Featured

Tuesday, November 10, 2020

Memahami Makna Rabb





Penjelasan mengenai Ar Rabb ini banyak sekali dalam Al Qur'an, diantaranya adalah sebagai berikut :


قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ


"Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam." (Q.S.6 Al-An'Am: 162)


قُلْ أَغَيْرَ اللَّهِ أَبْغِي رَبًّا وَهُوَ رَبُّ كُلِّ شَيْءٍ ۚ وَلَا تَكْسِبُ كُلُّ نَفْسٍ إِلَّا عَلَيْهَا ۚ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ ۚ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّكُمْ مَرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ


"Katakanlah (Muhammad), "Apakah pantas aku mencari tuhan selain Allah, padahal Allah-lah Tuhan bagi segala sesuatu? Setiap perbuatan dosa seseorang, merupakan tanggung jawab dirinya sendiri. Seseorang tidak akan memikul beban dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitahukan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan." (Q.S.6 Al-An'Am : 164)


وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ


"Kamu tidak dapat menempuh jalan itu, kecuali Allah yang menghendakinya, Tuhan seluruh alam."  (Q.S.81 At atkwir : 29)


سَلَامٌ قَوْلًا مِنْ رَبٍّ رَحِيمٍ


"Kepada mereka dikatakan, "Salam," sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang." (Q.S.36 Ya'Sin : 58)



Makna Rabb adalah pemilik Al Rububiyah terhadap seluruh makhluknya, baik menciptakan, menguasai, melaksanakan atau mengatur seluruh alam ini. Mengatur seluruh kehidupan di alam jagat raya ini.


Rabb ini memiliki banyak makna, bukan hanya satu saja.


Rabb adalah bahasa Arab yang maknanya mencakup beberapa nama :

1. Al Sayyid, pemimpin yg ditaati, dihargai, dihormati. 

2. Al Muslih, yg memperbaiki dan mengatur sesuatu yang lain.

3. Al Malik, Yg memiliki sesuatu serta menguasainya.


Seluruh makna yang lain kembali ke 3 makna ini.

Sehingga kerububiyahan Allah adalah Dia yang mematikan dan menghidupkan, Dia yang memberi, Dia yang menahan pemberian, Dia yang memberi manfaat, Dia yang memberi mudharat, Dia yang mengatur segalanya dan memperbaiki.


Keagungan dari nama Rabb ini adalah bila berdiri sendiri, maka maknanya mencakup seluruh makna yang terkandung dalam Al Asmaul Husna.


Berkata imam Ibnu Qayyim, "Sesungguhnya makna Rabb itu Al Qaddir, yang berkuasa, Al Khalik yang menciptakan, Al Bariul Mushawiru yang mengadakan dan yang membentuk seluruh makhluk. Al Hayyu Al Qayyum yang hidup dan berdiri sendiri, Al Samiul Al Masir yang mengetahui yang mendengar yang melihat, yang memberikan kebaikan dan nikmat, yang dermawan, yang memberi dan menahan pemberian, yang memberi madharat maupun manfaat, yang mengawalkan atau mengakhirkan, yang menyesatkan orang-orang yang dikendaki-Nya dan memberikan hidayah kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya. Memberi kehagiaan kepada orang tertentu, memberi penderitaan kepada orang tertentu, yang memuliakan atau menghinakan seseorang."


Jadi Asmaul Husna seluruhnya tercakup dalam kata Rabb.


Siapa orang yang memperhatikan nama Rabb dan menelaah isi kandungan maknanya, maka dia akan menyaksikan bahwa Allah itu Qayyum berdiri sendiri dalam seluruh sifatnya, dalam sifat yang sempurna dan membuat seluruh makhluk-Nya berfungsi sesuai kehendak Allah.

Berdasarkan hal itu maka semua sifat-sifat yang Allah miliki berimbas kepada makhluk-Nya.

Contoh : Allah pemberi rizki itu berarti ada rizki yang diberikan dan ada yang menerima rizki tersebut. Allah Ar Rahman Ar Rahiim berarti ada yang dikasihi dan disayangi. Maka ke Qayyum-an Allah menjadi sumber dari berdirinya seluruh makhluk yang lain. 


Kerububiyahan Allah mencakup seluruh alam. Imam Ibnu Katsir menjelaskan makna Alhamdullilahirabbil alaamiin adalah bahwa dialam jagat raya ini ada 80 ribu alam. Alam malaikat, alam manusia, dan alam-alam lain yang kita tidak tahu. Hanya Allah yang mengetahuinya dan mengatur segalanya.


Allah lah yang Rabbi, mengatur seluruh makhluk dengan nikmatnya. Allah memberikan apa yang dibutuhkan makhluk tersebut, Allah yang memberikan hidayah kepada yang dikehendaki-Nya, dan sebagainya.


Rububiyah dan Tarbiyyah (Pengaturan) Allah kepada makhluknya ada 2 jenis :


1. Tarbiyah dan Rububiyah (pengaturan) secara umum. 

Yaitu mencakup kepada semua mahkluk, baik yang shaleh maupun yang salah (tidak shaleh), yang taat maupun yang maksiat, yang mukmin maupun kafir. Dalam bentuk memberi kehidupan, memberi rizki, memberi nikmat,  menghinakan atau memuliakan, menghidupkan atau mematikan, memberikan solusi atau memberikan masalah kepada makhluknya, termasuk dalam mengijabah doa atau menolak doa makhluknya, dll. Semua Allah berikan baik kepada orang kafir maupun orang mukmin.


2. Tarbiyyah dan Rububiyah (pengaturan) secara khusus. 

Yang diberikan Allah khusus kepada orang-orang yang dicintai-Nya berupa memberikan pemberian-pemberian yang spesial yang tidak Allah berikan kepada orang yang durhaka. Diberikan taufik dan hidayah untuk beriman, untuk beribadah kepada Allah, diberi kemudahan untuk mengenal Allah (ma'rifatullah) dan bertaubat kepada Allah. Allah mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya. Allah mudahkan mereka kepada hal-hal yang baik dan Allah jauhkan mereka dari kesulitan dan perkara yang buruk. Semua pemberian khusus ini hanya diberikan Allah kepada para wali-Nya, orang-orang yang memiliki keimanan dan ketakwaan. Karena itulah maka orang yang memiliki keimanan dan meyakini Allah sebagai Rabb bagi dirinya, pastilah selain dia ibadah kepada Allah juga ibadah itu pasti dia lakukan secara ikhlas. 


Allah berfirman, " Aku lah Rabb kalian, maka sembahlah Aku." maknanya adalah Allah yang menciptakan dan memberikan kehidupan dan semua kenikmatan kepada manusia. Maka Allah menciptakan seluruh jagat raya ini bukan secara iseng atau sia-sia. Tapi setelah diciptakan Allah mengatur, menciptakan larangan dan perintah, Allah kasih janji dan ancaman. Maka orang yang bahagia adalah orang yang hidup taat beribadah kepada-Nya dan orang yang binasa adalah orang yang durhaka kepada-Nya dan mengikuti hawa nafsunya. Maka siapa org yang beriman kepada rububiyah Allah, meridhoi Allah sebagai Rabb nya, ridho juga terhadap semua perintah dan larangan-Nya, ridho terhadap semua pemberian-Nya dan takdir-Nya yang Allah berikan. Ridho terhadap apa yang diberikan dan tidak diberikan Allah kepadanya, maka dia akan merasakan manisnya iman sekalipun apa yang Allah tetapkan untuknya membuat dia menderita. Contohnya saat kita sakit, kita menderita tetapi kita ridho karena yakin ada kebaikan dibalik sakitnya itu. Yakin bahwa itu merupakan cara Allah menyayangi kita.


Sumber :

Kajian Online Tarbiyah Sunnah
Fiqih Asmaul Husna
Ust. Abu Haidar As Sundawy




Wednesday, October 28, 2020

Mengenal Al Awwal, Al Akhir, Az Zhahir dan Al Batin

 




Keempat nama Allah ini disebut secara bersamaan oleh Allah dlm 1 ayat, yaitu :


هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ


"Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zhahir, dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (Q.S.57 Al Hadid : 3)


Makna Al Awwal adalah yang paling awal, tidak ada sesuatupun sebelum Allah. Dan keberadaan Nya tidak diawali oleh ketiadaan. Sebelum ada waktu, sebelum ada tempat, sebelum ada apapun Allah sudah ada terlebih dahulu. Sebelum Allah, tidak ada sesuatupun.
Al Akhir maknanya adalah tidak ada sesuatupun setelah Allah. Keberadaan Allah tidak diakhiri oleh ketiadaan. Tidak diawali oleh ketiadaan. Allah tidak pernah tidak ada. Allah selalu ada.
Al Zhahir adalah yang paling zahir, artinya tidak ada sesuatupun diatas Allah. Allah lah yang paling atas diseluruh makhluk Nya.
Sedangkan makna Al Batin adalah yang paling bawah. Tidak ada sesuatupun dibawah Allah Azza Wa Jalla. 


