliakan, menghidupkan atau mematikan, memberikan solusi atau memberikan masalah kepada makhluknya, termasuk dalam mengijabah doa atau menolak doa makhluknya, dll. Semua Allah berikan baik kepada orang kafir maupun orang mukmin.


2. Tarbiyyah dan Rububiyah (pengaturan) secara khusus. 

Yang diberikan Allah khusus kepada orang-orang yang dicintai-Nya berupa memberikan pemberian-pemberian yang spesial yang tidak Allah berikan kepada orang yang durhaka. Diberikan taufik dan hidayah untuk beriman, untuk beribadah kepada Allah, diberi kemudahan untuk mengenal Allah (ma'rifatullah) dan bertaubat kepada Allah. Allah mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya. Allah mudahkan mereka kepada hal-hal yang baik dan Allah jauhkan mereka dari kesulitan dan perkara yang buruk. Semua pemberian khusus ini hanya diberikan Allah kepada para wali-Nya, orang-orang yang memiliki keimanan dan ketakwaan. Karena itulah maka orang yang memiliki keimanan dan meyakini Allah sebagai Rabb bagi dirinya, pastilah selain dia ibadah kepada Allah juga ibadah itu pasti dia lakukan secara ikhlas. 


Allah berfirman, " Aku lah Rabb kalian, maka sembahlah Aku." maknanya adalah Allah yang menciptakan dan memberikan kehidupan dan semua kenikmatan kepada manusia. Maka Allah menciptakan seluruh jagat raya ini bukan secara iseng atau sia-sia. Tapi setelah diciptakan Allah mengatur, menciptakan larangan dan perintah, Allah kasih janji dan ancaman. Maka orang yang bahagia adalah orang yang hidup taat beribadah kepada-Nya dan orang yang binasa adalah orang yang durhaka kepada-Nya dan mengikuti hawa nafsunya. Maka siapa org yang beriman kepada rububiyah Allah, meridhoi Allah sebagai Rabb nya, ridho juga terhadap semua perintah dan larangan-Nya, ridho terhadap semua pemberian-Nya dan takdir-Nya yang Allah berikan. Ridho terhadap apa yang diberikan dan tidak diberikan Allah kepadanya, maka dia akan merasakan manisnya iman sekalipun apa yang Allah tetapkan untuknya membuat dia menderita. Contohnya saat kita sakit, kita menderita tetapi kita ridho karena yakin ada kebaikan dibalik sakitnya itu. Yakin bahwa itu merupakan cara Allah menyayangi kita.


Sumber :

Kajian Online Tarbiyah Sunnah
Fiqih Asmaul Husna
Ust. Abu Haidar As Sundawy




Wednesday, October 28, 2020

Mengenal Al Awwal, Al Akhir, Az Zhahir dan Al Batin

 




Keempat nama Allah ini disebut secara bersamaan oleh Allah dlm 1 ayat, yaitu :


هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ


"Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zhahir, dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (Q.S.57 Al Hadid : 3)


Makna Al Awwal adalah yang paling awal, tidak ada sesuatupun sebelum Allah. Dan keberadaan Nya tidak diawali oleh ketiadaan. Sebelum ada waktu, sebelum ada tempat, sebelum ada apapun Allah sudah ada terlebih dahulu. Sebelum Allah, tidak ada sesuatupun.
Al Akhir maknanya adalah tidak ada sesuatupun setelah Allah. Keberadaan Allah tidak diakhiri oleh ketiadaan. Tidak diawali oleh ketiadaan. Allah tidak pernah tidak ada. Allah selalu ada.
Al Zhahir adalah yang paling zahir, artinya tidak ada sesuatupun diatas Allah. Allah lah yang paling atas diseluruh makhluk Nya.
Sedangkan makna Al Batin adalah yang paling bawah. Tidak ada sesuatupun dibawah Allah Azza Wa Jalla. 


