Tuesday, June 30, 2020

Menjadi Pribadi Pemaaf




Ada beberapa alasan mengapa kita sebagai manusia harus menjadi pemaaf, yaitu karena :

1. Manusia itu tidak steril/suci dari kesalahan/dosa, seperti disebutkan dalam Al Qur'an Surat Yusuf sebagai berikut : 


۞ وَمَآ اُبَرِّئُ نَفْسِيْۚ اِنَّ النَّفْسَ لَاَمَّارَةٌ ۢ بِالسُّوْۤءِ اِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّيْۗ اِنَّ رَبِّيْ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ


Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang." (Q.S.12. Yusuf : 53)

2. Orang beriman harus meneladani sifat pemaaf Rasul
Orang yang hebat adalah orang yang bisa memaafkan orang yang telah menyakitinya.. Hal ini dijelaskan dalam Al Qur'an surat Ali Imran sebagai berikut : 

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ

Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal."  (Q.S.3. Ali Imran : 159)

3. Kita harus belajar pada sifat pemaaf nya Allah SWT. 
Allah pun yang maha suci dari segala kesalahan, begitu hambanya melakukan kesalahan dan minta ampun, maka Allah memaafkan kesalahan hamba-Nya. Hal ini dijelaskan dalam Al Qur'an Surat Az-Zumar sebagai berikut : 

 قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا ۗاِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

" Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang."
(Q.S.39. Az Zumar : 53)

4. Karena kita diperintah Allah untuk menjadi pemaaf, untuk membalas keburukan dengan kebaikan dan mengajak orang lain kepada kebaikan dan berpaling dari orang-orang jahil. Hal ini dijelaskan dalam Al Qur'an Surat Al A'raf 199 sebagai berikut :


خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَاَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِيْنَ

Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh."  (Q.S.7. Al A'raf : 199)



Saat kita bisa menjadi pribadi yang pemaaf, ada beberapa hikmah yang bisa didapatkan, yaitu :

1. Akan mendapatkan pahala langsung dari Allah.


وَجَزٰۤؤُا سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا ۚفَمَنْ عَفَا وَاَصْلَحَ فَاَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِ ۗاِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِيْنَ

Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barangsiapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zalim." (Q.S.42. Asy-Syu'ra : 40)

2. Karena jiwa maaf itu indikator orang takwa.


 وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙ. الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكَاظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ

Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan," (Q.S.3. Ali Imran : 133 - 134)

3. Akan semakin mempererat silaturahmi.

4. Akan mendatangkan ampunan Allah.

Poin ke tiga dan ke empat dijelaskan dalam Al Qur'an surat An Nur 22 dan At Tagabun 14 sebagai berikut :

وَلَا يَأْتَلِ اُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ اَنْ يُّؤْتُوْٓا اُولِى الْقُرْبٰى وَالْمَسٰكِيْنَ وَالْمُهٰجِرِيْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۖوَلْيَعْفُوْا وَلْيَصْفَحُوْاۗ اَلَا تُحِبُّوْنَ اَنْ يَّغْفِرَ اللّٰهُ لَكُمْ ۗوَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kerabat(nya), orang-orang miskin dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."  (Q.S.24. An-Nur : 22)

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّ مِنْ اَزْوَاجِكُمْ وَاَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَّكُمْ فَاحْذَرُوْهُمْۚ وَاِنْ تَعْفُوْا وَتَصْفَحُوْا وَتَغْفِرُوْا فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (Q.S.64. At-Tagabun : 14)

5. Akan melahirkan kemuliaan.
Rasul bersabda, " Allah akan menambah kemuliaan kepada hamba yang pemaaf. Dan Allah akn meninggikan derajat orang yang rendah hati" (H.R.Muslim).



Sedangkan untuk bisa menjadi pemaaf, kita harus :

1. kendalikan marah.  Melatih untuk mengendalikan marah, tidak boleh sering marah. Marah harus pada tempatnya/objeknya seperlunya saja, jangan berlebihan.. 

 وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙ. الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكَاظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ

Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan," (Q.S.3. Ali Imran : 133 - 134)

Cara mengendalikan marah :

  1. Membaca ta'awudz : audzubilahiminasyaitonirojim..
  2. Berubah posisi. Bila seorang diantara kalian marah dalam keadaan berdiri, maka duduklah. Jika masih marah juga berbaringlah.. 
  3. Tidak bicara. Karena saat emosi biasanya sangat memungkinkan kata-kata kita menyakiti hati orang lain.. jadi lebih baik diam dulu, bicaralah saat marah sudah reda.
  4. Berwudhu.. sesungguhnya marah itu dari setan dan setan itu dari api, dan api dapat dipadamkan oleh air.
  5. Sholat syukrul wudhu. Karena saat sholat tidak mungkin kita sambil marah-marah.


2. Meminimalisir Jiwa Egoisme. karena orang yang egois akan sulit untuk memaafkan orang lain dan enggan untuk meminta maaf.
"Hendaklah kalian saling memberi, karena hadiah dapat menghilangkan egoisme. Janganlah seorang meremehkan pemberian orang lain. Sekalipun hanya sepotong kaki kambing." (H.R.Tarmidzi).

3. Tumbuhkan Jiwa Tawadhu (Rendah Hati). Karena dengan kerendahan hati kita akan mudah untuk memaafkan.. 

وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ

" Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang beriman yang mengikutimu."
(Q.S.As syuara 26 : 215). 

4. Utamakan keridhoan Allah SWT. Jika kita sdh mengutamakan ridho Allah, maka segala rasa sakit hati, kecewa dan sebagainya akan mudah untuk dikalahkan, bahkan kita akan mampu untuk meminta maaf walaupun tidak salah.

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ

"Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya untuk mencari keridaan Allah. Dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya." (Q.S.Al BAqarah 2 : 207) 


Kajian Majelis Percikan Iman 
Ahad, 25 feb 2018 
Ust. Aam Amiruddin

0 comments:

Post a Comment

Copyright © 2015 Catatan Kajian Majelis Taklim Bandung
| Distributed By Gooyaabi Templates