Dan hal ini ditafsirkan oleh Rasul SAW dalam salah satu hadis yang shahih dari Imam Muslim;
Dari Abu Kharaerah r.a. dia berkata, " Rasul memerintahkan kami, apabila kami sudah naik ke tempat pembaringan kami, hendaklah kami berdoa sebagai berikut : " Ya Allah Rabb penguasa seluruh langit dan penguasa seluruh bumi, dan penguasa seluruh arsy. Engkau adalah Rabb kami dan Rabb dari segala sesuatu. Engkaulah yang menumbuhkan benih-benih dan biji-bijian, Engkaulah yang menurunkan taurat, injil dan Al Qur'an. Sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari kejahatan segala sesuatu yang Engkau sudah memegang ubun-ubun dari segala sesuatu itu. Ya Allah Engkaulah Al Awwal, tdk ada sesuatupun sebelum Engkau, Engkaulah yg paling akhir, tdk ada sesuatupun setelah Engkau. Engkaulah yg zhahir maka tidak ada sesuatupun diatas-Mu. Engkaulah yang Batin, tidak ada sesuatupun dibawah-Mu. Lunaskanlah semua hutang-hutang kami, dan berikan kecukupan kepada kami dari kefakiran."" (H.R.Imam Muslim)


Dan poros bagi keempat nama ini menjelaskan Maha Meliputi Allah terhadap seluruh makhluknya. Dan peliputan Allah terhadap seluruh makhluknya ada 2 jenis, yaitu :


1. Zamaniah, artinya waktu.
Allah meliputi seluruh waktu dan Allah meliputi seluruh tempat. Seluruh waktu diliputi oleh Allah, dicakup oleh Allah maka maknanya adalah tidak ada sesuatupun sebelum dan setelah Allah. Allah yang paling awal dan paling akhir. Seluruh makhluk berada ditengah-tengah antara awal dan akhir. Dengan kata lain, Allah selalu ada tidak pernah tiada dan tidak akan pernah tiada.

2. Makaniah, artinya tempat.
Allah meliputi seluruh tempat maknanya tidak sesuatupun diatas Allah. Dan Allah berada diatas Arsy. Masing-masing jarak antara langit pertama sampai ke ketujuh, dan antara langit ke tujuh sampai ke kursi Allah dan dari kursi Allah ke arsy Allah masing-masing dipisakan oleh air. Ketebalan air ini setebal antara langit dan bumi.
Dibawah kita ada 7 lapis bumi dan ada ujung dari seluruh makhluk, tetapi tidak ada keterangan diantara ketujuh lapis bumi ini dipisahkan oleh apa. Dan dibawah lapis yg paling bawah tidak ada makhluk lain selain Allah.
Tidak ada sesuatupun yang lebih bawah dan lebih atas dari Allah SWT. Allah Maha Meliputi/Mencakup seluruh tempat di jagat raya ini dan meliputi seluruh waktu juga.


Berdasarkan hal itu. Makna kezhahiran Allah adalah Allah diatas seluruh makhluknya, lebih tinggi dari segala sesuatu, dan kebathinan Allah adalah Allah dibawah seluruh makhluknya. Akan tetapi,  sekalipun demikian, Allah lah yang paling dekat terhadap seluruh makhluknya. 

Sebagaimana diungkapkan oleh Allah SWT : "Kami lebih dekat kepada mereka dibanding kamu. Lebih dekat daripada urat leher mereka sendiri." Maknanya, Allah mengetahui isi hati, isi jiwa apapun yang tersembunyi dari seluruh urusan. Baik yang ghaib atau yang nyata, yang jauh atau yang dekat, semua diketahui oleh Allah SWT.


Allah berfirman, "Dia lah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi pada 6 hari, kemudian Dia mengetahui apa yang masuk kedalam bumi/tanah dan apa yang keluar. Dia mengetahui apa yang turun dari langit dan apa yang naik ke langit. Dia menyertai kalian dimana saja kalian berada."
Allah Maha Mengetahui termasuk isi hati manusia yang tidak diketahui manusia lainnya, Allah Maha Mengetahui. Jadi, Zhahir dan Batin nya Allah bermakna, Allah meliputi seluruh tempat, baik itu tempat yang nyata maupun yang ghaib. Semua diliputi Allah. Makhluk ada di tengah-tengahnya.


Apa konsekwensi/akibat dari keyakinan bahwa Allah meliputi waktu dan tempat, Allah yang paling awal dan yang paling akhir?
Jika seorang muslim mengetahui kandungan nama yang agung ini, maka dia akan mengetahui kesempurnaan, keagungan sifat Maha Meliputinya Allah SWT. Maka orang tersebut akan bermuamalah dengan isi kandungan nama-nama dari Allah, berupa dia akan merasa hina, rendah, tawadhu menghambakan dirinya kepada Allah. 


Mengetahui bahwa Allah Al Awwal, maka akan melahirkan sikap bahwa Allah lah satu-satunya yang kemudian melahirkan berbagai macam kebaikan dan manfaat bagi manusia, akan lahirnya sikap tawadhu, bertawakal dan bersandar hanya kepada Allah. Juga akan melahirkan kemurnian perasaan ta'aluk, keterkaitan dengan seluruh aturan Allah yang Allah berlakukan di alam jagat raya ini. Karena semuanya diatur oleh Allah, maka tadak ada tempat bersandar dan meminta pertolongan kecuali kepada Allah SWT. 


Lalu mengetahui bahwa Allah Al Akhir, akan melahirkan sikap menjadikan Allah sebagai satu-satunya tujuan jangka pendek ataupun jangka panjang. Tidak ada tujuan lain selain Allah. Tidak ada yang diinginkan selain apa yang ada di sisi Allah Azza Wa Jalla. Seluruh tempat berpulang hanya kepada Allah. Seluruh tempat yang dituju hanya Allah SWT. Maka dari sini akan melahirkan keikhlasan. Selain hal itu (selain Allah) akan hancur atau binasa. Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam Al Qur'an (Q.S. Ar Rahman dan Q.S. Al Qasas).
Maka, keyakinan bahwa Allah SWT adalah yang paling akhir, akan membuat seluruh niat/maksud hanya ditujukan kepada Allah.


Adapun keyakinan bahwa Allah itu Zhahir, akan lahir sikap fokusnya hati hanya kepada Allah. Tawadhu merendahkan diri kepada keagungan Allah Azza Wa Jalla. Karena, hanya Allah-lah satu-satunya dzat yang patut disembah. Selain Allah ada sesembahan, tetapi sesembahan yg bathil. Dan itu tidak layak disembah. Hal ini dijelaskan dalam Al Qur'an. (Q.S. Al-Hajj :62, dan Q.S.Lukman).


ذَٰلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ


"Demikianlah kebesaran Allah. Karena Allah, Dialah Tuhan Yang Hak. Apa saja yang mereka seru selain Allah, itulah yang batil, dan sungguh Allah Yang Mahatinggi, Mahabesar." (Q.S.22.Al-Ḥajj : 62)


Adapun orang yang tidak beriman kepada kezhahiran Allah, maka apabila mereka ditimpa suatu kemalangan, hatinya tidak akan fokus kepada Allah. Karena dia tidak mengetahui bahwa keberadaan Allah ada dimana-mana.


Meyakini kabathinan Allah, akan melahirkan Tazkiyatun Nafs, faktor bersihnya jiwa kita dilihat oleh Allah, maka kita akan selalu berusaha membersihkan jiwa dan hatinya dari segala penyakit hati.


Dari keempat nama Allah ini akan melahirkan sikap tawakal, bersandar kepada Allah SWT, ikhlas dalam beribadah kepada Allah SWT, merendahkan menghinakan diri karena Agungnya Allah SWT. Maka jiwa yang seperti ini akan terbebas, terbersihkan dari sikap was was yang membinasakan dan keragu-raguan yang bisa diombang ambingkan oleh syetan. Maka dari keempat nama Allah yang agung ini, akan melahirkan sikap/karakter yang luar biasa bagusnya bagi manusia. Dia tidak akan takabur, dia akan rendah hati, merasa hina dihadapan Allah, akan tawadhu dalam bersikap di hadapan Allah dan manusia.