Dan hal ini ditafsirkan oleh Rasul SAW dalam salah satu hadis yang shahih dari Imam Muslim;
Dari Abu Kharaerah r.a. dia berkata, " Rasul memerintahkan kami, apabila kami sudah naik ke tempat pembaringan kami, hendaklah kami berdoa sebagai berikut : " Ya Allah Rabb penguasa seluruh langit dan penguasa seluruh bumi, dan penguasa seluruh arsy. Engkau adalah Rabb kami dan Rabb dari segala sesuatu. Engkaulah yang menumbuhkan benih-benih dan biji-bijian, Engkaulah yang menurunkan taurat, injil dan Al Qur'an. Sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari kejahatan segala sesuatu yang Engkau sudah memegang ubun-ubun dari segala sesuatu itu. Ya Allah Engkaulah Al Awwal, tdk ada sesuatupun sebelum Engkau, Engkaulah yg paling akhir, tdk ada sesuatupun setelah Engkau. Engkaulah yg zhahir maka tidak ada sesuatupun diatas-Mu. Engkaulah yang Batin, tidak ada sesuatupun dibawah-Mu. Lunaskanlah semua hutang-hutang kami, dan berikan kecukupan kepada kami dari kefakiran."" (H.R.Imam Muslim)


Dan poros bagi keempat nama ini menjelaskan Maha Meliputi Allah terhadap seluruh makhluknya. Dan peliputan Allah terhadap seluruh makhluknya ada 2 jenis, yaitu :


1. Zamaniah, artinya waktu.
Allah meliputi seluruh waktu dan Allah meliputi seluruh tempat. Seluruh waktu diliputi oleh Allah, dicakup oleh Allah maka maknanya adalah tidak ada sesuatupun sebelum dan setelah Allah. Allah yang paling awal dan paling akhir. Seluruh makhluk berada ditengah-tengah antara awal dan akhir. Dengan kata lain, Allah selalu ada tidak pernah tiada dan tidak akan pernah tiada.

2. Makaniah, artinya tempat.
Allah meliputi seluruh tempat maknanya tidak sesuatupun diatas Allah. Dan Allah berada diatas Arsy. Masing-masing jarak antara langit pertama sampai ke ketujuh, dan antara langit ke tujuh sampai ke kursi Allah dan dari kursi Allah ke arsy Allah masing-masing dipisakan oleh air. Ketebalan air ini setebal antara langit dan bumi.
Dibawah kita ada 7 lapis bumi dan ada ujung dari seluruh makhluk, tetapi tidak ada keterangan diantara ketujuh lapis bumi ini dipisahkan oleh apa. Dan dibawah lapis yg paling bawah tidak ada makhluk lain selain Allah.
Tidak ada sesuatupun yang lebih bawah dan lebih atas dari Allah SWT. Allah Maha Meliputi/Mencakup seluruh tempat di jagat raya ini dan meliputi seluruh waktu juga.


Berdasarkan hal itu. Makna kezhahiran Allah adalah Allah diatas seluruh makhluknya, lebih tinggi dari segala sesuatu, dan kebathinan Allah adalah Allah dibawah seluruh makhluknya. Akan tetapi,  sekalipun demikian, Allah lah yang paling dekat terhadap seluruh makhluknya. 

Sebagaimana diungkapkan oleh Allah SWT : "Kami lebih dekat kepada mereka dibanding kamu. Lebih dekat daripada urat leher mereka sendiri." Maknanya, Allah mengetahui isi hati, isi jiwa apapun yang tersembunyi dari seluruh urusan. Baik yang ghaib atau yang nyata, yang jauh atau yang dekat, semua diketahui oleh Allah SWT.


Allah berfirman, "Dia lah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi pada 6 hari, kemudian Dia mengetahui apa yang masuk kedalam bumi/tanah dan apa yang keluar. Dia mengetahui apa yang turun dari langit dan apa yang naik ke langit. Dia menyertai kalian dimana saja kalian berada."
Allah Maha Mengetahui termasuk isi hati manusia yang tidak diketahui manusia lainnya, Allah Maha Mengetahui. Jadi, Zhahir dan Batin nya Allah bermakna, Allah meliputi seluruh tempat, baik itu tempat yang nyata maupun yang ghaib. Semua diliputi Allah. Makhluk ada di tengah-tengahnya.


Apa konsekwensi/akibat dari keyakinan bahwa Allah meliputi waktu dan tempat, Allah yang paling awal dan yang paling akhir?
Jika seorang muslim mengetahui kandungan nama yang agung ini, maka dia akan mengetahui kesempurnaan, keagungan sifat Maha Meliputinya Allah SWT. Maka orang tersebut akan bermuamalah dengan isi kandungan nama-nama dari Allah, berupa dia akan merasa hina, rendah, tawadhu menghambakan dirinya kepada Allah. 


Mengetahui bahwa Allah Al Awwal, maka akan melahirkan sikap bahwa Allah lah satu-satunya yang kemudian melahirkan berbagai macam kebaikan dan manfaat bagi manusia, akan lahirnya sikap tawadhu, bertawakal dan bersandar hanya kepada Allah. Juga akan melahirkan kemurnian perasaan ta'aluk, keterkaitan dengan seluruh aturan Allah yang Allah berlakukan di alam jagat raya ini. Karena semuanya diatur oleh Allah, maka tadak ada tempat bersandar dan meminta pertolongan kecuali kepada Allah SWT. 


Lalu mengetahui bahwa Allah Al Akhir, akan melahirkan sikap menjadikan Allah sebagai satu-satunya tujuan jangka pendek ataupun jangka panjang. Tidak ada tujuan lain selain Allah. Tidak ada yang diinginkan selain apa yang ada di sisi Allah Azza Wa Jalla. Seluruh tempat berpulang hanya kepada Allah. Seluruh tempat yang dituju hanya Allah SWT. Maka dari sini akan melahirkan keikhlasan. Selain hal itu (selain Allah) akan hancur atau binasa. Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam Al Qur'an (Q.S. Ar Rahman dan Q.S. Al Qasas).
Maka, keyakinan bahwa Allah SWT adalah yang paling akhir, akan membuat seluruh niat/maksud hanya ditujukan kepada Allah.


Adapun keyakinan bahwa Allah itu Zhahir, akan lahir sikap fokusnya hati hanya kepada Allah. Tawadhu merendahkan diri kepada keagungan Allah Azza Wa Jalla. Karena, hanya Allah-lah satu-satunya dzat yang patut disembah. Selain Allah ada sesembahan, tetapi sesembahan yg bathil. Dan itu tidak layak disembah. Hal ini dijelaskan dalam Al Qur'an. (Q.S. Al-Hajj :62, dan Q.S.Lukman).


ذَٰلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ


"Demikianlah kebesaran Allah. Karena Allah, Dialah Tuhan Yang Hak. Apa saja yang mereka seru selain Allah, itulah yang batil, dan sungguh Allah Yang Mahatinggi, Mahabesar." (Q.S.22.Al-Ḥajj : 62)


Adapun orang yang tidak beriman kepada kezhahiran Allah, maka apabila mereka ditimpa suatu kemalangan, hatinya tidak akan fokus kepada Allah. Karena dia tidak mengetahui bahwa keberadaan Allah ada dimana-mana.


Meyakini kabathinan Allah, akan melahirkan Tazkiyatun Nafs, faktor bersihnya jiwa kita dilihat oleh Allah, maka kita akan selalu berusaha membersihkan jiwa dan hatinya dari segala penyakit hati.


Dari keempat nama Allah ini akan melahirkan sikap tawakal, bersandar kepada Allah SWT, ikhlas dalam beribadah kepada Allah SWT, merendahkan menghinakan diri karena Agungnya Allah SWT. Maka jiwa yang seperti ini akan terbebas, terbersihkan dari sikap was was yang membinasakan dan keragu-raguan yang bisa diombang ambingkan oleh syetan. Maka dari keempat nama Allah yang agung ini, akan melahirkan sikap/karakter yang luar biasa bagusnya bagi manusia. Dia tidak akan takabur, dia akan rendah hati, merasa hina dihadapan Allah, akan tawadhu dalam bersikap di hadapan Allah dan manusia.