Dalam salah satu hadis disebutkan oleh Ibnu Abbas bahwa semua manusia mempunyai perasaan keragu-raguan dalam hatinya, sampai Allah menurunkan 1 ayat dalam Al Qur'an :


فَإِنْ كُنْتَ فِي شَكٍّ مِمَّا أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ فَاسْأَلِ الَّذِينَ يَقْرَءُونَ الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكَ ۚ لَقَدْ جَاءَكَ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ


"Jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang wahyu yang Kami turunkan kepadamu, tanyakanlah kepada orang yang membaca Kitab sebelummu. Sungguh, telah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu, maka janganlah kamu termasuk orang yang ragu." (Q.S.10.Yūnus : 94).


Oleh karenanya, jika kita mempunyai keragu-raguan tentang segala sesuatu, maka bacalah Q.S.57 Al Hadid :3 seperti tertulis di awal tulisan ini.


Sumber :
Kajian Tarbiyah Sunnah Channel
Fiqih Asmaul Husna
Ust. Abu Haidar As Sundawy
Selasa, 6 Okt 2020

Monday, October 12, 2020

Yang Maha Kuat




Penjelasan tentang sifat Allah Al Qawi (Yang Maha Kuat) dalam Al Qur'an dijelaskan dalam beberapa ayat, diantaranya :


اللَّهُ لَطِيفٌ بِعِبَادِهِ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ ۖ وَهُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيزُ

"Allah Mahalembut terhadap hamba-hamba-Nya. Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Allah Mahakuat, Mahaperkasa." (Q.S. 42.Asy-Syūrā : 19)


كَتَبَ اللَّهُ لَأَغْلِبَنَّ أَنَا وَرُسُلِي ۚ إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ

" Allah telah menetapkan, "Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang." Sungguh, Allah Mahakuat, Mahaperkasa." (Q.S.58.Al-Mujādalah : 21)


فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا صَالِحًا وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِنَّا وَمِنْ خِزْيِ يَوْمِئِذٍ ۗ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيزُ

" Ketika azab Kami datang, Kami selamatkan Shaleh dan orang-orang yang beriman bersamanya dengan rahmat Kami. Kami pun menyelamatkan mereka dari kehinaan pada hari itu. Sungguh, Tuhanmu Mahakuat, Mahaperkasa." (Q.S.11.Hūd : 66)


Sedangkan untuk sifat Allah Al Matin (Yang Maha Kokoh) dijelaskan dalam ayat :


إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ

" Sesungguhnya, Allah adalah pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan, sangat kokoh." (Q.S.51.Aż-Żāriyāt : 58)


Berdasarkan ayat-ayat tersebut diatas, jadi makna al Matin adalah dahsyatnya kekuatan (kokoh), sedangkan makna al Qawi adalah dzat yang tidak ada sesuatupun yang bisa mengalahkan atau melemahkannya. Tidak ada yang bisa menolak ketentuannya.
Tidak ada orang yang mulia kecuali dia dimuliakan oleh Allah
Tidak ada orang yang hina kecuali dia dihinakan oleh Allah


إِنْ يَنْصُرْكُمُ اللَّهُ فَلَا غَالِبَ لَكُمْ ۖ وَإِنْ يَخْذُلْكُمْ فَمَنْ ذَا الَّذِي يَنْصُرُكُمْ مِنْ بَعْدِهِ ۗ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ

" Jika Allah menolongmu, tidak ada yang dapat mengalahkanmu. Namun, jika Allah tidak menolongmu, siapa yang dapat menolongmu setelah itu? Karenanya, hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal." (Q.S.3.Āli 'Imrān : 160)

Didalam Qur'an Surat Al Baqarah ayat 165, diterangkan bahwa orang-orang yang menyembah selain Allah, pada hari kiamat akan diperlihatkan azab kepada mereka, merekapun melihat sesembahan mereka tidak dapat memberikan manfaat sama sekali pada hari kiamat, dan merekapun mengetahui bahwa seluruh kekuatan hanyalah milik Allah, akan tetapi mata mereka telah buta saat didunia sehingga mereka mengambil tandingan terhadap Allah.


وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ ۖ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ ۗ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ

" Diantara manusia ada yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang beriman sangat besar cintanya kepada Allah. Seandainya orang-orang zalim itu mengetahui, ketika melihat azab pada hari Kiamat, bahwa semua kekuatan itu milik Allah dan azab Allah sangat berat, pasti mereka menyesal." (Q.S.2.Al-Baqarah : 165)


Diantara bukti-bukti kekuatan Allah adalah :

1. Allah menolong para Nabi-Nya. 
Dalam beberapa ayat Al Qur'an dijelaskan bahwa Allah pasti menolong siapa saja yang menolong agamanya, karena sesungguhnya Allah mahakuat mahagagah.

فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا صَالِحًا وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِنَّا وَمِنْ خِزْيِ يَوْمِئِذٍ ۗ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيزُ

" Ketika azab Kami datang, Kami selamatkan Shaleh dan orang-orang yang beriman bersamanya dengan rahmat Kami. Kami pun menyelamatkan mereka dari kehinaan pada hari itu. Sungguh, Tuhanmu Mahakuat, Mahaperkasa." (Q.S.11.Hūd : 66)


لَهُدِّمَتْ صَوَامِعُ وَبِيَعٌ وَصَلَوَاتٌ وَمَسَاجِدُ يُذْكَرُ فِيهَا اسْمُ اللَّهِ كَثِيرًا ۗ وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ

" Yaitu orang-orang yang diusir dari kampung halamannya tanpa alasan yang benar , hanya karena mereka berkata, "Tuhan kami ialah Allah." Seandainya Allah tidak menolak keganasan sebagian manusia kepada sebagian yang lain, tentu biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang Yahudi, dan masjid-masjid yang di dalamnya banyak disebut nama Allah telah dirobohkan. Allah pasti akan menolong orang yang menolong agama-Nya. Sungguh, Allah Mahakuat, Mahaperkasa." (Q.S.22.Al-Ḥajj : 40).

كَتَبَ اللَّهُ لَأَغْلِبَنَّ أَنَا وَرُسُلِي ۚ إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ

" Allah telah menetapkan, "Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang." Sungguh, Allah Mahakuat, Mahaperkasa." (Q.S.58.Al-Mujādalah : 21)

وَرَدَّ اللَّهُ الَّذِينَ كَفَرُوا بِغَيْظِهِمْ لَمْ يَنَالُوا خَيْرًا ۚ وَكَفَى اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ الْقِتَالَ ۚ وَكَانَ اللَّهُ قَوِيًّا عَزِيزًا

"Allah menghalau orang-orang kafir itu. Keadaan mereka penuh kejengkelan karena mereka juga tidak memperoleh keuntungan apa pun. Cukuplah Allah yang menolong orang-orang mukmin dalam peperangan. Allah Mahakuat, Mahaperkasa."  (Q.S.33. Al Ahzab: 25)

2. Dibinasakannya orang-orang dzalim. 
Orang-orang yang durhaka akan dibinasakan walaupun kekuatan mereka dahsyat. Contohnya seperti Fir'aun.
Hal ini dijelaskan dalam Al Qur'an :

كَدَأْبِ آلِ فِرْعَوْنَ ۙ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۚ كَفَرُوا بِآيَاتِ اللَّهِ فَأَخَذَهُمُ اللَّهُ بِذُنُوبِهِمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ شَدِيدُ الْعِقَابِ

"Keadaan mereka serupa dengan keadaan pengikut Fir'aun dan orang-orang sebelum mereka. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosa mereka. Sungguh, Allah Mahakuat lagi sangat keras siksa-Nya."  (Q.S.8.Al-Anfāl : 52)

  .ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانَتْ تَأْتِيهِمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَكَفَرُوا فَأَخَذَهُمُ اللَّهُ ۚ إِنَّهُ قَوِيٌّ شَدِيدُ الْعِقَابِ. وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا مُوسَىٰ بِآيَاتِنَا وَسُلْطَانٍ مُبِينٍ

"Hal itu terjadi karena sesungguhnya rasul-rasul telah datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti nyata, lalu mereka mengingkarinya sehingga Allah mengazab mereka. Sungguh, Allah Mahakuat, Mahakeras hukuman-Nya. Dan sungguh, Kami telah mengutus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami dan keterangan yang nyata." (Q.S.40. Al Ghafir: 22-23)

3. Tegaknya lagit dan bumi dengan perintah dan pemeliharaan Allah. 
Tidak ada yang luput dari pengaturan dan pandangan Allah. Allah tidak merasa berat memelihara langit dan bumi. Hal ini dijelaskan dalam beberapa ayat Al Qur'an :

اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ ۖ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

"Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, yang terus-menerus mengurus makhluk-Nya, serta tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa yang di hadapan dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa pun tentang ilmu Allah, kecuali apa yang dikehendaki-Nya. Kekuasaan-Nya meliputi langit dan bumi. Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Mahatinggi, Mahabesar." (Q.S.2.Al-Baqarah : 255)

أَوَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَيَنْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَكَانُوا أَشَدَّ مِنْهُمْ قُوَّةً ۚ وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعْجِزَهُ مِنْ شَيْءٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ ۚ إِنَّهُ كَانَ عَلِيمًا قَدِيرًا

" Tidakkah mereka bepergian di bumi, lalu melihat bagaimana akhir kehidupan orang-orang sebelum mereka yang mendustakan rasul, padahal orang-orang itu lebih besar kekuatannya dari mereka? Dan tidak ada sesuatu pun yang dapat melemahkan Allah baik di langit maupun di bumi. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahakuasa." (Q.S.35 Fathir :44)

تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

" Mahasuci Allah yang menguasai segala kerajaan, dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu."  (Q.S.67 Al Mulk: 1)

4. Rizki itu seluruhnya ada di tangan Allah. 
Allah memberikan rizki kepada siapa saja yang Allah kehendaki, seperti tertulis dalam ayat-ayat Al Qur'an sbb :

اللَّهُ لَطِيفٌ بِعِبَادِهِ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ ۖ وَهُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيزُ

"Allah Mahalembut terhadap hamba-hamba-Nya. Dia memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Dia Mahakuat, Mahaperkasa." (Q.S.42.Asy-Syūrā : 19)

إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ

"Sesungguhnya, Allah adalah Pemberi Rezeki yang mempunyai kekuatan, sangat kokoh." (Q.S.51.Aż-Żāriyāt : 58)
 
Tidak ada kemampuan seorang hamba dalam menerima manfaat atau menolak madharat selain karena Allah. 

وَلَوْلَا إِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَاءَ اللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ ۚ إِنْ تَرَنِ أَنَا أَقَلَّ مِنْكَ مَالًا وَوَلَدًا

"Mengapa ketika memasuki kebunmu tidak mengucapkan "Masya Allah, la quwwata illa billah" (Sungguh, atas kehendak Allah, semua ini terwujud). Tidak ada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah, sekalipun kamu berkeyakinan bahwa harta dan keturunanku lebih sedikit daripadamu." (Q.S.18.Al-Kahf : 39)

Rizki bukan merupakan indikator kemuliaan dari Allah, bukan indikator cinta dan kasih sayang Allah. Maka rizki lebih banyak diberikan Allah kepada orang yang durhaka/kafir.

Orang yang semakin banyak rizki nya, semakin berat pula bebannya, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Kemuliaan seseorang tidak dilihat dari kekayaannya, tetapi dari keimanan dan ketakwaan nya.

5. Tidak ada tempat berlari kecuali berlari kepada Allah. 
Tidak ada tempat yang bisa menyelamatkan dari azab Allah kecuali kembali kepada Allah (taubat). Hal ini dijelaskan dalam Al Qur'an dalam beberapa ayat, diantaranya : 

وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَبَقُوا ۚ إِنَّهُمْ لَا يُعْجِزُونَ

"Janganlah orang-orang kafir mengira bahwa mereka dapat lolos dari siksa Allah. Sungguh, mereka tidak dapat melemahkan Allah."  (Q.S. 8.Al-Anfāl : 59)
 

وَأَنَّا ظَنَنَّا أَنْ لَنْ نُعْجِزَ اللَّهَ فِي الْأَرْضِ وَلَنْ نُعْجِزَهُ هَرَبًا

"Sungguh, kami (jin) yakin bahwa kami tidak mampu melepaskan diri dari kekuasaan Allah di bumi dan tidak pula dapat lari dari-Nya." (Q.S.72.Al-Jinn : 12)  


وَمَنْ لَا يُجِبْ دَاعِيَ اللَّهِ فَلَيْسَ بِمُعْجِزٍ فِي الْأَرْضِ وَلَيْسَ لَهُ مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءُ ۚ أُولَٰئِكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ

"Siapapun yang tidak menerima seruan orang yang mengajak kepada Allah, Ia tidak akan dapat melepaskan diri dari siksa Allah di bumi, padahal tidak ada pelindung selain Allah. Mereka berada dalam kesesatan yang nyata." (Q.S.46.Al-Ahqāf : 32)


فَفِرُّوا إِلَى اللَّهِ ۖ إِنِّي لَكُمْ مِنْهُ نَذِيرٌ مُبِينٌ

"Maka segeralah kembali kepada Allah. Sesungguhnya, aku seorang pemberi peringatan yang jelas dari Allah untukmu."  (Q.S.51.Aż-Żāriyāt : 50)


6. Allah Maha Pelaksana terhadap apa saja yang diinginkan-Nya. 
Apa yang Allah kehendaki pasti terjadi dan apa yang tidak Allah kehendaki pasti tidak akan terjadi. Tidak ada suatu gerak atau kejadian apapun, tidak ada kemuliaan atau kehinaan selain atas kehendak Allah, juga tidak ada syafaat selain atas kehendak Allah. 

إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ ۗ أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ ۗ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ

"Sungguh, Tuhanmu adalah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Allah bersemayam di atas 'Arsy. Allah menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat. Allah ciptakan matahari, bulan, dan bintang-bintang yang tunduk pada perintah-Nya. Ingatlah! Segala penciptaan dan urusan menjadi hak-Nya. Mahasuci Allah, Tuhan seluruh alam." (Q.S.7.Al-A'rāf : 54)
 

مَا يَفْتَحِ اللَّهُ لِلنَّاسِ مِنْ رَحْمَةٍ فَلَا مُمْسِكَ لَهَا ۖ وَمَا يُمْسِكْ فَلَا مُرْسِلَ لَهُ مِنْ بَعْدِهِ ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

"Tidak ada yang dapat menahan rahmat Allah yang dianugerahkan kepada manusia, maka tidak ada yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan-Nya maka tidak ada yang sanggup untuk melepaskannya setelah itu. Allah lah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana."  (Q.S.35.Fāṭir : 2)


إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ ۖ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ ۖ مَا مِنْ شَفِيعٍ إِلَّا مِنْ بَعْدِ إِذْنِهِ ۚ ذَٰلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ ۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ

"Sesungguhnya Dia-lah Allah, Tuhan kamu yang menciptakan langit dan Bumi dalam enam masa. Allah bersemayam di atas 'Arsy (singgasana) untuk mengatur segala urusan. Tidak ada yang dapat memberi syafaat kecuali dengan izin-Nya. Itulah Allah, Tuhanmu, maka sembahlah Allah. Apakah kamu tidak mengambil pelajaran?" (Q.S. 10.Yūnus : 3)


Kekufuran, perbuatan syirik, bid'ah, kemaksiatan, dan yang lainnya pun terjadi atas kehendak Allah. Karena apa yang Allah kehendaki belum tentu Allah ridhoi dan Allah cintai. Buktinya, semua perbuatan buruk tersebut pun dikehendaki Allah tetapi tidak diridhoi Allah. Karena hal tersebut adalah ujian dan cobaan bagi manusia dari Allah, karena hal-hal tersebut kebanyakan merupakan hal yang menyenangkan bagi manusia. Maka dengan hal tersebut Allah akan memilih siapa orang yang beriman dan siapa orang yang tidak beriman. Juga hal tersebut merupakan ujian reaksi dari orang-orang kafir terhadap orang mukmin, ahli bid'ah pasti benci kepada ahli sunnah, orang kafir pasti benci kepada orang beriman karena dianggap sok tahu.
Kadang Allah juga tidak menghendaki apa yang dicintai-Nya, contoh Allah menyukai orang yang beriman tetapi tidak semua orang dikehendaki Allah mendapatkan hidayah.

Oleh karena itu, Allah menyatakan dalam Al Qur'an bahwa diantara orang-orang yang memperoleh anugerah berupa hidayah dari Allah yang tidak Allah berikan kepada orang-orang yang tidak dikenedaki-Nya, akan muncul gap/celah. Dan itu muncul disebabkan ujian dan cobaan.

Dari keimanan seorang hamba terhadap sifat Al Qawwi dan Al Matin ini maka akan lahir beberapa sifat positif, yaitu : 
  • Tunduk, patuh taat kepada Allah SWT. 
  • Hanya bersandar kepada Allah SWT. 
  • Bertawakkal kepada Allah dengan sebaik-baik tawakkal. 
  • Pasrah kepada keagungan dan kekuatan Allah azza wajalaa. 
  • Menyerahkan segala urusan kepada Allah serta berlepas diri dari kekuatan kecuali kepada Allah. 