Dalam salah satu hadis disebutkan oleh Ibnu Abbas bahwa semua manusia mempunyai perasaan keragu-raguan dalam hatinya, sampai Allah menurunkan 1 ayat dalam Al Qur'an :


فَإِنْ كُنْتَ فِي شَكٍّ مِمَّا أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ فَاسْأَلِ الَّذِينَ يَقْرَءُونَ الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكَ ۚ لَقَدْ جَاءَكَ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ


"Jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang wahyu yang Kami turunkan kepadamu, tanyakanlah kepada orang yang membaca Kitab sebelummu. Sungguh, telah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu, maka janganlah kamu termasuk orang yang ragu." (Q.S.10.Yūnus : 94).


Oleh karenanya, jika kita mempunyai keragu-raguan tentang segala sesuatu, maka bacalah Q.S.57 Al Hadid :3 seperti tertulis di awal tulisan ini.


Sumber :
Kajian Tarbiyah Sunnah Channel
Fiqih Asmaul Husna
Ust. Abu Haidar As Sundawy
Selasa, 6 Okt 2020

Monday, October 12, 2020

Yang Maha Kuat




Penjelasan tentang sifat Allah Al Qawi (Yang Maha Kuat) dalam Al Qur'an dijelaskan dalam beberapa ayat, diantaranya :


اللَّهُ لَطِيفٌ بِعِبَادِهِ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ ۖ وَهُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيزُ

"Allah Mahalembut terhadap hamba-hamba-Nya. Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Allah Mahakuat, Mahaperkasa." (Q.S. 42.Asy-Syūrā : 19)


كَتَبَ اللَّهُ لَأَغْلِبَنَّ أَنَا وَرُسُلِي ۚ إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ

" Allah telah menetapkan, "Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang." Sungguh, Allah Mahakuat, Mahaperkasa." (Q.S.58.Al-Mujādalah : 21)


فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا صَالِحًا وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِنَّا وَمِنْ خِزْيِ يَوْمِئِذٍ ۗ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيزُ

" Ketika azab Kami datang, Kami selamatkan Shaleh dan orang-orang yang beriman bersamanya dengan rahmat Kami. Kami pun menyelamatkan mereka dari kehinaan pada hari itu. Sungguh, Tuhanmu Mahakuat, Mahaperkasa." (Q.S.11.Hūd : 66)


Sedangkan untuk sifat Allah Al Matin (Yang Maha Kokoh) dijelaskan dalam ayat :


إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ

" Sesungguhnya, Allah adalah pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan, sangat kokoh." (Q.S.51.Aż-Żāriyāt : 58)


Berdasarkan ayat-ayat tersebut diatas, jadi makna al Matin adalah dahsyatnya kekuatan (kokoh), sedangkan makna al Qawi adalah dzat yang tidak ada sesuatupun yang bisa mengalahkan atau melemahkannya. Tidak ada yang bisa menolak ketentuannya.
Tidak ada orang yang mulia kecuali dia dimuliakan oleh Allah
Tidak ada orang yang hina kecuali dia dihinakan oleh Allah


إِنْ يَنْصُرْكُمُ اللَّهُ فَلَا غَالِبَ لَكُمْ ۖ وَإِنْ يَخْذُلْكُمْ فَمَنْ ذَا الَّذِي يَنْصُرُكُمْ مِنْ بَعْدِهِ ۗ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ

" Jika Allah menolongmu, tidak ada yang dapat mengalahkanmu. Namun, jika Allah tidak menolongmu, siapa yang dapat menolongmu setelah itu? Karenanya, hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal." (Q.S.3.Āli 'Imrān : 160)

Didalam Qur'an Surat Al Baqarah ayat 165, diterangkan bahwa orang-orang yang menyembah selain Allah, pada hari kiamat akan diperlihatkan azab kepada mereka, merekapun melihat sesembahan mereka tidak dapat memberikan manfaat sama sekali pada hari kiamat, dan merekapun mengetahui bahwa seluruh kekuatan hanyalah milik Allah, akan tetapi mata mereka telah buta saat didunia sehingga mereka mengambil tandingan terhadap Allah.


وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ ۖ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ ۗ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ

" Diantara manusia ada yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang beriman sangat besar cintanya kepada Allah. Seandainya orang-orang zalim itu mengetahui, ketika melihat azab pada hari Kiamat, bahwa semua kekuatan itu milik Allah dan azab Allah sangat berat, pasti mereka menyesal." (Q.S.2.Al-Baqarah : 165)


Diantara bukti-bukti kekuatan Allah adalah :

1. Allah menolong para Nabi-Nya. 
Dalam beberapa ayat Al Qur'an dijelaskan bahwa Allah pasti menolong siapa saja yang menolong agamanya, karena sesungguhnya Allah mahakuat mahagagah.

فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا صَالِحًا وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِنَّا وَمِنْ خِزْيِ يَوْمِئِذٍ ۗ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيزُ

" Ketika azab Kami datang, Kami selamatkan Shaleh dan orang-orang yang beriman bersamanya dengan rahmat Kami. Kami pun menyelamatkan mereka dari kehinaan pada hari itu. Sungguh, Tuhanmu Mahakuat, Mahaperkasa." (Q.S.11.Hūd : 66)


لَهُدِّمَتْ صَوَامِعُ وَبِيَعٌ وَصَلَوَاتٌ وَمَسَاجِدُ يُذْكَرُ فِيهَا اسْمُ اللَّهِ كَثِيرًا ۗ وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ

" Yaitu orang-orang yang diusir dari kampung halamannya tanpa alasan yang benar , hanya karena mereka berkata, "Tuhan kami ialah Allah." Seandainya Allah tidak menolak keganasan sebagian manusia kepada sebagian yang lain, tentu biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang Yahudi, dan masjid-masjid yang di dalamnya banyak disebut nama Allah telah dirobohkan. Allah pasti akan menolong orang yang menolong agama-Nya. Sungguh, Allah Mahakuat, Mahaperkasa." (Q.S.22.Al-Ḥajj : 40).

كَتَبَ اللَّهُ لَأَغْلِبَنَّ أَنَا وَرُسُلِي ۚ إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ

" Allah telah menetapkan, "Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang." Sungguh, Allah Mahakuat, Mahaperkasa." (Q.S.58.Al-Mujādalah : 21)

وَرَدَّ اللَّهُ الَّذِينَ كَفَرُوا بِغَيْظِهِمْ لَمْ يَنَالُوا خَيْرًا ۚ وَكَفَى اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ الْقِتَالَ ۚ وَكَانَ اللَّهُ قَوِيًّا عَزِيزًا

"Allah menghalau orang-orang kafir itu. Keadaan mereka penuh kejengkelan karena mereka juga tidak memperoleh keuntungan apa pun. Cukuplah Allah yang menolong orang-orang mukmin dalam peperangan. Allah Mahakuat, Mahaperkasa."  (Q.S.33. Al Ahzab: 25)

2. Dibinasakannya orang-orang dzalim. 
Orang-orang yang durhaka akan dibinasakan walaupun kekuatan mereka dahsyat. Contohnya seperti Fir'aun.
Hal ini dijelaskan dalam Al Qur'an :

كَدَأْبِ آلِ فِرْعَوْنَ ۙ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۚ كَفَرُوا بِآيَاتِ اللَّهِ فَأَخَذَهُمُ اللَّهُ بِذُنُوبِهِمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ شَدِيدُ الْعِقَابِ

"Keadaan mereka serupa dengan keadaan pengikut Fir'aun dan orang-orang sebelum mereka. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosa mereka. Sungguh, Allah Mahakuat lagi sangat keras siksa-Nya."  (Q.S.8.Al-Anfāl : 52)

  .ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانَتْ تَأْتِيهِمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَكَفَرُوا فَأَخَذَهُمُ اللَّهُ ۚ إِنَّهُ قَوِيٌّ شَدِيدُ الْعِقَابِ. وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا مُوسَىٰ بِآيَاتِنَا وَسُلْطَانٍ مُبِينٍ