Berdasarkan hal tersebut, maka kalimat Laa Haula Wala Quwwata Illa Billah (tidak ada daya upaya, tidak ada kemampuan kecuali dari Allah) begitu tinggi nilainya. Begitu besar kadarnya, begitu agung dampaknya.

Berkata Rasul kepada Abdulllah bin Qiss, " Wahai Abdullah bin Qiss katakan olehmu, " Laa Haula Walla Quwwata Illa Billah", sebab kata tersebut merupakan perbendaharaan surga."

Ini adalah kalimah yang mencerminkan kepasrahan diri, meyerahkan urusan kepada Allah, bersandar kepada Allah, tidak memohon atau meminta kekuatan selain kepada Allah, pengakuan seorang hamba tidak memiliki kemampuan untuk mengurus urusan apapun, tidak ada kemampuan untuk menolak keburukan tidak ada kekuatan untuk meraih kebaikan kecuali kepada Allah SWT. 

Tidak bisa seorang hamba berpindah dari kemaksiatan kepada ketaan, dari kondisi sakit kepada kesehatan, dari lemah menjadi kuat, dari kurang menjadi lebih, kecuali semuanya karena Allah. Maka siapa orang yang mengatakan kalimah ini dengan sebenar-benarnya dan mengaplikasikan isi kandungannya berupa tawakkal kepada Allah, menyerahkan urusan kepada Allah dan bersandar dengan sebaik-baik penyandaran kepada Allah, dia akan ditunjuki, diberi hidayah, dilindungi, dicukupi. Dia akan menjadi manusia yang hatinya paling kuat dan keadaannya paling bagus. 
Dalam salah satu atsar disebutkan, siapa orang yang ingin menjadi manusia yang paling kuat hendaklah dia bertawakal kepada Allah. Siapa orang yang ingin menjadi paling kaya hendaklah dia meyakini bahwa apa yang ada di tangan Allah lebih dia yakini, lebih dia percaya daripada apa yang ada ditangannya. Dan itu semua menjadi buah dari keimanan kita kepada nama Allah Al Qawwi dan Al Matin.


Sumber : 
Kajian Tarbiyah Sunnah (Online)
Fiqih Asmaul Husna
Ust. Abu Haidar As Sundawy.

Friday, August 21, 2020

Yang Maha Besar Yang Maha Agung





Penjelasan mengenai sifat Al Kabir (Maha Besar) dan Al Adzim (Maha Agung) ini terdapat dalam beberapa ayat Al Qur'an, diantaranya : 


ذَٰلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ

" Demikianlah, karena sesungguhnya Allah, Dialah Tuhan yang sebenarnya dan apa saja yang mereka seru selain Allah adalah batil. Dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Mahatinggi, Mahabesar."   (Q.S.31 Lukman: 30)

Q.S. Al Mukmin: 12


اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ ۖ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

" Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, yang terus-menerus mengurus makhluk-Nya, tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Mahatinggi, Mahabesar."  (Q.S.2 Al Baqarah: 255)



فَسَبِّحْ بِاسْمِ رَبِّكَ الْعَظِيمِ

" Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Mahaagung." (Q.S. Al Haqqah: 52)

Makna Al Kabir dan al Adzim adalah dzat yang memiliki kebesaran dan keagungan.

Dalam salah satu hadis qudsi, Allah SWT berfirman, " Kebesaran adalah selendang-Ku, sedangkan keagungan adalah sarung-Ku, maka siapa yang menyaingi Aku dalam salah satu diantara keduanya, Aku akan campakkan orang itu ke dalam neraka." 

Hadis ini bermakna, makhluk manapun tidak boleh merasa besar dan agung, karena kebesaran dan keagungan hanya milik Allah. Dan Allah akan mencampakkan orang yang merasa besar dan agung, karena hal tersebut termasuk ke dalam menyaingi Allah.

Makna Al Kibriya dan Al Adzamah (Maha Kebesaran dan Maha Keagungan) ada 2, yaitu :

1. Kembali kepada sifat Allah SWT, bahwa kepunyaan-Nya lah seluruh makna-makna keagungan dan kemuliaan. 
Seperti sifat kekuatan, kegagahan, kesempurnaan dalam hal kekuasaan, keluasan ilmu dan sifat-sifat lain yang mengandung keagungan dan kebesaran termasuk dari aspek dzat. Allah sangat besar dalam hal dzat.
Sebagaimana dijelaskan di dalam Al Qur'an, bahwa salah satu tanda kebesaran Allah adalah langit dan bumi yang tujuh beserta seluruh isinya berada dalam tangan Allah SWT. 


 تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

" Mahasuci Allah yang menguasai (segala) kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu," (Q.S. Mulk: 1)


وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَالْأَرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَالسَّمَاوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ ۚ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ

"Dan mereka tidak mengagungkan Allah sebagaimana mestinya, padahal seluruh bumi ada dalam genggaman-Nya pada hari Kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Mahasuci Allah dan Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan."  (Q.S.39 Az-Zumar : 67)

Nabi pernah berdoa dlm ruku dan sujudnya, " Maha suci Allah pemilik Al Jabarut (kekuasaan), Al Malakut (kerajaan), Al Kibriya (kebesaran), Al Adzoma (keagungan)."

2. Kembali kepada diri si Hamba, seluruh makhluk. 
Maknanya, tidak ada satupun di alam jagat raya ini yang layak dibesar-besarkan, diagung-agungkan, dimuliakan, dan lainnya. Maka wajib lah setiap Hamba mengagungkan Allah dengan hati mereka, dengan lisan mereka, dengan amal mereka, dengan cara mengerahkan segenap kemampuan untuk mengenal Allah dengan sejauh yang mereka bisa, mencintai Allah, kemudian menghinakan diri dihadapan Allah, takut kepada Allah. 

Diantara salah satu bentuk mengagungkan Allah SWT yaitu : 

  • Hendaklah Allah ditaati dan tidak didurhakai, 
  • Hendaklah Allah selalu diingat dan tidak diabaikan tidak dilupakan, 
  • Hendaklah Allah itu selalu disyukuri seluruh nikmat-nikmat Nya dan tidak dikufuri. 

Termasuk diantara bentuk nyata memuliakan dan mengangungkan Allah adalah :

  • Tunduk kepada seluruh syariat-Nya, hukum-hukum Nya, 
  • Tidak membandingkan/meyandingkan Allah dengan sesuatupun dari makhluk-Nya atau tidak menandingi syariat Allah dengan syariat-syariat lainnya. 
  • Menganggungkan dan menghormati apapun yang diagungkan dan dihormati oleh Allah, baik itu waktu yang diagungkan Allah, seperti bulan haram, Ramadhan, Lailatul Qadar, dll, juga tempat yang diagungkan Allah, seperti Masjidil Haram, Masjidil Aqsa, Mesjid Nabawi,dll. Juga pribadi yang diagungkan Allah, seperti para Nabi, para Rasul, para Shalihin, para sahabat Nabi. Dan juga amal-amalan yang diagungkan Allah, yaitu amal shaleh dan seluruh amal ibadah. 

Ibadah ruh nya adalah pengangungan kepada Allah SWT dan membesar-besarkan Allah SWT. Oleh krn itu, disyariatkan melaksanakan takbir dalam sholat sejak pembukaan, setiap perpindahan gerakan, sampai akhir. Untuk mengingatkan hamba tentang keMaha Agungan, keMaha Besaran Allah ditengah-tengah sholat. Maknanya, ketika sholat hanya Allah lah satu-satunya yang layak diingat, diagungkan dan diprioritaskan, sehingga tidak akan memikirkan urusan-urusan dunia didalam sholat. Dalam kata lain, urusan-urusan diluar sholat tidak akan dimasukkan kedalam sholat. 
Bahkan bukan hanya didalam sholat Allah perintahkan untuk bertakbir, tetapi dalam ibadah lain. Salah satunya setelah selesai shaum Ramadhan, kita bertakbir mengagungkan Allah. Juga ketika Haji, Allah memerintahkan takbir..

لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ ۖ فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْبَائِسَ الْفَقِيرَ

" Agar mereka menyaksikan berbagai manfaat dan menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan atas rezeki yang telah diberikan-Nya kepada mereka berupa hewan ternak. Makanlah sebagian dari hewan itu dan berikanlah sebagian lagi untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir."  (Q.S.22 Al-Hajj : 28)

Dengan demikian, jelaslah kedudukan takbir dan kemuliaan dari takbir ini dan betapa agungnya kedudukan takbir dalam agama ini. Oleh karena itu takbir bermakna, bahwa Allah lebih besar dari segala sesuatu dalam pandangan seorang Hamba. 
Dengan demikian, jelas pula makna Allahu Akbar. Bahwa tidak ada yang mendekati kebesaran Allah, bahkan amat sangat jauh.

Oleh karena itu, dikatakan lafadzh yang paling sempurna di kalangan orang Arab tentang makna keagungan, kemuliaan Allah SWT adalah Allahu Akbar. Maknanya, sifati dan yakini bahwa Allah SWT lebih besar dari segala sesuatu. Jadi takbir maknanya takdzim, tapi tidak sinonim. antara takbir dan takdzim tidak sinonim. Makna antara Al Kabir dan Al Adzim juga tidak sinonim. Al Kabir lebih sempurna, lebih mulia dari Al Adzim. Al Kibria lebih sempurna daripada Al Adzhomah, karena setiap Al Kibria mengandung Al Adzim dan ada makna tambahan. 

Sebagaimana perkataan Imam Tirbiyah Rahimahullah, "dalam ucapan Allahu Akbar terkandung penetapan tentang keagungan Allah. Karena kemahabesaran pasti didalamnya mencakup keagungan. Akan tetapi kemahabesaran itu lebih sempurna dari kemahaagungan."

Oleh karena itulah, ada lafadzh-lafadzh yang disyariatkan di dalam sholat, di dalam adzan, di dalam qamat dengan ucapan Allahu Akbar. Karena ucapan Allahu Akbar lebih sempurna dari Allahuadzom. Maka ucapan takbir Allahu Akbar dalam sholat tidak bisa diganti dengan yang lainnya.

Yang perlu diperhatikan dan tidak boleh dilalaikan, yaitu :
1. Setiap muslim bila meyakini dan beriman bahwa Allah SWT lebih besar dari segala sesuatu, dan segala sesuatu sebesar apapun, sehebat apapun, amat sangat super kecil dibanding kemahabesaran Allah dan keagungan-Nya, maka dia akan mengetahui dengan seyakin-yakin nya bahwa kemahabesaran Allah dan keagungan-Nya, kemuliaan-Nya dan kesempurnaa-Nya dan seluruh sifat-sifat Nya adalah tidak mungkin terjangkau oleh akal dan tidak mungkin terjangkau oleh mata dan fikiran kita. Hal ini karena saking agung dan besarnya Allah dan saking terbatas dan lemahnya kita.
Allah berfirman, "Katakan oleh Kamu, segala puji bagi Allah yang tidak memiliki anak dan tidak memiliki sekutu dalam kekuasaan-Nya ini, dan Dia pun tidak mempunyai pelindung. Maka besarkan Dia dengan sebesar-besarnya."

2. Siapa yang mengetahui isi kandungan dua nama ini, Al Kabir dan Al Adzhim, pasti dia akan merasa hina dihadapan Allah, merasa tak berarti apa-apa dihadapan Allah, dan akan menujukan segala jenis ibadah hanya kepada Allah, bukan kepada sesama makhluk. Dan pasti akan meyakini bahwa Allah satu-satunya yang berhak untuk memperoleh seluruh jenis amalan yang kita lakukan. Dan dia pun akan mengetahui bahwa seluruh orang musyrik yang menyembah kepada selain Allah, mereka tidak mengagungkan Allah dengan sebenar-benarnya pengagungan, padahal Allah lah satu-satunya yang Maha Agung, sebagaimana disebutkan dalam Al Qur'an Surat Az-Zumar(39) : 67 dan Surat Nuh (71) : 13-20.

Maka diantara seburuk-buruk kedzaliman adalah memberikan hak yang dimiliki oleh Allah kepada makhluk selain Allah. Yaitu dengan menyembah/beribadah kepada patung-patung berhala, jin/syetan, ruh-ruh yang jasadnya sudah mati, dan lain sebagainya.

Sumber :
Kajian Tarbiyah Sunnah Online
Fiqih Asmaul Husna 
Ust. Abu Haidar As Sundawy

Sunday, August 2, 2020

Berharap Hanya Pada Allah





Saat segala sesuatu berjalan tidak sesuai dengan harapan kita, saat tidak ada seorangpun yang mau menolong kita dari kesulitan, saat segala kebaikan kita tidak dihargai, saat kita diabaikan dan dianggap tidak penting, saat segenap perhatian dan kasih sayang kita untuk seseorang tidak dibalas dengan hal yang sama bahkan tidak dianggap, saat seseorang yang kita harapkan dapat menjadi teman berbagi cerita sekedar hanya untuk meringankan beban dihati, tetapi dia tidak pernah peduli pada kita, wajarkah jika kita merasa kecewa?
Selintas terbersit perasaan wajar saja jika kita kecewa dan merasa sedih.. tetapi sebenarnya mungkin yang membuat kita menjadi kecewa itu adalah kita berharap sesuatu darinya. Berharap ingin dibantu, ingin diperhatikan, ingin sekali-sekali disapa duluan, ingin dia bisa mengerti perasaan kita, dan ingin-ingin lainnya yang semua itu berupa harapan kita kepadanya..

Jadi.. memang benarlah adanya, bahwa sebaik-baik tempat kita berharap hanyalah pada Allah SWT. Sebaik-baik tempat kita curhat hanyalah pada Allah. Karena hanya Allah lah yang paling mengerti perasaan kita, paling mengetahui apa yang kita butuhkan, paling setia dan sabar mendengarkan segala curhatan kita mau sepanjang apapun curhatan kita kepada-Nya, Allah pasti mendengarkan bahkan jika kita tetap sabar dan terus berprasangka baik serta berharap pada Allah, Allah pasti akan memberikan jalan keluar yang terbaik bagi masalah kita.. sedangkan berharap pada makhluk (manusia) hanya akan mendatangkan perasaan kecewa dan sedih.. Hal ini bisa kita lihat di dalam Al Qur'an :



وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَارْغَبْ

" dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap." (Q.S.94 Asy-Syarḥ : 8)


وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا

" ..Dan barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia menjadikan kemudahan baginya dalam urusannya." (Q.S.65 Aṭ-Ṭalāq : 4)

Mungkin, satu-satunya cara agar kita tidak kecewa hanyalah dengan keikhlasan hati. Lakukan segala sesuatu dengan ikhlas, dengan mengharap hanya keridhoan Allah pada kita. Kebaikan kita, rasa sayang kita, ketulusan kita dalam memberi kepada siapapun, berharaplah kita akan mendapatkan keridhoan Allah dengan melakukan segala kebaikan dan ketulusan kita tersebut. Sehingga jika semua kebaikan kita tersebut tidak dibalas oleh manusia, kita akan terhindar dari rasa kecewa, karena kita yakin Allah maha mengetahui niat baik kita dan yakin bahwa Allah tidak pernah ingkar janji.

Semoga Allah memberikan kekuatan pada kita untuk selalu menjaga hati dari berharap selain kepada-Nya.. Aamiin Yaa Rabbal Alaamiin..

(SELF REMINDER)

Sumber gambar : google

Tuesday, July 21, 2020

Bersegera Raih Mahabatullah



Mahabatullah artinya kecintaan Allah
Jika Allah sudah cinta kepada kita, maka kita akan menemukan ketenangan hidup di dunia..

Manusia telah diberi kelebihan oleh Allah, diantaranya adalah : 
  1. Allah anugrahkan kepada manusia akal/otak yang berbeda dengan otak binatang. Akal bisa memuliakan manusia juga dapat menghinakannya.. Akal bisa membuat manusia menjadi sombong jika tidak dibarengi dengan akidah.
  2. Allah berikan nafsu ke dalam diri manusia : Jika nafsu diatas diakal, maka manusia bisa lebih rendah daripada binatang. Jika akal yang mengatur nafsu, maka kita bisa mengendalikan nafsu tersebut.
Akal dan nafsu ini harus sama-sama dibina dengan cara membentuk dan mengokohkan aqidah Islam pada individu.

Cara untuk menjadikan aqidah islam sebagai asas bagi aqiliyah dan nafsiyah :
1. Hanya mau mengambil keputusan tentang benda/perbuatan sesuai dengan hukum syara.
2. Hanya memenuhi tuntutan naluri dan kebutuhan fisik

Sedangkan cara membentuk nafsu agar bisa dibina oleh akal kita yaitu dengan :
1. Memperbanyak asupan untuk akal-akal kita: baca buku bermanfaat, ikut kajian
2. Memperbanyak amal-amal sunnah

Orang yang akal dan nafsunya sudah terbina oleh Allah dengan amalan-amalan sunnah, maka mereka akan tegar menghadapi segala cobaan dan dia akan menjadi kekasih Allah..

Pertolongan dalam meraih kemenangan hanya diberikan oleh Allah kepada kekasihNya. Maka bersegeralah kita meminta ampunan kepada Allah SWT..


أَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاءَ إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ الْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِنْ بَعْدِي قَالُوا نَعْبُدُ إِلَٰهَكَ وَإِلَٰهَ آبَائِكَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِلَٰهًا وَاحِدًا وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ

"Apakah kamu hadir saat maut akan menjemput Ya'qub, ketika dia berkata kepada anak-anaknya, "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab, "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail, dan Ishak, yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya berserah diri kepada-Nya." "(Q.S.2 : 133)

Dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu-, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat). Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan (biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat.” (HR. Bukhari no. 6970 dan Muslim no. 2675).


Kita harus bersegera meraih Mahabatullah, karena orang-orang mukmin yang beruntung mendapat kemenangan adalah mukmin yang berkata : "kami mendengar dan kami patuh" sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur'an :


إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ ٱلْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَن يَقُولُوا۟ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ

"Apabila diajak kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul memutuskan perkara diantara mereka, hanya orang-orang mukmin yang berkata, "Kami mendengar dan kami taat." Mereka itulah orang-orang beruntung."  (Q.S.24 An-Nur : 51)


Makna dari ayat tersebut adalah bahwa sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul mengadili di antara mereka ialah ucapan, 'Kami mendengar perkataannya, dan kami patuh terhadap perintahnya.' Dan orang-orang yang memiliki sifat seperti ini adalah orang-orang yang beruntung di dunia dan di Akhirat. Sedangkan orang yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya akan celaka.

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ ۗ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا

"Apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, tidaklah pantas bagi laki-laki dan perempuan mukmin untuk membuat pilihan lain. Barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyata." (Q.S.33 Al ahzab: 36)

Orang beriman akan patuh dan taat atas segala perintah Allah dan sunnah rasul.. 


فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

"Demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sebelum mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan sehingga tidak ada rasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan dan mereka menerima dengan sepenuhnya." (Q.S.4 An-Nisa: 65)

Maksud "keberatan dalam hati" di ayat ini menunjukkan bahwa keberatan terlarang itu bukan terbatas pada ucapan dan perilaku, tetapi termasuk juga keberatan yang tidak dicetuskan selama terlintas dalam benak dan hati mereka, walaupun lintasan itu hanya mereka sendiri yang tahu.

Orang yang ingkar akan masuk ke neraka jahannam, maka kita pun diperintahkan untuk menjaga diri dan keluarga kita dari siksa neraka. 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (Q.S.66 At-Tahrim: 6)

Agar bisa meraih Mahabatullah, kita pun harus mengetahui dan mencontoh bagaimana cara Rasul mendekat kepada Allah.

Adapun Rasul mendekat kepada Allah dengan cara:
1. Bersegera sedekah
2. Bersegera dalam kebaikan
3. Bersegera dalam ketaatan pada Allah
4. Bersegera meninggalkan yang haram
5. Bersegera dalam berkerudung/jilbab (Q.S.33 Al-Ahzab : 59) & (Q.S.24 An Nur : 31)
6. Bersegera meninggalkan sutra. Dalam Islam, laki-laki dilarang menggunakan sutra. Perempuan boleh.

Dalam salah satu hadis disebutkan, "Islam mulai muncul dalam keadaan asing dan akan kembali asing sebagaimana awal munculnya. Maka beruntunglah orang-orang asing itu." (H.R. Muslim)

Dahulu, para Sahabat r.a beriman dan bersegera dalam melaksanakan perintah Allah.. maka mereka pun mendapatkan mahabatullah.

Untuk sampai ke surga/neraka, kita harus melewati 4 terminal terlebih dahulu, yaitu :
1. Alam rahim
2. Alam dunia
3. Alam kubur
4. Alam hisab

Setelah melewati 4 alam itu, maka kita akan melewati As-Shirat, yaitu jembatan dari sehelai rambut dibagi tujuh. Dan kita pun akan masuk ke surga/neraka.
Ada sebagian kecil dari umat rasulullah yang melewati jembatan itu seperti kilat, langsung masuk surga, mereka itu adalah syuhada. Dan sebagian kecil yang melewati jembatan itu secara perlahan tapi selamat. Dan ada sebagian besar dari umat Rasul yang syafaat Rasul tidak dapat menolongnya, maka dia akan terjatuh ke dalam neraka.


Sumber :
KISS (Kajian Islam Selama Sepekan) /Kajian Khusus Ramadhan
Hotel Horison Bandung, 22 Mei 2018. 
Ust. Fatih Karim

Thursday, July 9, 2020

Tawakkal Kunci Kebahagiaan





Masalah adalah ketidak sesuaian antara harapan dan kenyataan.

Penyebab kita selalu berkeluh kesah dan gelisah, diantaranya adalah:
1. Soal pasangan. 
Ada yang resah karena sudah waktunya menikah tapi belum dapat jodoh saja. Ada yang sudah menikah tapi banyak konflik dalam rumah tangga karena ketidak percayaan/kecurigaan, dll. Berpasangan tapi sudah kehilangan rasa yang seharusnya ada.. saling mencintai, saling menghargai, saling percaya, dll itu sudah hilang. Dan pasangan yang bahtera rumah tangga nya karam.

2. Soal anak. 
Banyak yang sudah menikah lama tapi belum dikaruniai anak.

3. Sakit. 
Ketika kita diterpa sakit yang tidak kunjung sembuh atau penyakit yang tidak terjangkau biaya nya.

4. Soal pekerjaan
Saat kita belum punya pekerjaan akan didera rasa gelisah.

5. Soal finansial. 
Bagi yang sedang banyak kebutuhan, yang dililit hutang, yang mau menikah tapi tidak punya biaya, biasanya akan menimbulkan keresahan.

Sesungguhnya yang memberatkan itu bukan masalahnya, tapi ketika kita tidak bisa menerima kenyataan akan masalah-masalah tersebut.
Yang membuat kita tidak bahagia itu bukan ujiannya, tetapi kita yang belum bisa melewati ujian tersebut.

Lalu bagaimana agar kita bisa menjadi orang yang bahagia dengan segala masalah-masalah yang datang pada kita?

1. Kita Harus Mulai Belajar Mempercayakan Dan Mengandalkan Allah Untuk Mengurus Segala Masalah Kita, karena :
A. Allah yang paling paham tentang kita, yang paling mengetahui apa yang kita butuhkan. Apa yang hilang dari kita pasti Allah akan mengganti dengan yang lebih baik.

B. Karena kita tidak dirancang untuk menyelesaikan segala masalah sendiri.

C. Karena jika kita mengandalkan Allah pasti berhasil. 
Seperti dijelaskan dalam Al Qur'an : 


وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

"Dan Allah akan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Siapapun yang bertawakal kepada Allah, pasti Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendaki-Nya. Sungguh, Allah telah menetapkan ukuran untuk setiap sesuatu." (Q.S.At-Talaq 65 : 3)

Dalam ayat tersebut, dijelaskan bahwa, barangsiapa yang mengandalkan Allah dalam segala urusannya, maka Allah akan memenuhi segala kebutuhannya.

D. Karena didalam Al Qur'an Allah sudah menjamin, siapapun yang berdoa pada Allah, Allah akan mengabulkan. Jika itu tidak baik, pasti Allah ganti dengan yang lebih baik. Berdoa harus dengan ketawakalan, yaitu tidak bertele-tele, tidak memaksa, karena: 
- Di balik kesulitan pasti ada kemudahan. 
- Allah tidak akan memberi cobaan diluar batas kemampuan kita. 
-  Allah sudah menyiapkan pahala bagi orang yang sabar, yang tidak ada wadah yang cukup untuk menampung kesabarannya. Maka dia akan masuk syurga tanpa hisab. 

2. Pelajari Segala Teori-teori Agar Kita Berhasil/Sukses. 
Jangan jadikan segala kekurangan kita sebagai pembenaran atau menganggapnya sebagai takdir dari Allah, tapi pelajari bagaimana caranya untuk bisa memperbaiki diri.

3. Berserah Diri Pada Allah. 
Yang disebut tawakal itu adalah hati kita bergantung pada Allah. Tetap berikhtiar yang terbaik tetapi menyerahkan segala hasilnya hanya pada Allah. Maka ketika berhasil tidak akan sombong, dan ketika gagal tidak akan berputus asa.

Hikmah dari tawakal/ Hasil membangun kepercayaan kita kepada Allah :
1. Semakin tenang menjalani kehidupan.
2. Semangat mencari harta yang halal.
3. Lebih positif menyikapi masalah.


Sumber : Kajian Majelis Percikan Iman
Minggu, 22 April 2018
Ust. Dedi Hariadi, Lc.