"Hal itu terjadi karena sesungguhnya rasul-rasul telah datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti nyata, lalu mereka mengingkarinya sehingga Allah mengazab mereka. Sungguh, Allah Mahakuat, Mahakeras hukuman-Nya. Dan sungguh, Kami telah mengutus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami dan keterangan yang nyata." (Q.S.40. Al Ghafir: 22-23)

3. Tegaknya lagit dan bumi dengan perintah dan pemeliharaan Allah. 
Tidak ada yang luput dari pengaturan dan pandangan Allah. Allah tidak merasa berat memelihara langit dan bumi. Hal ini dijelaskan dalam beberapa ayat Al Qur'an :

اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ ۖ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

"Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, yang terus-menerus mengurus makhluk-Nya, serta tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa yang di hadapan dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa pun tentang ilmu Allah, kecuali apa yang dikehendaki-Nya. Kekuasaan-Nya meliputi langit dan bumi. Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Mahatinggi, Mahabesar." (Q.S.2.Al-Baqarah : 255)

أَوَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَيَنْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَكَانُوا أَشَدَّ مِنْهُمْ قُوَّةً ۚ وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعْجِزَهُ مِنْ شَيْءٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ ۚ إِنَّهُ كَانَ عَلِيمًا قَدِيرًا

" Tidakkah mereka bepergian di bumi, lalu melihat bagaimana akhir kehidupan orang-orang sebelum mereka yang mendustakan rasul, padahal orang-orang itu lebih besar kekuatannya dari mereka? Dan tidak ada sesuatu pun yang dapat melemahkan Allah baik di langit maupun di bumi. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahakuasa." (Q.S.35 Fathir :44)

تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

" Mahasuci Allah yang menguasai segala kerajaan, dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu."  (Q.S.67 Al Mulk: 1)

4. Rizki itu seluruhnya ada di tangan Allah. 
Allah memberikan rizki kepada siapa saja yang Allah kehendaki, seperti tertulis dalam ayat-ayat Al Qur'an sbb :

اللَّهُ لَطِيفٌ بِعِبَادِهِ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ ۖ وَهُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيزُ

"Allah Mahalembut terhadap hamba-hamba-Nya. Dia memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Dia Mahakuat, Mahaperkasa." (Q.S.42.Asy-Syūrā : 19)

إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ

"Sesungguhnya, Allah adalah Pemberi Rezeki yang mempunyai kekuatan, sangat kokoh." (Q.S.51.Aż-Żāriyāt : 58)
 
Tidak ada kemampuan seorang hamba dalam menerima manfaat atau menolak madharat selain karena Allah. 

وَلَوْلَا إِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَاءَ اللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ ۚ إِنْ تَرَنِ أَنَا أَقَلَّ مِنْكَ مَالًا وَوَلَدًا

"Mengapa ketika memasuki kebunmu tidak mengucapkan "Masya Allah, la quwwata illa billah" (Sungguh, atas kehendak Allah, semua ini terwujud). Tidak ada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah, sekalipun kamu berkeyakinan bahwa harta dan keturunanku lebih sedikit daripadamu." (Q.S.18.Al-Kahf : 39)

Rizki bukan merupakan indikator kemuliaan dari Allah, bukan indikator cinta dan kasih sayang Allah. Maka rizki lebih banyak diberikan Allah kepada orang yang durhaka/kafir.

Orang yang semakin banyak rizki nya, semakin berat pula bebannya, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Kemuliaan seseorang tidak dilihat dari kekayaannya, tetapi dari keimanan dan ketakwaan nya.

5. Tidak ada tempat berlari kecuali berlari kepada Allah. 
Tidak ada tempat yang bisa menyelamatkan dari azab Allah kecuali kembali kepada Allah (taubat). Hal ini dijelaskan dalam Al Qur'an dalam beberapa ayat, diantaranya : 

وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَبَقُوا ۚ إِنَّهُمْ لَا يُعْجِزُونَ

"Janganlah orang-orang kafir mengira bahwa mereka dapat lolos dari siksa Allah. Sungguh, mereka tidak dapat melemahkan Allah."  (Q.S. 8.Al-Anfāl : 59)
 

وَأَنَّا ظَنَنَّا أَنْ لَنْ نُعْجِزَ اللَّهَ فِي الْأَرْضِ وَلَنْ نُعْجِزَهُ هَرَبًا

"Sungguh, kami (jin) yakin bahwa kami tidak mampu melepaskan diri dari kekuasaan Allah di bumi dan tidak pula dapat lari dari-Nya." (Q.S.72.Al-Jinn : 12)  


وَمَنْ لَا يُجِبْ دَاعِيَ اللَّهِ فَلَيْسَ بِمُعْجِزٍ فِي الْأَرْضِ وَلَيْسَ لَهُ مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءُ ۚ أُولَٰئِكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ

"Siapapun yang tidak menerima seruan orang yang mengajak kepada Allah, Ia tidak akan dapat melepaskan diri dari siksa Allah di bumi, padahal tidak ada pelindung selain Allah. Mereka berada dalam kesesatan yang nyata." (Q.S.46.Al-Ahqāf : 32)


فَفِرُّوا إِلَى اللَّهِ ۖ إِنِّي لَكُمْ مِنْهُ نَذِيرٌ مُبِينٌ

"Maka segeralah kembali kepada Allah. Sesungguhnya, aku seorang pemberi peringatan yang jelas dari Allah untukmu."  (Q.S.51.Aż-Żāriyāt : 50)


6. Allah Maha Pelaksana terhadap apa saja yang diinginkan-Nya. 
Apa yang Allah kehendaki pasti terjadi dan apa yang tidak Allah kehendaki pasti tidak akan terjadi. Tidak ada suatu gerak atau kejadian apapun, tidak ada kemuliaan atau kehinaan selain atas kehendak Allah, juga tidak ada syafaat selain atas kehendak Allah. 

إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ ۗ أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ ۗ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ

"Sungguh, Tuhanmu adalah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Allah bersemayam di atas 'Arsy. Allah menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat. Allah ciptakan matahari, bulan, dan bintang-bintang yang tunduk pada perintah-Nya. Ingatlah! Segala penciptaan dan urusan menjadi hak-Nya. Mahasuci Allah, Tuhan seluruh alam." (Q.S.7.Al-A'rāf : 54)
 

مَا يَفْتَحِ اللَّهُ لِلنَّاسِ مِنْ رَحْمَةٍ فَلَا مُمْسِكَ لَهَا ۖ وَمَا يُمْسِكْ فَلَا مُرْسِلَ لَهُ مِنْ بَعْدِهِ ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

"Tidak ada yang dapat menahan rahmat Allah yang dianugerahkan kepada manusia, maka tidak ada yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan-Nya maka tidak ada yang sanggup untuk melepaskannya setelah itu. Allah lah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana."  (Q.S.35.Fāṭir : 2)


إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ ۖ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ ۖ مَا مِنْ شَفِيعٍ إِلَّا مِنْ بَعْدِ إِذْنِهِ ۚ ذَٰلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ ۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ

"Sesungguhnya Dia-lah Allah, Tuhan kamu yang menciptakan langit dan Bumi dalam enam masa. Allah bersemayam di atas 'Arsy (singgasana) untuk mengatur segala urusan. Tidak ada yang dapat memberi syafaat kecuali dengan izin-Nya. Itulah Allah, Tuhanmu, maka sembahlah Allah. Apakah kamu tidak mengambil pelajaran?" (Q.S. 10.Yūnus : 3)