Saturday, July 4, 2020

Kunci Sukses Meraih Kebahagiaan




Selama kita hidup, kita akan diuji dengan 2 hal, yaitu keburukan dan kebaikan. 
Ketika kita diuji dengan kebaikan, kita harus bersyukur dan ketika diuji dengan keburukan kita harus sabar, karena pada akhirnya semua akan kembalin pada Allah SWT.
Hal ini dijelaskan dalam Al Qur'an :


كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami." (Q.S. Al Anbiya 21 : 35)


Pintu untuk menuju bahagia itu ada 3 :
1. Syukur :
Jika kita bersyukur pada Allah, sesungguhnya kita bersyukur untuk diri sendiri, kebaikannya pun untuk diri kita sendiri. Seperti dijelaskan dalam Al Qur'an :


وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ ۚ وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ
"Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu, "Bersyukurlah kepada Allah! Dan barang siapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Mahakaya, Maha Terpuji.""
(Q.S. Luqman 31 : 12)

2. Sabar
Jika kita sedang diuji dengan kebaikan dan keburukan, kita harus waspada terhadap bisikan2 buruk yang datang dalam hati kita.


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung." (Q.S. Ali Imran 3 : 200)

3. Muroqobah / Perbaikan diri
Jika kita selalu melakukan perbaikan diri, maka insya Allah saat menghadap Allah kita akan berada dalam puncak keimanan (Husnul Khatimah). 


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ يَوْمَ لَا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ ۖ نُورُهُمْ يَسْعَىٰ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang sungguh-sungguh, mudah-mudahan Tuhan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, yaitu pada hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan orang-orang yang beriman yang bersama dengannya; cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka berkata, "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah cahaya untuk kami dan ampunilah kami. Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu."" (Q.S. At Tahrim 66 : 8)


Cara/trik agar kita bisa menjadi orang yang syukur.

Syukur secara bahasa artinya menempatkan sesuatu secara proporsional, atau menempatkan sesuatu pada tempatnya.

Menurut para ahli tafsir, pengertian syukur adalah :
1. Syukur artinya menggunakan nikmat Allah sesuai dengan yang dikendaki Allah.
2. Syukur berarti mengungkapkan terimakasih pada Allah dengan cara melaksanakan perintah-perintah Nya dan menjauhi apa-apa yang dimurkai Nya.

Imam Gozali menyebutkan 3 cara bersyukur :
1. Syukur dengan hati, yaitu mengakui dan menyadari segala nikmat.
2. Syukur dengan lisan, mengemukakan rasa syukur dengan ucapan.
3. Syukur dengan perbuatan, kita  melaksanakan perbuatan-perbuatan sebagai ungkapan rasa syukur kita.

Ayat-ayat di dalam Al Qur'an yang menyuruh kita untuk bersyukur diantaranya adalah:

Q.S.Ar Rahman 55 » Dalam ayat ini, dijelaskan bahwa Allah telah banyak memberikan kenikmatan bagi manusia di bumi ini, maka sudah sepantasnya kita bersyukur pada Allah.


Q.S Al Infithar 82 : 6-9 » Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah telah menyempurnakan penciptaan tubuh kita, maka sudah sepantasnya kita bersyukur pada Allah.

Macam-macam nikmat yang wajib disyukuri :

1. Nikmat sehat dan umur .
Sabda rasul :"ada 2 macam nikmat yg sering dilupakan manusia, yaitu kesehatan dan kesempatan hidup.."

2. Nikmat kemampuan berfikir/akal.
Kita keluar dari rahim ibu dalam keadaan tidak mengetahui apapun, lalu Allah memberi kita pendengaran, penglihatan dan hati nurani agar kita bisa bersyukur dan berpikir.


وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur." (Q.S. An Nahl 16 : 78)

3. Nikmat hidayah.
Hidayah artinya petunjuk hidup yang terdapat dalam Al Qur'an dan Sunnah. 

فَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ ۖ وَمَنْ يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ ۚ كَذَٰلِكَ يَجْعَلُ اللَّهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ
"Siapa pun yang dikehendaki Allah untuk mendapat hidayah (petunjuk), Allah akan bukakan hatinya untuk menerima Islam. Dan siapa pun yang dikehendaki-Nya sesat, Allah jadikan hatinya sempit dan sesak, seakan-akan sedang mendaki ke langit. Demikianlah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman." (Q.S. Al An'am 6: 125)

Wilayah syukur :
I. Bersyukur kpd Manusia :
A. Bersyukur/berterimakasih kepada orangtua (walaupun orgtua kita baik/tidak) 


وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا ۖ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۖ وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا ۚ حَتَّىٰ إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي ۖ إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

"Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah pula. Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila anak itu telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun, dia berdoa, \"Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sungguh, aku bertobat kepada Engkau, dan sungguh, aku termasuk orang muslim.\". (Q.S. Al Ahqaf 46 : 15)

Cara berbakti pada orangtua :
1. Mendoakan
2. Mengalah utk hal-hal yang tidak prinsipil
3. Tidak boleh membentak / menggunakan kata-kata kasar.

Cara berbakti pada orangtua yang sudah wafat:
1. Mendoakan
2. Mewujudkan cita-cita baiknya
3. Meneruskan kebiasaan baiknya
4. Bersilaturahmi dengan saudara-saudara dan teman-temannya.

B. Bersyukur/ berterimakasih pada pasangan hidup.

Rasul bersabda, "Salah satu hal yg membuat perempuan banyak masuk neraka adalah karena dia tidak mensyukuri nikmat yang diberikan oleh suaminya.."


II. Bersyukur kepada alam.

Maksudnya, kita harus menjaga keseimbangan alam sebaik-baiknya. Contohnya, buang sampah pada tempatnya, menanam pohon, reboisasi, dll.

Sifat-sifat yang melahirkan kufur nikmat :

1. Kikir. 
Kikir bukan hanya masalah materi. Tetapi hal yang lainnya, termasuk dalam mempergunakan waktu yang Allah berikan selama 24 jam kepada kita, tetapi kita kikir untuk menjalankan ibadah dalam waktu yang diberikan Allah itu. Juga dalam hal Kikir untuk memuji, kikir untuk meminta maaf, kikir untuk bersikap ramah, dll.

وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ هُوَ خَيْرًا لَهُمْ ۖ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَهُمْ ۖ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُوا بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۗ وَلِلَّهِ مِيرَاثُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

"Jangan sekali-kali orang-orang yang kikir dengan apa yang diberikan Allah kepada mereka dari karunia-Nya, mengira bahwa kikir itu baik bagi mereka, padahal kikir itu buruk bagi mereka. Harta yang mereka kikirkan itu akan dikalungkan di lehernya pada hari Kiamat. Hanya milik Allah warisan yang ada di langit dan di bumi. Allah Mahateliti atas apa yang kamu kerjakan."  (Q.S. Ali Imran 3 :180)

2. Boros. 
Boros juga bukan hanya dalam hal materi. Tapi dalam hal waktu, waktu yang diberikan Allah dipergunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Juga boros dalam omongan, banyak menggunjingkan orang lain atau mengomel tidak terkendali. 


وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُولَةً إِلَىٰ عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُومًا مَحْسُورًا. إِنَّ رَبَّكَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ ۚ إِنَّهُ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيرًا بَصِيرًا

"Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan jangan pula engkau terlalu mengulurkannya (sangat pemurah) nanti kamu menjadi tercela dan menyesal. Sungguh, Tuhanmu melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasi bagi siapa yang Dia kehendaki; sungguh, Dia Maha Mengetahui, Maha Melihat hamba-hamba-Nya."  (Q.S. Al Isra : 29-30)

3. Dengki. 
Dengki artinya senang melihat orang lain susah dan susah melihat orang lain senang. 
Kita tidak boleh merasa dengki karena setiap orang akan diuji dengan kebaikan dan keburukan. 

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami." (Q.S. Al Anbiya 21 : 35)

Rasul bersabda, " Jauhi olehmu dengki, karena akan memakan segala kebaikan seperti api yang memakan kayu bakar." (H.R.Abu Daud)

Semoga kita bisa selalu istiqomah untuk menghindari hal-hal yang akan membuat kita menjadi kufur nikmat, agar kita bisa selalu bersyukur kepada Allah dan kebahagiaan akan menghampiri kita dengan sendirinya.. Aamiin yaa Rabbal Alaamiin.. 


Sumber : 
Kajian Majelis Percikan Iman
Ust. Aam Amiruddin, Lc


Copyright © 2015 Catatan Kajian Majelis Taklim Bandung
| Distributed By Gooyaabi Templates