Kekufuran, perbuatan syirik, bid'ah, kemaksiatan, dan yang lainnya pun terjadi atas kehendak Allah. Karena apa yang Allah kehendaki belum tentu Allah ridhoi dan Allah cintai. Buktinya, semua perbuatan buruk tersebut pun dikehendaki Allah tetapi tidak diridhoi Allah. Karena hal tersebut adalah ujian dan cobaan bagi manusia dari Allah, karena hal-hal tersebut kebanyakan merupakan hal yang menyenangkan bagi manusia. Maka dengan hal tersebut Allah akan memilih siapa orang yang beriman dan siapa orang yang tidak beriman. Juga hal tersebut merupakan ujian reaksi dari orang-orang kafir terhadap orang mukmin, ahli bid'ah pasti benci kepada ahli sunnah, orang kafir pasti benci kepada orang beriman karena dianggap sok tahu.
Kadang Allah juga tidak menghendaki apa yang dicintai-Nya, contoh Allah menyukai orang yang beriman tetapi tidak semua orang dikehendaki Allah mendapatkan hidayah.

Oleh karena itu, Allah menyatakan dalam Al Qur'an bahwa diantara orang-orang yang memperoleh anugerah berupa hidayah dari Allah yang tidak Allah berikan kepada orang-orang yang tidak dikenedaki-Nya, akan muncul gap/celah. Dan itu muncul disebabkan ujian dan cobaan.

Dari keimanan seorang hamba terhadap sifat Al Qawwi dan Al Matin ini maka akan lahir beberapa sifat positif, yaitu : 
  • Tunduk, patuh taat kepada Allah SWT. 
  • Hanya bersandar kepada Allah SWT. 
  • Bertawakkal kepada Allah dengan sebaik-baik tawakkal. 
  • Pasrah kepada keagungan dan kekuatan Allah azza wajalaa. 
  • Menyerahkan segala urusan kepada Allah serta berlepas diri dari kekuatan kecuali kepada Allah. 

Berdasarkan hal tersebut, maka kalimat Laa Haula Wala Quwwata Illa Billah (tidak ada daya upaya, tidak ada kemampuan kecuali dari Allah) begitu tinggi nilainya. Begitu besar kadarnya, begitu agung dampaknya.

Berkata Rasul kepada Abdulllah bin Qiss, " Wahai Abdullah bin Qiss katakan olehmu, " Laa Haula Walla Quwwata Illa Billah", sebab kata tersebut merupakan perbendaharaan surga."

Ini adalah kalimah yang mencerminkan kepasrahan diri, meyerahkan urusan kepada Allah, bersandar kepada Allah, tidak memohon atau meminta kekuatan selain kepada Allah, pengakuan seorang hamba tidak memiliki kemampuan untuk mengurus urusan apapun, tidak ada kemampuan untuk menolak keburukan tidak ada kekuatan untuk meraih kebaikan kecuali kepada Allah SWT. 

Tidak bisa seorang hamba berpindah dari kemaksiatan kepada ketaan, dari kondisi sakit kepada kesehatan, dari lemah menjadi kuat, dari kurang menjadi lebih, kecuali semuanya karena Allah. Maka siapa orang yang mengatakan kalimah ini dengan sebenar-benarnya dan mengaplikasikan isi kandungannya berupa tawakkal kepada Allah, menyerahkan urusan kepada Allah dan bersandar dengan sebaik-baik penyandaran kepada Allah, dia akan ditunjuki, diberi hidayah, dilindungi, dicukupi. Dia akan menjadi manusia yang hatinya paling kuat dan keadaannya paling bagus. 
Dalam salah satu atsar disebutkan, siapa orang yang ingin menjadi manusia yang paling kuat hendaklah dia bertawakal kepada Allah. Siapa orang yang ingin menjadi paling kaya hendaklah dia meyakini bahwa apa yang ada di tangan Allah lebih dia yakini, lebih dia percaya daripada apa yang ada ditangannya. Dan itu semua menjadi buah dari keimanan kita kepada nama Allah Al Qawwi dan Al Matin.


Sumber : 
Kajian Tarbiyah Sunnah (Online)
Fiqih Asmaul Husna
Ust. Abu Haidar As Sundawy.

Copyright © 2015 Catatan Kajian Majelis Taklim Bandung
| Distributed By Gooyaabi Templates